Hujan Di Bulan Mei

202 20 22
                                    

Kamu cantik!

Kamu cuek!

Kamu membuat ku dilema!!!

Irene. Irene Athena, nama yang membuatku bisa tersenyum hanya dengan mengingatnya. Rambut panjang berwarna hitam legam, khas belah sampingnya yang sering kali ia kibaskan membuat mata para kaum adam terpesona termasuk aku. Ya aku, Wendy Mahesa.

Teringat waktu pertama kali mata kita bertemu. Kamu turun dari mobil dengan sepatu kets celana jeans hitam dan baju putih dilapisi dengan cardigan abu-abu. Tanpa sengaja kamu menyenggol lenganku.

Maaf. Itulah satu kata yang mampu menyadarkanku dari lamunan saat mata ini menatap mata rusa milikmu. Seperti terhipnotis, rasanya aku enggan untuk sadar.

Tatapan yang beberapa detik tadi sempat terkunci akhirnya lepas saat kamu melewati ku dengan senyum kecil diujung bibirmu. Ya Tuhan betapa beruntungnya aku malam ini bisa bertemu dengan wanita seperti dirimu.

Aku tersenyum. Kemudian kulangkahkan kaki ini menuju tempat berpulang yang paling nyaman, yang ku sebut rumah.

Disepanjang jalan aku senyum-senyum sambil mengingat wajah sendumu.

Seminggu berlalu setelah kejadian itu. Seperti takdir sedang berpihak padaku. Sosok yang menghantuiku seminggu penuh ini hadir dengan tampilan yang berbeda.

Direktur. Ternyata dia yang akan menggantikan direktur yang lama di perusahaan ini. Dan aku akan menjadi sekretaris pribadinya. Jikalau ini mimpi, aku mohon jangan bangunkan aku dari mimpi indah ini Tuhan.

Aku tersenyum sekilas melihatmu dengan anggun dan elegannya kamu memakai setelan jas blazer berwarna navy masuk kedalam ruangan. Sungguh 180 derajat wanita ini sangat berbeda ketika di kantor, jiwa kepemimpinannya sangat menonjol, mata yang tajam hawa yang dingin sangat mendominasi. Wanita yang sangat berbakat ditambah visualisasinya yang buat jantungku sangat berdebar.

Mungkin kamu lupa tentangku. Ya aku sadar, mungkin disini akulah yang terlihat mengagumi seorang diri. Tidak masalah buatku setidaknya setiap hari aku bisa bersamamu Rin.

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, perasaan yang aku kira hanya sebatas mengagumi perlahan berubah semakin besar. Rasa ingin melindungi, rasa ingin bersama dan rasa ingin memiliki semakin membuncah di dadaku. Aku Wendy Mahesa sangat mencintaimu Irene. Itulah bagian terpenting yang harus kamu tahu.

Ingatan hari itu semakin jelas, saat engkau menangis terisak di pemakaman Ayah mu. Jujur, hatiku rasanya sakit melihatmu terisak seperti itu. Ingin rasanya kudekap dirimu. Namun aku tak ingin lancang. Tuhan maha tahu, menghadirkan sosok sahabat yang baik disampingmu. Joy, dia yang memelukmu dan menenangkanmu tepat dihari itu. Cukup rasanya aku melihat ketidakberdayaan mu dibalik sikap mu yang biasanya sangat berambisi.

Hari ini, 7 Mei 2023 tepat dua tahun aku menjabat sebagai sekretaris dan sekaligus sahabat mu. Dan hari ini juga aku sudah tidak lagi bekerja di perusahaan ini. Sebelum aku pergi, setidaknya kamu harus tahu isi hatiku. Malam nanti, aku ingin perasaan yang membuat aku dilema ini akan ku utarakan. Paling tidak perasaan ini bisa bebas dari belenggu dadaku. Semoga beruntung Wendy.

Kulihat jam tangan disebelah kiriku menunjukkan pukul 9 malam. Ternyata malam ini langit diselimuti gumpalan awan yang tebal, hitungan detik air itu akan jatuh membasahi setiap sudut bumi. Walaupun pepatah mengatakan mendung tak berarti hujan.

Nyatanya.......

Tikk
Tikk
Tikk

Dan benar, air itu tumpah membasahi tapak demi tapak dan jalanan. Aku tersenyum, semoga hujan malam ini pertanda baik untuk kisah percintaanku.

Namun diperjalanan yang kurang lebih 5 menit lagi mobil kesayangan ku berulah. Aku tidak bisa menunggu lebih lama. Aku takut Irene akan bosan. Ku langkahkan kaki ini dan ku terobos air hujan yang turun. Untung tidak terlalu deras, ya walaupun aku sampai pasti bajuku akan lembab. Tidak apa-apa demi Irene seorang aku rela.

Secuil Tentang Rasa (PART 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang