>○<
Yoko meruntuk kesal ketika ia melihat ruam di lengannya belum hilang meski ini sudah menginjak hari ke dua setelah kejadian malam erotis nan mengerikan itu.
Padahal hari ini ia harus tampil menjadi seorang Lilyth di seluruh pasang mata mahasiswa kelasnya yang sudah menunggu giliran kelompok satu memamerkan hasil latihan mereka sebulan lamanya.
Yoko sudah tampak manis dalam balutan dress berwarna putih dengan hiasan kacamata besar yang bertengger di hidungnya. Tapi, ia harus terus-terusan melirik pada lengannya yang masih memiliki ruam dan tengah ia coba menutup itu menggunakan foundation.
Faye sudah menunggunya di luar dan gadis itu justru tengah meruntuk-runtuk karena ruamnya begitu sulit untuk di sembunyikan.
"Dasar kak Faye" ujar si gadis cantik bertubuh mungil ketika akhirnya ia berhasil menutup kedua lengannya yang ruam dengan foundation setelah beberapa saat.
Ketika ia berlari dengan sebuah tas kecil yang dicantolkan di salah satu pundaknya, ia bisa melihat Faye mengganti mobil dengan.. mobil siapa itu? Pikir Yoko ketika ia melihat sebuah mobil nissan berwarna merah menyala.
Berusaha mengabaikan mobil berwarna mencolok itu, Yoko kemudian membuka pintu penumpang untuk mendapati Faye dalam balutan dress mewah berwarna hitam yang membingkai tubuh cantiknya dengan sempurna.
"Masuk. Nanti ketahuan papa kamu"
Yoko mengerjap sebelum kemudian masuk ke dalam mobil lantas memasangkan sabuk pengaman dengan baik "Udah bisa duduk nyaman sekarang?" ujar Faye ketika ia mulai mengemudi dengan pelan.
Yoko mengangguk "Iya. Kayaknya aku udah mulai terbiasa digempur jadi nggak kayak pas pertama sakitnya sampai seminggu" timpal si cantik seraya merogoh isi tas kecilnya dan mengeluarkan permen.
"Kakak mau?" ujar Yoko seraya menyerahkan satu permen yang sudah terbuka pada Faye yang melirik sebentar ketika mobil mereka berhenti karena kemacetan.
Wanita cantik itu mendekat lantas menarik dagu Yoko dengan lembut "Mau yang di dalam mulut kamu" ujarnya seraya menutup jarak di antara mereka berdua.
Faye mencium Yoko dengan dalam dan hangat, di antara suara-suara bising kendaraan yang bahkan sudah mulai tidak terdengar karena Yoko hanya bisa merasakan kehangatan isi mulut Faye sekarang.
Saat Faye menjauh, gadis itu terkekeh karena permen di dalam mulutnya hilang "Nyulik aja" protesnya meskipun ia suka.
"Kakak bisa kasih lagi kalau kamu mau" ujar Faye seraya mendekat dan mengamit kembali dagu Yoko tapi si gadis cantik justru menahan pipi Faye dengan telunjuknya "Maju" titah si bocah kecil pada dosen cantiknya yang terkekeh.
Yoko tersenyum saat ia bertemu dengan Marissa di lorong kampus. Gadis itu tampak manis dalam dress berwarna merah yang begitu mencetak tubuhnya yang cantik. Tapi, kesan makeup yang ia kenakan tampak sangat dewasa dan juga terlihat lebih tajam sehingga ia pantas menjadi sosok Eve yang akan menjadi lawan Sloane dengan Lilyth.
"Ih?! Kok lucu banget" komentar Marissa pada sobatnya yang mengenakan setelan berwarna putih yang bersih dan cantik.
Yoko terkekeh ketika Marissa memeluknya gemas seraya memutar tubuh kecil gadis itu sesaat. "Yoko pacarku kalau kamu lupa"
"Eh?" Marissa melirik cepat pada sosok wanita cantik yang tampak tinggi di atas high heels yang ia kenakan yang dipadu padankan dengan dress cantik terbuka di tubuhnya.
Wanita itu tampak glamour dengan perhiasan minim serta makeup yang setara dengan karakter yang akan ia perankan.
Marissa bahkan tak bisa bereaksi ketika ia melihat sosok Faye yang tak terlihat seperti Faye pada hari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eldest One [FayeXYoko]
Teen Fiction"Mencintai secara tepat di waktu yang terhambat" -Yoko Apasra