45

3.7K 333 145
                                    

>○<

Faye terkekeh saat ia melihat Yoko mengerutkan kening ketika wanita cantik itu sudah tiba-tiba berada di depan pintu kamarnya yang terbuka beberapa saat lalu.

Gadis itu sudah tampak manis dalam balutan baju tidur berwarna merah muda dan ia sudah terlihat begitu siap untuk meninggalkan dunia ke alam mimpi.

"Ngapain?" ujar gadis itu dengan nada memprotes yang tepat.

Faye menunjuk Phia Fah yang melipat tangan di dada dengan wajah murung "Boleh masuk kan?" ujar si dosen cantik pada kekasihnya yang menggeleng.

"Astaga kakak" ia mendesah kecil "Aku itu berucap sarkastik loh sama kakak. Masa nggak ngerti?" ia mengeluh seraya mengurut kening di akhir kata sehingga membuat Phia Fah yang menyaksikan sepasang kekasih beda generasi ini tertawa lembut di belakang punggung tinggi milik si dosen cantik.

Faye mendecak "Oh? Jadi kakak boleh masuk tanpa Phia Fah?"

"BUKAN ITU!" dengan kesal, kini Yoko melipat tangan di dada "Kakak belum boleh berada di radius kurang dari 1 meter dari aku kecuali kalau aku yang bolehin"

"Eh?" Faye mengerutkan kening heran "Padahal kakak nggak rabies loh, Yoo"

Faye bisa melihat kekasihnya hampir tertawa, tapi gadis menggemaskan itu justru mengerucutkan bibirnya sekarang "Selama belum aku bolehin buat deket-deket, kakak nggak bisa deketin aku"

Faye cemberut "Jadi kakak tidur sama mama kamu, gitu?"

"Jangan gila!" Phia Fah akhirnya bersuara "Siapa juga yang ingin satu kamar dengan perempuan tak waras seperti kamu?!" imbuh wanita cantik itu kemudian.

Sepertinya ia ada dendam kesumat pada Faye yang selalu saja bertingkah tak senonoh hanya karena dirinya menyukai dosen cantik itu secara romantis.

Yoko terkekeh sedikit "Mau bikin adek buat aku kah?" goda Yoko pada ibundanya yang merinding seketika.

Phia Fah mengambil jarak dari Faye "Mama nggak ngerti. Kenapa pula kamu bisa pacaran sama orang kayak dia"

Dengan geli, Yoko terkekeh "Aku juga nggak ngerti kenapa mama suka sama pacarku"

Faye, yang berada di antara dua kubu hanya bisa memperhatikan keduanya dengan ekspresi datar sekarang.

"Mama tidur sama aku aja ya?" ujar Yoko pada ibundanya yang mengangguk guna menjawab.

"Kenapa kakak nggak tidur sama kalian aja sih?" protes Faye bak bocah kecil yang tak diberikan permen.

"Boleh, ikut aja. Tapi di bawah" ujar Yoko dengan kejam dan Faye hanya mendengus ketika mendengarnya.

Dengan pasrah, Faye terduduk di atas lantai yang sudah ditutupi oleh selimut. Wanita cantik itu bahkan tak diberi bantal oleh Yoko atau Phia Fah, tapi.. daripada pesan kamar untuk sendiri, lebih baik seperti ini.

Faye bahkan rela jika ia harus tidur di dalam kamar mandi untuk membujuk kekasihnya yang masih merajuk "Mau makan bersama?" ujar Yoko pada Faye dan Phia Fah yang tengah memeluk bantal.

Faye memajukan bibirnya sesaat "Mending makan di kamar. Kalau ke kantin hotel hidangan jam segini udah tinggal sisa orang lain doang. Jadi lebih baik pesen makanan baru biar masih hangat dan enak"

Yoko mengangguk menanggapi Faye yang menyender di dinding dekat toilet. Sebernarnya, Yoko ingin tertawa ketika melihat Faye duduk seperti anak anjing yang terbuang. Tapi ia ingin menghukum dosen cantik itu karena membuat hatinya hancur beberapa saat lalu, dan ia pikir, ini cukup sepadan.

"Ma?"

Phia Fah menggeser agar ia bisa duduk di sisi kasurnya yang terpisah tak jauh dari kasur Yoko "Mama lagi diet. Asupan kalori udah pas. Kalian aja makan berdua"

The Eldest One [FayeXYoko]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang