Jazz Bar

142 22 10
                                    

terinspirasi dari GG dreamcather yang punya judul "Jazz Bar" xixixi






Happy reading~






Seorang wanita sedang duduk manis disalah satu kursi dengan gaun hitamnya. Rambut panjang yang diblonde tergerai indah dengan polesan lipstik yang cerah terlihat jelas dibibir mungilnya. Tidak lupa segelas wine ditangannya. Sesekali ia meneguknya kemudian memutar-mutarkan gelasnya. Matanya fokus pada seorang pria yang baru saja masuk dengan para sahabatnya.

Menarik. Satu kata yang muncul dikepalanya saat ini.

"Kalian bebas memilih minuman apapun. Malam ini aku akan mentraktir kalian semua." Ucap pria tinggi yang rupawan

"Yuhuuu,,,,, Park Jisoo." Ucap pria yang bernama Seulgi disambut gemuruh oleh para sahabatnya

Dentuman musik yang keras sungguh membuat para pengunjung menikmatinya.

"Hey bro, kau kenapa diam saja. Kita disini buat happy kan? Jadi lepaskan semua kegelisahanmu." Ucap Jeongyeon

"Ayokk lah Wen, tunjukkan semangat hidupmu itu." Seulgi menarik Wendy untuk maju ke depan.

"Yah, lepaskan aku Gi. Aku tidak terbiasa seperti ini." Wendy melepaskan tangan Seulgi dan duduk kembali dengan wajah yang sedikit kesal

"Biarkan saja dia." Ucap Jisoo menghampiri Seulgi dan Jeongyeon yang asik menggerakkan tubuh mereka dengan dentuman musik yang sedang menguasai diri

Indera penglihatan Wendy berpusat pada satu objek. Siapa lagi kalau bukan gadis berambut blonde itu. Mereka saling berbagi pandangan yang sulit diartikan. Beberapa detik berlalu, Wendy memutuskan pandangannya. Namun sebelumnya gadis itu sempat mengedipkan mata nakalnya.

"Kenapa dia terus menatapku?" Gumam Wendy  meneguk sedikit minumannya

Gadis blonde itu perlahan bangkit dari kursinya dan menghampiri Wendy.

"Hai.." Sapanya

"..... "

"Bae Irene.."Gadis itu memperkenalkan diri sembari mengambil minuman milik Wendy dan meneguknya hingga abis

"Yahh,,, apa yang kau lakukan.." Kesal Wendy dengan sikap Irene yang seenaknya aja

"Aku hanya mencicipi minumanmu saja atau aku perlu mencicipi yang ini juga." Irene menunjuk bibir Wendy dengan jari lentiknya

"Aisshhh, dasar wanita aneh." Wendy menghempaskan jari Irene dan menjaga jaraknya

Suara tepuk tangan membuat Irene dan Wendy menoleh pada sang pelaku

"Wahh, baru kali ini ada pria yang menolak pesona seorang Bae Irene."

"Apa pesona mu sudah hilang Irene? Atau memang pria tua saja yang menyukaimu." Ucap Joy menatap sinis

"Hahaha..." Jennie dan Mina tertawa

"Diam dan pergilah. Jangan pernah ikut campur dengan urusanku!"

Emosi Irene mulai terpancing saat Joy  memprovokasinya. Sedangkan Wendy merasa tidak nyaman lagi melihat perdebatan dua wanita cantik dan sexy itu. Ia pun berdiri dan beranjak dari tempat duduknya untuk pergi.

"Hey,,, sayang. Kenapa terburu-buru sekali? Kau mau kemana? Tetaplah di sini temani kami." Kata Joy yang mulai maju mendekati Wendy dan memainkan jari lentiknya di dada bidang miliknya.

"Awas!! Lebih baik aku pergi daripada berurusan sama wanita gila seperti kalian."

PLAKKKK

Tamparan keras berhasil mendarat dipipi tampannya. Melihat kegaduhan dimeja itu, sahabat Wendy langsung mendekatinya.

"Maaf nona-nona cantik ada apa ini?" Tanya Seulgi memecahkan keadaan yang mulai panas itu

"Temanmu yang tampan itu berani sekali mengatakan kami gila. Tolong ajari teman mu itu berbicara yang baik." Kata Joy dengan kesal dan menatap tajam kearah Wendy.

"Lain kali kita akan bertemu lagi tampan." Bisik Joy ditelinga Seulgi dan pergi meninggalkan mereka

Jisoo dan Jeongyeon terpesona dengan Joy. Bahkan mereka menatap Joy hingga hilang dibalik pintu.

"Beruntung sekali kau Gi. Aku juga mau kalau bersama dia." Ucap Jisoo penuh kegirangan

"Wow....Wanita yang ada didepan kita tidak kalah juga kecantikannya." Kata Jeongyeon sambil menepuk pundak Wendy.

Wendy tidak memperdulikannya, ia langsung bergegas pergi.

"Hai, aku Jeongyeon.."

"Permisi aku ada urusan." Ucap Irene yang mengikuti Wendy pergi

"Hai, aku Seulgi." Seulgi memperagakan kembali apa yang dibuat oleh Jeongyeon.

"Hahahaha..." Tawa Jisoo dan Seulgi membuat Jeongyeon kesal.

"Dasar sahabat laknat." Gumam Jeongyeon sembari meneguk minumannya.

Di parkiran

"Hai tunggu.." Panggil Irene yang mengikuti Wendy dari belakang

"Apalagi sih. Urusan kita sudah kelar. Aku tidak mengenalmu begitu juga sebaliknya. Please, biarkan aku pergi." Wendy memohon dengan kedua tangannya.

"Tolong antarkan aku pulang!!"

"Apa-apaan ini? Pasti alasannya saja." Batin Wendy

"Kau bisa pulang dengan taxi." Ketus Wendy

"Aku takut ini sudah malam. Lagian kau kan seorang pria, apa salahnya menolong apalagi aku seorang wanita." Ucap Irene menatap kesal Wendy

"Bukankah kau juga sering kemari? Pasti kau juga pulang malam kan? Jadi apa yang perlu kau takutkan nona? Sudah jangan beralasan. Permisi!!" Wendy meninggalkan Irene yang masih berdiri mematung.

"Brengsek.." Umpat Irene

Saat Wendy mengendarai mobilnya, ia melihat Irene dari kaca spion nya di hampiri oleh dua lelaki. Wendy yang melihatnya merasa tidak tenang. Ia pun mulai memundurkan mobilnya.

Ceklek

Wendy keluar dari mobilnya. Ia menghampiri Irene yang sedang dipegang oleh kedua pria tersebut.

"Lepaskan dia! Atau kalian akan kuhabisi."

"Ciihh,,,, dia milik kami malam ini. Kalau kau mau, tunggu selesai kami menikmatinya."

BUGH BUGH BUGH

Satu pria kabur meninggalkan temannya yang sudah babak belur.

"Sudah kubilang jangan membuatku marah." Kesal Wendy yang ingin meninju lagi wajah lelaki itu. Namun tangan Irene menghentikannya.

"Sudah hentikan! Mereka bisa mati. Dan kau akan masuk penjara." Kata Irene membuat Wendy menghentikan aksinya

"Masuklah ke mobil, aku akan mengantarkanmu pulang."

Secuil Tentang Rasa (PART 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang