8

5K 429 46
                                    

>○<

Yoko tersenyum saat ia melihat mobil Faye sudah menunggu di depan gerbang rumahnya. Gadis cantik bertubuh mungil itu kemudian mengikat sepatunya dengan cepat sebelum akhirnya berlari kecil menuju kursi penumpang.

"Halo" sapa Faye ketika Yoko duduk di sampingnya.

Yoko tersenyum sesaat, gadis cantik itu bergerak lembut ketika memasang sabuk pengaman "Aku kira kakak nggak akan jemput"

Yoko bisa melihat alis rapi milik Faye terangkat satu "Kan kakak udah bilang kalau kakak bakal jemput kamu. Gimana sih?" ia protes sambil memajukan bibir ketika mendumel karena bocah kecil itu tak mempercayai ucapannya.

Yoko terkekeh seraya mengulurkan tangan untuk menggenggam jemari panjang milik Faye yang disimpan di atas persneling "Nggak usah mendumel. Jelek" jemari Yoko bergerak pelan untuk mengusap tangan milik si dosen cantik sehingga wanita cantik itu cepat-cepat melepaskan tangan mereka dan kembali memegang setir ketika berbelok.

"Kamu udah sarapan?" ujar Faye dengan suara lembutnya.

Yoko menggeleng "Aku baru aja beres mandi. Terus pas lihat ke luar jendela setelah pakai baju ternyata ada mobil kakak. Jadi nggak sarapan dulu karena takut kakak nungguin lama" jelas si bocah kecil sambil lalu membenarkan ransel yang ia simpan di atas paha.

Tangan Faye terulur guna mengambil ransel di atas paha Yoko dan menyimpan itu di kursi belakang "Kelas mulai jam 10 kan?"

Yoko mengangguk "Iya. Kan kelas kakak"

Faye mengerutkan kening "Tugasnya udah?"

Yoko membelalak "IH?! KETINGGALAN!"

Faye mendengus saat mendengar gadis di sampingnya panik. Wanita cantik itu kemudian memutar mobilnya kembali agar mereka bisa mengambil kanvas milik si bocah kecil pelupa di sampingnya yang masih tampak panik.

"Kalau pulang lagi nggak akan keburu sarapan kak" ujar Yoko.

Faye memiringkan kepalanya ke satu sisi "Kita bisa sarapan di mobil. Drive thru aja ya? Biar cepet"

Seolah diingatkan kalau sekarang zaman sudah moderen dan mereka bisa memesan makanan tanpa harus duduk di restoran, Yoko kemudian mengangguk mengiyakan.

"Kak?"

"Hmm?"

Yoko menggigit bibirnya sekejap. Sebenarnya, Yoko ingin sekali mengutarakan apa yang ada di dalam pikirannya semenjak semalam. Tentang dimana hubungan keduanya tidak terucap dengan jelas meski sekarang keduanya sudah bertingkah seperti sepasang kekasih. Tapi, Yoko terlalu ragu untuk menanyakan dan atau bahkan memastikan.

"Nggak jadi kak" ujar gadis cantik bertubuh mungil itu hingga membuat Faye melirik padanya.

"Kenapa?" tangan Faye terulur guna mengamit pipi berisi milik Yoko dan menahan wajah si cantik ketika ia menghentikan mobil di depan rumah Yoko.

Dengan pelan namun menekan, Faye menarik wajah Yoko mendekat padanya sehingga mereka hanya tersisa beberapa senti saja "Kenapa?" ujar Faye tanpa ingin melepaskan jemarinya yang mengukung pipi-pipi menggemaskan milik Yoko.

Yoko tak benari membalas tatapan dari si dosen cantik. Apalagi dalam jarak se dekat ini. Yoko bahkan yakin bahwa sekarang pipinya tengah memerah, tapi ia tetap mencoba untuk kukuh pada pemikirannya agar tidak menanyakan tentang hubungan mereka yang belum jelas hingga sekarang.

Dengan pelan, Yoko menepis jemari milik Faye dari wajahnya "Nggak kenapa-napa" ia tersenyum "Aku masuk dulu ya? Takut kesiangan" gadis itu kemudian melepaskan sabuk pengaman sebelum akhirnya loncat dari kursi balik kemudi dan berlari kecil menuju kamarnya untuk membawa kanvas berisi tugas dari Faye yang harus dikumpulkan hari ini.

The Eldest One [FayeXYoko]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang