46

4.2K 347 163
                                    

>○<

"Kak..."

Faye tak bergerak ketika Yoko melutut di depannya. Gadis cantik itu menatap semua luka di lengan kirinya yang secara sadar dibuat oleh Faye sendiri.

Menurut Faye, luka itu tak seberapa. Toh, itu hanya sayatan-sayatan kecil saja. Itu bahkan sudah tak lagi mengeluarkan darah seperti semula. Tapi, saat ia melihat Yoko mengusapi bekas kemerahan di lengannya, hati Faye menghangat sekarang "Tolong.." bisik Yoko pelan "Tolong jangan lakuin ini lagi. Aku mohon"

Faye bisa melihat kelopak mata milik Yoko digenangi oleh air, bibir tipis gadis cantik itu bergetar ketika ia menatap pada Faye dengan seksama "Please stop"

Dengan cepat, Faye ikut turun dari kursi lantas membawa gadis cantik itu ke dalam dekapan "It's okay.. Kamu nggak harus merasa bersalah. Itu keputusan yang kakak ambil dalam keadaan sadar meski memang sedang tak baik-baik saja" jemari Faye mengusap pelan punggung Yoko yang dibalut oleh baju tidur, ia meremasnya sesekali "Aku minta maaf" ujar Yoko di antara tangisnya.

"Ssshhh" dengan pelan namun pasti, Faye melepaskan pelukan mereka dan mengusap air yang jatuh dari kelopak mata milik kekasihnya "It's okay.. Sekarang kan kakak sudah sama kamu lagi. Kakak udah hidup tanpa harus diingetin dengan cara seperti ini lagi kan?" suara Faye terdengar begitu lembut dan khidmat, wanita cantik itu tersenyum seraya membingkai pipi Yoko di antara jemarinya "Boleh kakak cium?"

Yoko terisak sesaat "Janji nggak gitu lagi?" ujarnya di antara napasnya yang masih tersenggal.

Faye mengangguk sebelum kemudian menutup jarak di antara mereka dengan ciuman lembut.

Faye tak berani menyeruakkan lidah lantas mengabsen gigi-gigi milik kekasihnya seperti biasa, ia hanya membiarkan bibir mereka menempel satu sama lain sebelum kemudian memisahkannya setelah itu.

"I love you" bisik Faye.

"Love you too" jawab si cantik bertubuh mungil sebelum kemudian menubruk tubuh besar Faye dan memeluknya erat.

"Ini kita jadi makan malam kan?" ujar Faye ketika mereka sudah berpelukan dalam jangka waktu yang cukup lama.

"Suapin" ujar Yoko yang langsung dijawab Faye dengan kekehan "Okay. Tapi bangun dulu" jawab si dosen cantik.

Yoko menggeleng "Nggak mau"

"Ya terus gimana?"

"Makan di pangkuan kakak sambil di suapin"

Faye terkekeh "Untung aja di dalam kamar hotel ada mama kamu, bocah"

"Kalau enggak?"

"Biasa" goda Faye seraya mengangkat tubuh ringan Yoko ke dalam dekapan.

"Nggak bisa jalan seminggu?" tanya si bocah kecil yang kini tengah menyantol bak anak koala pada ibunya.

Faye menyunggingkan senyum sedikit "Well, dan lain sebagainya" ujar Faye ketika ia terduduk dengan Yoko di atas pangkuannya.

"Gamau ah. Kakak serem. Nggak jadi di suapin" ujar si cantik bertubuh mungil seraya beranjak dari pangkuan Faye yang terkekeh karenanya.



>○○○○○<



Faye mengerang saat ia merasakan sesuatu menyapu hidungnya. Itu lembut dan wangi, tapi itu sangat mengganggu karena Faye masih mengantuk.

Wanita cantik itu merengek kecil "Ngggg" ujarnya tak jelas ketika ia membuka mata untuk menemukan Yoko tengah menemplok di atas tubuhnya yang tertidur di atas ubin hotel hanya dengan alas selimut.

The Eldest One [FayeXYoko]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang