"Aku tidak perduli. Jadi bagaimana, maukah kamu tidur denganku?"
Uhukk uhukk uhukk
Dan untuk kedua kalinya Wendy tersedak kuah ramyun. Sedangkan Irene dengan santai menikmati setiap suapan ramyun nya. Sungguh Wendy yang malang.
"E-emm ma-maaf Irene. Aku tidak bisa.."
"Oke baiklah jika itu keputusan mu. Lebih baik aku mencari orang lain saja, pria acak diluar sana pasti semua mau, hahaha.." Tawa Irene penuh dengan kekecewaan. Wendy bisa merasakannya. Ia beranjak dari kursi, ingin pergi namun Wendy menahan tangannya.
"Tunggu dulu Irene! Kamu tidak tau siapa aku. Aku sebenarnya..."
"Apalagi Wen, emang ini semua udah jalan takdirku kan?" Irene hempaskan tangan Wendy
"Aku vampir dan a-aku belum pernah melakukannya.." Irene berbalik badan dengan menahan senyum
"Vampir? Dan kamu belum pernah itu?" Wendy menganggukkan kepalanya
"HAHAHAHA. Bercanda mu tidak lucu Wendy!"
"Yahh, aku tidak bercanda! Aku benar-benar vampir Irene." Wendy merasa kesal, ia merasa tidak berguna sama sekali sebagai vampir
"Terserah mu saja, aku tidak perduli Wen.." Wendy hanya menghela nafasnya
"Jadi kamu udah pernah itu?" tanya balik Wendy
"Ehemm i-itu hem, ya belum juga sih. Makanya ayok kita coba bersama!" Telinga Wendy sudah memerah, pipinya juga. Irene benar-benar membuatnya gila.
"Astaga Wen, kamu sungguh menggemaskan.." Irene mencubit kedua pipi Wendy
"Aduhh, lepasin Irene! Ini sakit." Wendy menggosok-gosok pipinya
"Aku semakin jatuh cinta dengan mu Wendy.." Irene melingkarkan tangannya dileher Wendy
"Letakkan tanganmu di pinggangku.."Wendy menurut walau sedikit takut
"Gerakan badanmu seperti yang aku lakukan.." Mereka seperti sedang berdansa
"Ternyata kamu cepat belajar.." Wendy menatap Irene bukan seperti yang tadi, ada kilatan ingin memiliki.
"Eumhh Wen, kita lanjut besok aja ya.."
"Kamu mau pulang?" Irene mengiyakan
"Ini sudah larut malam Irene, diluar sana bahaya!"
"Ternyata lebih bahaya disini, jantung ku rasanya mau meledak Wen. Kenapa kamu bisa buat aku gila kayak gini.." Batin Irene
.
.
.
.
"Bagaimana usahamu untuk menaklukkan sang Pangeran?" Joy senyum mengejek
"Sebentar lagi akan berhasil.." Irene tersenyum sombong
"Aku selalu mendoakan mu Irene. Good luck."
.
.
.
.
"Gi, bagaimana ini?"
"Dia belum tau siapa kamu?"
"Sudah kuberi tau, tapi tetap saja dia tidak percaya ckk.."
"Sepertinya raja vampir benar-benar harus pensiun. Terlalu lemah karena sudah jatuh cinta.." Ejek Seulgi
"Hehh mulut kamu ya Gi! Dia wanita pertama yang benar-benar gila. Kelakuannya sungguh membuatku sakit kepala."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secuil Tentang Rasa (PART 1)
Short Storyberdua lebih baik, awas loh ada syaiton~ next ke lapak "DUA HATI SATU RASA" ygy