>○<
Setelah mendapati puzzle yang ia rakit sedari tadi tak tamat-tamat, Yoko melipat tangannya di dada karena mulai bosan dengan segala hal yang tengah mereka lakukan sekarang.
Yoko bisa melihat kekasihnya dengan sabar mencari bagian-bagian dari puzzle untuk meneruskan permainan tapi dirinya sudah sangat bosan hingga memutuskan untuk mengambil ponselnya dan bermain-main dengan sosial media.
"Bosan?" ujar Faye ketika ia menemukan Yoko tengah bermain ponsel.
Tak ingin berbohong, gadis cantik bertubuh mungil itu kemudian mengangguk mengiyakan "Gimana kalau sambil main never have I ever?" usul Yoko pada Faye yang mengangguk setuju.
"Boleh saja" ia kemudian mengeluarkan ponsel miliknya dan memesan makanan "Supaya nggak ngantuk aku pesen cemilan"
"Sure. Permainannya mau dimulai dari siapa?"
"Kamu aja" ujar Faye setelah menaruh ponselnya di atas meja, memberi contoh pada kekasihnya yang langsung mengikuti.
Yoko memajukan bibirnya sesaat "Pernah nggak suka sama murid selain aku?"
Faye mengerutkan kening cepat-cepat "Seriously?" ujar Faye tak percaya dan Yoko hanya bisa mengangguk mengiyakan. Memberi tanda pada kekasihnya bahwa apa yang ditanyakan olehnya barusan merupakan pertanyaan yang memang ingin ia sampaikan.
Faye melipat tangannya di dada sekilas lantas menegapkan tubuhnya yang sedari tadi bungkuk karena terlalu fokus merakit puzzle "Enggak" jawab Faye dengan suara yang lantang dan percaya diri.
Yoko memicingkan mata "Yakin?" ujarnya tak percaya.
Faye menaikkan alisnya sekejap "Kalau sama murid enggak. Tapi mungkin sama dosen lain pernah"
"Eh?"
"Tapi itu bukan pertanyaanmu kan?" ujar Faye menggoda "Giliranku sekarang" ujar wanita cantik itu seraya menyerahkan beberapa potong puzzle pada kekasihnya agar gadis itu membantu.
"Pernah nggak suka sama seseorang?"
Yoko memajukan bibirnya sesaat ketika ia menatap lekat-lekat pada potongan puzzle di hadapannya "Mungkin. Tapi nggak pernah suka yang menjurus ke hubungan romantis kayak gini ya. Aku lebih ke kayak kagum sih daripada suka"
"Giliran kamu" ujar Faye memberikan izin.
Suara ketukan dari luar booth membuat Yoko yang hampir mengucapkan pertayaannya tak jadi berucap. Gadis cantik itu kemudian melirik pada seorang pemuda tampan yang memiliki tubuh tegap tengah berdiri di luar.
Lelaki itu memegang nampan di atas tangannya dan Yoko tersenyum seraya berdiri untuk membukakan pintu kaca sebagai izin untuk masuk pada pelayan tampan itu.
"Silahkan dinikmati" ujar si lelaki setelah ia lebih dulu menyimpan dua mangkuk biskuit serta masing-masing satu piring berisi mentega dan dua gelas.. apa itu wine?
Yoko memicingkan mata pada kekasihnya ketika ia melihat dua gelas anggur merah di hadapan keduanya. Gadis cantik itu kemudian menutup pintu setelah sepeninggal si pelayan hanya untuk melipat tangan di dada dan menatap dengan pandangan memicing pada kekasihnya.
"Alkohol?" ujar si cantik dengan nada tenang.
Faye mengeleng "Hanya jus anggur biasa" jawab wanita cantik itu dengan lugas.
Masih dengan mata memicing tidak percaya, Yoko mendekat ke meja lantas mengendus isi gelas untuk membuktikan bahwa minuman itu tak beralkohol dan Yoko mengangguk saat mengetahui kalau Faye memang mengucapkan kebenaran barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eldest One [FayeXYoko]
Teen Fiction"Mencintai secara tepat di waktu yang terhambat" -Yoko Apasra