Perfume (End)

135 17 3
                                    

Walaupun perlakuan Wendy beberapa hari ini menyebalkan. Rinjani tetap melakukan tugasnya sebagai seorang istri yang baik. Nyiapin sarapan mas suami itu udah rutinitasnya.

"Nanti malam kalau ngantuk tidur duluan aja. Mas pulang malam, ada kerjaan soalnya.."

"Hemm.." Jawabnya lemah

"Ya udah, Mas pergi dulu ya.." Rinjani tahan tangan Wendy

"Morning kiss nya mana Mas?" sambil mewek

Cup

Rinjani jujur kesal banget, mau marah dianya tuh. Soalnya hari ini itu hari special buat mereka. Iya pernikahan mereka udah yang ke tiga. Wendy malah sama sekali berubah, gak kayak dulu. Apa Wendy punya simpanan? atau Wendy udah bosan? Pikiran itu berkecamuk hebat di kepala Rinjani.

Gak bisa pokoknya nanti malam dia mau sidang suaminya. Mending jujur kan daripada kayak gini, jujur sakit rasanya.

.

.

.

.

"Eumhh, ini baru harumnya pas banget. Aku suka Joy.."

"Sudah kuduga seleramu Wen..."

"Makasih ya.."

"Untukmu selalu.."

.

.

.

.

Rinjani lagi di depan lemari, hati sama pikirannya benar-benar kacau. Mau pakai baju dinas, cuma mikir nanti diabaikan lagi kayak waktu itu. Jujur sesak dikit ngaruh banget hikss. Rinjani akhirnya memutuskan pakai baju piyama aja. Biar tau rasa!!

Wendy baru sampai rumah, pas buka kamar lihat Rinjani cuma pakai piyama. Padahal harapannya itu disambut pakai baju dinas terus Rinjani godain dia kayak waktu itu. Wendy lemas banget jadinya, pupus sudah harapannya.

"Aku mau ngomong sama kamu Mas.." Rinjani langkahkan kakinya menghampiri Wendy. Ia mengendus tubuhnya.

"Kamu ada main dibelakang ku ya Mas? Coba jujur!!" Mata Rinjani udah berlinang air mata

"Kamu ngomong apa sih Ay?"

Ay? Ay? Rinjani gak salah dengarkan? Ay? itu panggilan sayangnya Wendy buat dia. Wendy kebentur apa sih kepalanya? Ini baru Wendy yang Rinjani kenal. Apa emang cuma pikiran dia aja yang terlalu berlebihan?

"Gak, gak mungkin. Ini pasti alasan Mas Wendy.." Dalam hati Rinjani

"I-ini parfum cewek Mas.." Rinjani nekan dada Wendy

"Ka-kamu selingkuh ya hikss hikss.." Pecah juga tangisannya, jujur Wendy gak tega sebenarnya

"Ay, kamu salah paham. Cuma kamu dihatiku.." Jujur Wendy panik

"Jangan bohong hikss hikss. Kamu gak mau aku sentuh, kamu gak pernah ngucapin kata-kata indah lagi hikss..Kamu jahat Mas jahat!!!!" Rinjani luruh kelantai

Wendy memeluknya erat, menarik dagunya untuk menatap mata Rinjani.

Cup

Bibir Wendy sudah berada dibibir Rinjani, melepaskan segala kerinduan yang ia tahan seminggu ini.

"Eumhhh.." Rinjani pukul dada Wendy, akhirnya ciuman mereka terlepas

"Biar aku jelasin, Ay. Tolong dengerin aku ya. Tutup mata kamu, aku ada kejutan.." bisiknya. Rinjani menurut sambil terisak

Wendy sudah membawa sebuket lili merah dan satu botol parfum.

"Buka mata kamu Ay.."

Rinjani kaget sama semua ini. Ternyata Wendy ingat sama hari pernikahan mereka.

"Happy anniversary sayangnya Mas Wendy, miliknya Mas Wendy seutuhnya. Love you more than anything.." Wendy kasih kecupan dibibir Rinjani sedikit basah

"Maaf ya Ay, seminggu ini tuh aku ngerjain kamu. Jujur Ay, aku gak kuat sebenarnya. Cuma demi keinginan kamu, aku harus tahan.."

"Maksudnya Mas?" masih terdengar lemah suaranya efek nangis

"Kamu ingat kan parfum racikan yang kamu buat? Nah, jadi Mas minta tolong sama Joya karena memang dia ahli dibidang itu. Akhirnya jadilah parfum ini.." Wendy kasih botol kecil ditangan Rinjani

"Satu lagi Ay, kado yang aku siapin buat kamu udah lama kali.."

"Jangan aneh-aneh Mas.." Air matanya malah makin netes

"Ini.." Wendy ngasih kunci

"Buat apa?"

"Itu kunci toko parfum yang udah Mas persiapkan buat kamu. Impian kamu kan punya rumah parfum sendiri. Jadi kamu bebas berkreasi Ay, para pengunjung juga bisa membuat racikannya sendiri.."

Sungguh Rinjani gak pernah kepikiran kalau impiannya benar-benar dikabulkan oleh suaminya yang random ini.

"Maafin aku ya Mas udah nethink sama kamu hikkss hikss..Maaf, udah nuduh kamu yang enggak-enggak hikss hikss.." Wendy menghapus air mata Rinjani

"Heyy, udah jangan nangis dong sayang. Nanti matanya gede loh.." Wendy kasih kecupan di kedua mata Rinjani

"Kamu mau buat apa nama tokonya?"

"Hemm... bentar mikir dulu.." Wendy cuma ketawa liat istrinya yang lucu ini

"Talentha Amor.."

"Sound good"

"Terus entar parfum best seller nya, Talentha Lili of the valley.." lanjutnya

"Udah cocok banget kamu tuh jadi owner Ay.." Wendy mengelus pipi istrinya

"I love you, Ay.."

"Love you more, Mas. Makasih banyak ya kamu selalu jadi yang terbaik buat aku. Selalu tau apa yang aku mau."

"Apapun itu buat kamu Ay, pasti Mas lakuin."

"Ay..."

"Hemm..."

"Mas udah gak tahan Ay, mandi bareng yukk!!" Rinjani mengindahkan ucapan Wendy dengan senyuman favoritnya. Mungkin sebulan kedepan, Jennie bakal jadi seorang onty.











-End-


Ngetik apasih ini aowaowkwk

Aku gaoaoa?

Bayyyyyyyy dari Rinjani sama Wendy 😘😘

Secuil Tentang Rasa (PART 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang