Favorite Girl

178 22 42
                                    

happy weekend buat semuanya😍






dibaca yuksss bestie😚











Hari ini di keluarga besar Daneswara akan menggelar pernikahan. Putri kembarnya, Eren akan menikah dengan Wendy. Namun, keadaan tak terduga terjadi sebelum 15 menit acara dimulai.





“Pa, Eren gak ada di kamar..” wajah Fanny terlihat panik





“Jangan bercanda ma!”





Sungguh kepala Teo ingin pecah rasanya. Bagaimana bisa putrinya itu mengkhianati kepercayaan papanya.





“Rin, bantu cari Eren! Kamu jangan santai kayak gitu dong! Gak mungkin kan kamu gak tau keberadaan kembaran kamu sendiri..”





“Tapi aku beneran gak tau pa. Lagian papa juga sih salah. Kenapa harus dijodohkan coba, Eren kan udah punya kekasih pa..”





“Kamu ini sama aja. Ya udah sekarang kamu yang gantiin Eren. Papa gak mau tau!”





“Lah ya gak bisa gitu dong pa. Kenapa jadi aku yang kena tumbalnya. Ma, tolong aku..” Fanny juga bingung, gimana mungkin bisa membatalkan semua. Mau diletak mana coba nama keluarga besar mereka.





“Rin, mama tolong untuk kali ini aja ya. Tolong kabulin permintaan papa sama mama. Kamu yang menikah dengan Wendy..”





“Serius kalian jahat. Terus gimana sama kebahagiaan aku pa ma..” Teo merasa bersalah, cuma keadaan saat ini memang mengharuskan Irene yang jadi penggantinya.





“Maafin papa Rin. Papa mohon ya, kamu percaya sama papa. Ini yang terbaik buat kamu dan keluarga kita...”





"Hikss hikss kalian jahat. Ini bukan buat aku pa, tapi buat kalian. Kenapa harus aku hikss hikss.." Fanny memeluk Irene dalam dekapannya. "Maafin mama ya sayang.." ia juga ikut meneteskan air mata. Ini semua gara-gara Eren jadi kacau!





Demi menjaga nama baik keluarga, akhirnya Irene mengalah. Jujur ia udah pasrah, gimana kedepannya nanti ya udah jalani aja. Sungguh kenapa takdir begitu kejam dengan Irene?

.

.

.

.

Sebelum acara dimulai, Wendy membisikkan sesuatu di telinga Irene.





“Kamu pasti Irene kan?” tebak Wendy




“Udah tau gak usah nanya..”





“Dihh judes amat mbak..”





“Kamu kok santai aja sih, ini loh tentang pernikahan. Sehidup semati Wendy. Bukan permainan yang bisa kamu uninstall sesuka hati..”





“Iya Rin tau. Tapi aku bersyukur nikahnya sama kamu bukan Eren. Ya walaupun galakan kamu sih hehe..”





“Astaga Wen, ini keadaan udah genting loh. Kamu masih bisa cengengesan kayak gini..”





“Kita jalani aja ya Rin. Jodoh kan gak kemana katanya. Makanya kita jodoh, karena kita gak kemana-mana hehe..”




"Wen, udahlah aku gak bisa ngomong lagi sama kamu. Percuma aja!"




Irene boleh gak jambak rambut Wendy? Masih bisa dia santai kayak gitu, padahal ini acara sakral.





“Eren beruntung banget gak dapetin kamu Wen. Awas kamu Ren, kamu harus bertanggung jawab untuk semua ini...” batin Irene

Secuil Tentang Rasa (PART 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang