17

4.3K 332 35
                                    

>○<

Yoko menatap pada kekasihnya di kejauhan yang tengah menunggu ia mempresentasikan lukisan di atas panggung berukuran sedang yang disimpan di tengah-tengah aula sebuah mall yang ramai.

Kontes melukis sudah berlangsung selama 2 jam lamanya, dan kini Yoko tinggal menunggu giliran dipanggil untuk mempresentasikan hasil lukisannya barusan.

Meski Yoko tak yakin kalau hasil lukisannya akan lebih baik dari kontestan yang lain, ia tetap mengangkat dagu dengan percaya diri ketika nomornya dipanggil.

Dengan jantung berdebar cepat, Yoko melangkah gontai menaiki panggung yang sudah disediakan microphone di atasnya.

Meski isi dadanya berdebaran cepat, Yoko tersenyum sebelum kemudian memamerkan hasil lukisannya ke hadapan semua orang.

Yoko bisa melihat Faye tersenyum bangga di kejauhan dan nyatanya itu sudah cukup untuk membuat hatinya merasa lega atas kerja kerasnya selama satu setengah jam yang lalu.

Yoko mengambil napas panjang sebelum membenarkan microphone yang terlalu tinggi untuknya. "Lukisannya sederhana. Hanya seorang perempuan yang tengah menatap pada luasnya lautan yang membentang di kejauhan dikala langit tengah tampak temaram" Yoko menjeda ucapannya untuk tersenyum.

"Tapi, jika kalian memperhatikan dengan baik, di dalam lukisan ini bukan hanya ada satu orang wanita. Melainkan dua orang. Dan orang yang kedua adalah seseorang yang tengah ia rindukan. Maka dari itu ia hanya berbentuk sebuah bayangan saja"

"Alasan kenapa saya menggambar ini hanyalah karena saya tengah merindukan teman masa lalu saya yang kini sudah tiada. Dan saya menggambarkan ini untuk dia" Yoko menunduk di akhir kata ketika ia sudah mendeskripsikan semua bagian dari gambarnya.

Gadis cantik bertubuh kecil itu kemudian turun dari panggung lantas berlari ke arah Faye yang tersenyum bangga padanya. "That was awesome" ujar Faye ketika Yoko memeluknya.

Dengan lembut Faye mengacak pucuk kepala milik kekasihnya dan mengangkat sebelah tangan untuk meminta high five yang langsung dibalas si bocah dengan semangat.

"Bagus?" ujar Yoko dengan mata membulat karena semangat.

Faye tersenyum lebar sambil mengacungkan jempol "Kamu sudah melakukan yang terbaik. Kakak bangga"

Yoko terkekeh "Makasih"

Masih dengan senyum, Faye kemudian menggenggam jemari Yoko yang sebagiannya terkotori oleh cat dan wanita cantik itu tertawa saat melihat jemari lentik milik kekasihnya kotor "Hahahaha Yooo, kamu ini" ujar Faye dengan geli seraya merogoh isi kantung celana yang ia kenakan lantas mengambil satu wadah kecil berisi tisu basah.

Faye memang memiliki kebiasaan kecil berupa mengambil peralatan kesehatan di dalam sakunya. Saku celananya sudah biasa diisi oleh sewadah tisu basah serta beberapa plester untuk jaga-jaga.

Wanita cantik itu juga terkadang menyantolkan obat tenggorokan dan hand sanitizer di celananya. Dan nyatanya, kebiasaannya itu begitu membantu.

Dengan telaten, Faye membersihkan satu persatu dari kelima tangan kiri milik Yoko yang dipenuhi dengan cat. Gadis kidal ini bahkan sampai tak sadar bahwa kuku-kukunya dipenuhi oleh polesan cat berwrana-warni hingga membuat kukunya kotor sekarang.

"Sepertinya harus potong kuku" ujar Faye pada kekasihnya sambil mengangkat tangan kiri milik Yoko yang kukunya tak kunjung bersih.

Yoko cemberut "Sayang banget. Padahal udah panjang dan lucu" ujar gadis itu seraya berusaha membersihkan kuku miliknya yang masih kotor.

The Eldest One [FayeXYoko]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang