happy weekend bestie² 🤩
nahh saya kasih secuil kisah dari kopel sipaling uwuwuuu🥰
sebelum saya menghilang dari permukaan😚PLAKKKKK
Satu tamparan berhasil mendarat di pipi wanita mungil. Bekas gambar tangan pun tercetak di pipinya.
“CUKUP GI CUKUP!!” teriaknya yang tidak digubris sama sekali oleh kekasihnya
“Kamu itu gak usah berisik ya Rin. Yang harus kamu lakuin itu cuma nurut sama aku!”
“Enggak. Aku udah muak sama sikap kasar mu ini..” air matanya sudah mengalir deras menjadi saksi atas sikap kasar kekasihnya
“Tch, kamu kira ada pria yang mau sama kamu lagi haa!? Kamu harus sadar, tubuhmu itu udah gak suci hahaha..” Egi cengkram pipi Irene, sorot matanya seperti ingin menerkam
“Lepaskan dia!” Pria dengan setelan jas hitam membuat Egi melepaskan cengkeramannya
“Jangan ikut campur urusanku!” Egi melayangkan tinjunya, namun sayang ditahan oleh Wendy. Sebaliknya ia memelintir tangan Egi.
“Yahhh lepasin!”
“Kenapa? Sakit ya?”
“Lepaskan aku bilang!” Urat-urat di leher Egi keliatan jelas, ia menahan rasa sakit dan kesal secara bersamaan.
“Wahh, dasar banci. Beraninya sama perempuan. Kalau kamu tau rasa sakit, harusnya kamu gak mudah main tangan kayak gitu..” Wendy lepas tangannya, kemudian ia dorong Egi hingga tersungkur
“Wanita ini sekarang jadi milikku! Kalau kamu berani sedikit aja menyentuhnya, nyawamu sebagai gantinya!” Wendy tersenyum smirk, ia tarik Irene pergi dari sana
“Argghhhh sial. Siapa dia? Brengsek!”
.
.
.
.
“Minumlah Rin, aku tau kamu masih syok karena kejadian tadi..”
“Ka-kamu siapa? Kok tau namaku? Dan rasanya kamu juga gak asing..” Irene mencermati sosok pria ini
“Minum dulu, nanti aku kasih tau siapa aku..” Wendy tersenyum ramah. Irene juga nurut, dan meminum air pemberian Wendy
“Tunggu sebentar, aku siapkan dulu air kompresan buat kamu..”
“Gak usah, aku baik-baik aja..”
“Tapi aku yang gak baik-baik aja Rin. Lukamu lukaku juga..” Wendy mulai membuat air kompresan. Irene semakin dibuat penasaran oleh pria ini. Siapakah dia?
“Mendekat lah. Wajah cantik mu gak pantas diperlakukan kayak gini. Dasar laki-laki brengsek!” dengan telaten Wendy kompres pipi Irene yang memerah tadi
Irene menatap dalam pria yang dihadapannya ini. Sungguh sangat tidak asing wajahnya yang tegas ini. Namun, lagi dan lagi ingatannya masih abu-abu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secuil Tentang Rasa (PART 1)
Short Storyberdua lebih baik, awas loh ada syaiton~ next ke lapak "DUA HATI SATU RASA" ygy