Cinta Kedua (end)

105 18 12
                                    






menyalaa pengabdi wenrene🔥🔥🔥








happy reading~










Ceklek






Pintu dari besi itu pun terbuka. Wendy masuk lebih dahulu disusul oleh Irene di belakangnya.







“Duduk aja Rin, bentar ya aku buatin teh hangat..” Irene tidak sedikitpun mengerjapkan matanya. Kaos putih yang pres di tubuh gagahnya, jam yang berada disebelah tangan kirinya semakin menambah pesona pria matang ini berkali-kali lipat dimata Irene.






“Aku udah terlanjur jatuh sama perlakuan kamu Wen. Huufff aku benar-benar gila...” Irene mencoba menenangkan pikiran dan hatinya. Terlintas momen waktu mereka di dalam mobil. "Rin, tolong tenang.." batinnya






“Diminum Rin..” Wendy meletakkan dua gelas teh hangat diatas meja.





“.......” mata Irene masih memandang Wendy begitu dalam






“Iya aku tau kok aku ganteng..” ucapnya santai






“Ehh, apaan sih. Gak jelas banget..” Irene palingkan wajahnya, karena semburat merah dipipinya. Wendy terkekeh. “Kamu tuh lucu ya..” ucapnya sambil duduk disamping Irene







“Lebih lucu tuh kamu sih Wen. Hemm yang tadi i-itu..” Irene memainkan jari-jarinya karena gugup






“Kenapa? Kamu mau bilang itu kesalahan ya?”






“Ehmm ta-tapi Wen..” mereka saling berpandangan. Jantung Irene daritadi semakin dibuat berdebar. Seharusnya ia tidak usah memulai dari awal bukan? Huuff namun sayang nasi sudah menjadi bubur.






“Kalau sekarang aku bilang aku suka sama kamu gimana?”






“Ja-jangan bercanda ya Wen..” gugup Irene, karena sorotan mata Wendy persis saat mereka di dalam mobil tadi. Seolah terintimidasi oleh tatapan maut Wendy, Irene berusaha memalingkan wajahnya.






Wendy memegang kedua pipi Irene. Mata coklat mereka saling bertatap, ada rasa sama-sama ingin memiliki.






“Tatap aku Rin! Aku gak bercanda. Aku juga gak tau, yang jelas aku seneng setiap kali aku dekat sama kamu. Aku pengen lama-lama disisi kamu. Aku, aku jatuh cinta sama kamu Rin..”






Deg







Jantung Irene semakin berdebar begitu juga dengan Wendy. Lidahnya mulai keluh untuk mengucapkan satu kata. Ucapan Wendy membuat Irene benar-benar gila.







“Jawab aku sekarang Rin. Kamu punya rasa yang sama kan sama aku?” Wendy semakin mendekat, menatap dalam manik mata Irene.







“We-Wen…”






CUP






Irene menahan dada Wendy. Entah setan apa yang merasuki keduanya. Yang awalnya ada penolakan sekarang mereka saling menikmati. Irene mengalungkan tangannya, kepala mereka bergerak ke kiri dan ke kanan, lumatan itu kian menjadi nafsu yang memburu.






Eumhh…” mereka lepaskan pagutannya






“Aku akan melepaskan Joy..” ucap Wendy






Secuil Tentang Rasa (PART 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang