>○<
Sudah Yoko bilang bukan? Dirinya sedang berada di dalam kegalauan antara waras atau tidaknya dirinya karena perlakuan Faye dan dirinya yang semakin intim.
Belakangan ini, mereka sering menghabiskan waktu bersama. Dari mulai melukis bersama, jalan-halan ke taman, berburu kuliner, bahkan makan malam bersama.
Yoko yakin kedekatan keduanya ini sudah lebih dari sekedar kedekatan antara dosen dan murid dan melainkan menjurus ke arah yang lain. Tapi, Yoko belum tahu hubungan keduanya ini menjurus pada apa. Entah itu pertemanan, atau percintaan.
Eh? Apa? Percintaan?
Yoko rasa dirinya sudah benar-benar gila sekarang.
Dengan kesal, Yoko menghempaskan napas sebelum kemudian terduduk di sisi lapang yang tertutup oleh pohon rindang.
Di kejauhan, ia bisa melihat sobatnya sedang melakukan lari tes maraton seperti yang sudah dilakukan dirinya beberapa menit yang lalu dan ia terkekeh ketika melihat wajah cantik nan putih milik Marissa jadi tampak berantakan serta memerah sekarang.
Tangan Yoko terulur pada Marissa yang berhenti di depannya, memberikan satu botol air mineral dingin pada sobatnya "You're the best" ujar Marissa dengan napas terengah-engah.
Yoko tersenyum seraya menggeser "Kenapa pula harus ada olahraga di jurusan seni sastra? Aku nggak ngerti" protes gadis di sampingnya sambil memijit-mijit kakinya sendiri.
Sekali lagi, Yoko terkekeh "Aku juga nggak ngerti" gadis itu kemudian membuka kuciran rambutnya untuk membenarkan itu karena sudah tak jelas.
"Btw, nanti sore aku mau jalan-jalan ke time zone sama Ize. Kamu mau ikut?"
Yoko melirik pada sobatnya lantas kemudian memicingkan pandangan "Untuk dijadikan bahan bully karena aku jomblo, kan?" tebak Yoko yang langsung membuat Marissa tertawa lepas karenanya.
Dengan geli, Marissa menutup bibirnya yang sedari tadi mengeluarkan tawa sebelum kemudian menyender pada pohon yang tak jauh dari mereka berdua "Kenapa nggak ngajak Miss Faye?"
Dengan sebal, Yoko memutar bola mata "Jangan ngaco deeeh. Masa kalian pacaran aku sama dosen? Nggak lucu"
Merasa geli dengan sobatnya, Marissa kemudian menjawil pipi tembam milik Yoko sesaat "Kalian itu udah kelihatan kayak pasangan lagi kasmaran tahu. Kemana-mena berdua mana pegangan tangan pula"
"Ck!" Yoko mendecak, memotong perkataan Marissa yang sepertinya belum tamat. "Anggap aja sekarang kita berteman. Sesama teman biasanya seperti itu, kan? Kita juga begitu" elak Yoko.
Marissa mengangguk-angguk meski bibir bawahnya maju seolah tengah mengejek "Nggak papa kalau lebih dari temen juga. Kalian cocok kok"
Yoko menggeleng "Mana mungkin kan Miss Faye suka sama bocah?"
"Kata siapa?"
Deg!
Yoko mendengar ke arah suara, tepatnya di belakang pohon yang sedang disenderi oleh dirinya dan Marissa.
Ada Faye di sana, tengah memasukkan salah satu tangannya pada saku celana berwarna biru tua dan menggenggam minuman segar di tangan yang lain.
Wanita cantik itu melangkah perlahan sebelum kemudian menyerahkan minuman segar itu pada Yoko "Capek?" ujarnya setelah memastikan tutup botol yang ia serahkan sudah terbuka.
Yoko menjilat bibirnya yang kering lantas menerima botol berisi minuman berenergi itu dengan segera "Terimakasih" ujar Yoko.
Gadis cantik bertubuh mungil itu kemudian berdiri untuk menyesuaikan tinggi mereka yang berbeda jauh. "Ngomong-ngomong, Miss kenapa ke sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eldest One [FayeXYoko]
Teen Fiction"Mencintai secara tepat di waktu yang terhambat" -Yoko Apasra