>○<
Faye melirik acuh pada ponselnya yang menjerit-jerit meminta perhatian. Wanita cantik itu tengah mengemudi sekarang, ada Yoko di sampingnya dan gadis itu tengah memeluk eskrim berukuran besar di kedua tangan sambil sesekali menjilatinya lembut.
Terkadang, kaki si bocah kecil yang tampak manis dalam balutan dress itu bergoyang karena senang dengan eskrim yang diberikan Faye secara cuma-cuma.
"Kak, ponselnya berisik dari tadi bunyi terus" ujar Yoko mulai merasa terganggu dengan gawai Faye yang tak henti bergetar.
Faye menarik persneling ketika wanita cantik itu berhenti di lampu merah sebelum melirik pada ponselnya yang tak henti mengganggu. Ada nama Engfa Waraha yang terlihat cukup jelas di layar ponselnya dan wanita cantik itu mematikan layar dengan cepat.
"Kok ditolak?" ujar Yoko seraya menghentikan kakinya yang bergoyang pelan.
"Nggak penting" tepat saat Faye selesai berucap, ponsel wanita cantik itu kembali bergetar dan ia dengan sadis kembali menolak panggilan tersebut.
Yoko mengerutkan kening "Kalau nggak penting, aku rasa dia nggak akan telepon berkali-kali ke kakak" bocah kecil itu kini menyimpan eskrimnya di atas dashboard ketika mengambil tisu untuk membersihkan sisi-sisi mulutnya.
Faye terkekeh sebentar "Itu minta di tempeleng atau apa? Kenapa eskrimnya disimpan di dashboard? Nanti mobil kakak kotor" Faye menarik persneling ketika ia mulai maju perlahan.
Yoko memeletkan lidah "Kakak nggak akan berani nempeleng aku"
Faye terkekeh seraya mengambil wadah eskrim milik Yoko dan merebutnya dari si bocah "Buat kakak ya?"
"Katanya cheat day masih lamaaa" ejek Yoko.
"Well, kakak kan bisa buang kalori malam ini sama kamu" ia mengedip di akhir kata sehingga membuat Yoko mendelik padanya.
"Hari ini kan aku harus pulang jam 8 malam. Kalau enggak nanti masa sita ponsel makin lama sama papa" ia cemberut di akhir kata.
"Well, kakak udah dapat solusinya" ujar si dosen cantik dengan nada congkak yang tepat sambil disertai dengan senyuman menyunggingnya yang khas.
Dengan alis mengkerut, Yoko sedikit memutar tubuhnya pada Faye "Apa?"
"Phia Fah" ujar Faye menyebutkan nama ibunda Yoko yang membuat ekspresi si cantik bertubuh mungil jadi semakin tersesat sekarang.
Dengan geli, dosen cantik itu menyerahkan ponselnya pada Yoko "Hubungi mama kamu lewat ponsel kakak. Kakak yakin dia bakal mengizinkan kamu untuk bermalam hari ini di rumah kakak"
Masih dengan kening mengkerut karena tak paham, gadis cantik bertubuh mungil itu mengambil ponsel Faye guna menghubungi ibundanya.
Tapi, saat ia menyalakan layar, ia mendapati banyak sekali pesan yang diabaikan si dosen cantik.
Dengan penasaran, Yoko mengintip semua pesan itu satu persatu tanpa membuka pop-out pesannya.
*-*
Engfa Waraha: Tolong angkat sebentar, aku ingin bicara.
Charlote Austine: Kenapa belakangan ini jarang berkunjung?
Amanda Jensen: Tolong luangkan waktumu, aku ingin bertemu.
Ariska Putri: Sebentar lagi aku pulang
Thanya: Aku bisa menunggu
Lux Sulax: Kupikir kamu sedang serius dengan Yoko
*-*
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eldest One [FayeXYoko]
Teen Fiction"Mencintai secara tepat di waktu yang terhambat" -Yoko Apasra