38

3.4K 354 122
                                    

>○<

Dengan perasaan gugup yang hinggap di dalam dada, Yoko keluar dari dalam mobil bmw milik Faye lantas mengikuti langkah kekasihnya menuju restoran megah dengan nama Mahardika di atasnya.

Restoran yang katanya begitu fenomenal karena didirikan di tempat sempit namun terlihat ciamik itu terlihat ramai dari luar.

Ada beberapa puluh kendaraan yang terparkir rapi serta antrian pesanan take out di cafe Kai yang beberapa saat lalu ikut digabungkan dengan Mahardika resto.

Secara lembut, Faye menuntun Yoko untuk memasuki ruangan yang terasa hangat dan ramai.

Ada musik indie yang terdengar pelan dari setiap sudut-sudut ruangan. Tak terdengar begitu keras hingga mengganggu, tapi itu mengalun indah hingga membuat suasana semakin hangat dan ramai.

Dengan pelan, Faye menuntun Yoko ke lantai atas sebelum kemudian mereka terduduk di sebuah meja yang sepertinya sudah dipesan.

Yoko bisa melihat Faye mengerutkan kening "Loh? Katanya mama sudah sampai?" ia bergumam pada dirinya sendiri. Wanita cantik itu menarik satu kursi lantas mempersilahkan Yoko untuk terduduk di sana sebelum kemudian ia terduduk di samping si gadis cantik bertubuh mungil.

"Mungkin lagi di toilet" ujar Faye lagi-lagi menggumam terhadap dirinya sendiri tapi dengan suara yang cukup keras hingga dapat didengar jelas oleh Yoko.

Gadis cantik bertubuh mungil itu kemudian menyimpan ponselnya di atas meja seperti yang dicontohkan oleh Faye beberapa saat lalu "Oh ya. Phia Fah bilang kalau malam ini kamu bisa menginap karena dia akan membawa Folks pergi keluar"

Yoko mengerutkan kening "Kakak beneran manfaatin perasaan mamaku ternyata" ia bergerak tak nyaman dari kursinya. Tiba-tiba merasa jengah terhadap perlakuan Faye yang mulai berubah begitu posesif terhadapnya. Well.. sebenarnya ini bukan posesif, wanita cantik itu seolah memiliki obsesi terlebih pada Yoko dan Yoko mulai merasa tak nyaman dengannya.

"Kak" bisik Yoko dengan pelan namun dalam.

Faye melirik dan menatap Yoko dalam-dalam "Aku tahu kalau kakak suka berduaan sama aku" ia memulai dan Faye mendengarkan dengan seksama "Aku juga gitu kok" gadis itu tersenyum sekejap sebelum melanjutkan "Tapi.. memanfaatkan perasaan mama untuk mendapatkan izin dari beliau bukan hal yang pantas" ia memelankan kalimat terakhirnya sehingga Faye mendekat "Itu sudah termasuk obsesi yang berlebihan"

Faye mendecak pelan "Tak apa. Obsesi secara berlebihan kakak kan hanya untuk kamu saja" bantah si dosen cantik.

Yoko menggeleng menolak "Kak.. Aku bukan suatu benda yang bisa kakak kukung selamanya. Aku memiliki keinginan, memiliki hak, dan memiliki jalan sendiri. Aku suka kalau kakak bersikap posesif dan cemburu atau terobsesi sama aku. Tapi kalau sampai seperti ini, aku rasa hubungan kita udah mulai nggak sehat"

"Halo.. Sudah lama menunggu?" Faye menutup kembali mulutnya yang sudah terbuka seolah ingin mendebat. Wanita cantik itu berdiri cepat ketika menyambut ibundanya yang tampak cantik dalam balutan pakaian sederhana "Hay ma" ia merentangkan tangan seraya memeluk tubuh berisi milik ibundanya.

Wanita senja itu terkekeh sedikit ketika Faye menciumi pipinya "Apa kabar?"

"Mama baik. Eh ada calon menantu" wanita cantik itu merentangkan tangan pada Yoko yang tersenyum seraya memeluk ibunda Faye sesaat.

Setelah membiarkan ibundanya terduduk, Faye kemudian menuntun Yoko untuk terduduk lebih dekat dengannya "Mama udah pesan?"

Si wanita senja mengangguk mengiyakan "Gimana kuliahnya nak?" ujar si wanita cantik dengan senyum kecil.

The Eldest One [FayeXYoko]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang