>○<
Yoko terbangun saat merasakan kecupan lembut di pucuk kepalanya. Gadis itu kemudian membuka mata dengan perlahan sebelum tersenyum ketika merasakan tubuh empuk Faye masih berada di bawah tindihannya.
Yoko tak percaya bahwa kekasihnya tak memindahkan ia setelah dirinya terlelap. Bagaimana mungkin wanita cantik itu bisa terlelap nyenyak ketika ada Yoko di atas tubuhnya?
Yoko terkekeh sebentar sebelum akhirnya turun dari atas tubuh si dosen cantik "Mownin" ujar Yoko dengan suara serak.
Faye tersenyum lantas mengukung kekasihnya ke dalam pelukan "Morning baby" jawab Faye sambil lalu menghujani kekasihnya dengan ciuman bertubi di keningnya.
"Hari ini kita mau ngapain kak?" Yoko mendorong wajah Faye yang hampir saja mencium bibirnya.
"Entah. Kamu ada ide?"
Yoko memajukan bibirnya sesaat "Kalau latihan melukis di alam gimana? Aku kan besok kompetisi?"
Faye mengangguk "Boleh aja. Kakak nggak keberatan. Tapi masa seharian mau ngelukis doang?"
"Aku nggak ada ide lagi selain itu. Kakak ada?"
Faye memajukan bibir seraya menyingkirkan anak rambut yang menghalangi paras cantik kekasihnya "Mau kenalan dengan anak kakak?"
"HAH?! KAKAK UDAH PUNYA ANAK? TERUS KENAPA KITA PACARAN KALAU KAKAK UDAH PUNYA SUAMI?!" dengan kesal, Yoko menghentakkan diri dari tubuh Faye dan memukul kekasihnya menggunakan bantal.
"Aduh! Sayang, sayang dengerin dulu" dengan sekuat tenaga, Faye mengukung tubuh Yoko dan menindihnya di bawah tubuh dirinya hingga gadis bertubuh mungil itu tak lagi berontak.
"Dengerin dulu" ujar Faye setelah ia menahan kedua lengan Yoko dengan salah satu tangannya di atas kepala milik si gadis bertubuh mungil "Anak kakak namanya Sunny. Dan dia bocah berbulu"
Ekspresi Yoko yang awalnya dipenuhi dengan amarah tiba-tiba berubah menjadi heran hanya dalam hitungan detik saja "Bocah berbulu?" alis milik gadis bertubuh mungil itu mengkerut dalam.
"Seekor anjing"
"YA TUHAN KAKAK" Yoko menjerit seraya memberontak dari kukungan Faye yang kuat.
Merasa tangannya tak bisa lepas dari kukungan Faye, Yoko akhirnya menyerah dan cemberut "Kakak ini bisa nggak sih nggak nyebelin sehariiii aja" ujar Yoko seraya menggeliat, masih mencoba melepaskan diri dari jemari Faye yang mengukungnya.
"Kak. Lepasin" ujar Yoko seraya menggerakkan tangannya, memberikan tanda pada lengannya yang ditahan hanya dengan satu tangan oleh Faye.
"Let me kiss you" ujar Faye seraya menunduk guna menempelkan kening mereka berdua.
Yoko membelalak. Ia belum sikat gigi "No. No. Kak. Enggak ya"
Faye tak peduli dan justru menempelkan hidung keduanya "Please" bisik Faye sebelum kemudian menyatukan bibir mereka berdua dengan pelan.
Yoko tak berani membalas ciuman Faye, tapi wanita cantik itu memiringkan kepala dan membuka mulutnya hingga Yoko bisa merasakan hisapan lembut di bibir bawahnya.
Ketika Faye menarik diri dengan pandangan memprotes, Yoko menatapnya dengan amarah "Nggak mau cium kakak?" Faye menekan lengan Yoko dengan keras dan menahan pipi milik si gadis cantik bertubuh mungil hingga Yoko tak bisa bergerak lagi.
"Kak.." ujar Yoko ketika Faye kembali mendekat padanya "Aku belum sikat gigi"
Faye terkekeh kecil sebelum kemudian menutup jarak di antara mereka dengan acuh. Dengan lancang, wanita cantik itu mengigit bibir bawah milik Yoko dan menghisapnya lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eldest One [FayeXYoko]
Teen Fiction"Mencintai secara tepat di waktu yang terhambat" -Yoko Apasra