Bite Me

141 18 12
                                    

"Irene kamu dan dia gak akan bisa bersama."

"Tapi aku sudah jatuh cinta dengan dia Joy. Apakah status kita yang seperti ini sangat menguntungkan?"

"Irene, aku cuma gak mau kamu menyesal. Ayah kamu kan, eummh serem.."

"Tapi aku tau caranya membuat dia luluh." Irene tersenyum smirk

"Maksudnya?"

"Hamil. Aku harus hamil anak Wendy.."

"Kamu gila ya Irene. Pikiran kamu benar-benar kacau.." Joya langsung meneguk minumannya hingga habis

"Cuma ini satu-satunya cara biar aku bebas Joy.."

"Terus si Suho mau kamu kemana kan?"

"Itu gampang lah, hehe. Aku maunya sama Wendy. Titik." Irene senyum-senyum ngaduk jus strawberry nya.

"Kamu jangan nekat Irene!"

"Mari kita lihat..." Joy cuma geleng-geleng kepala sama tingkah sahabat gilanya ini


Flashback

"Aku membenci semuanya, kenapa tidak kau ambil saja Ayahku terlebih dulu Tuhan? Kenapa harus Ibuku hikss hikss. Ini tidak adil!!"

Irene meracau dijalan karena terlalu banyak meminum alkohol. Tubuhnya tidak bisa ia imbangi lagi.

Brukk

Wendy yang ada tepat dibelakangnya hanya tersenyum. Dia sudah menebak itu akan terjadi. Ia mengikuti Irene tepat setelah ia keluar dari supermarket. Wendy membawa Irene ke kantor polisi. Jika bukan Wendy yang menemukan Irene, mungkin Irene sudah menjadi sasaran empuk para lelaki hidung belang diluar sana.

"Pak, tolong telpon keluarganya. Wanita ini sungguh sangat mabuk.."

Irene mulai membuka matanya perlahan.

"A-air.." Wendy memberikan Air yang ada di dalam tasnya

"Ini minumlah!"

"Nona, apakah kau sudah sadar?" tanya polisi tersebut

"Iya Pak, saya sudah bisa pulang dengan pria ini.."

"Ehh..." Wendy memasang wajah kaget

"Ayokk.." tarik Irene

Mereka duduk di halte bus. Wendy jujur bingung dengan sikap wanita ini.

"Telpon lah keluargamu. Aku ingin segera pulang.."

"Siapa namamu? Kenapa kamu menolongku? Kenapa kamu tidak membawaku saja? Kenapa kamu malah membawaku ke kantor polisi?"

"Nona, sepertinya kamu masih mabuk. Sungguh pertanyaan mu seperti reporter.."

"Jawab pertanyaanku!!" Irene menarik pipi Wendy untuk melihatnya. Tatapan tajam yang mendominasi, sungguh membuat Wendy merinding

"Emm, o-oke. Namaku Wendy, aku membawamu ke kantor polisi karena disana akan lebih aman.."

"Jadi kalau bersamamu tidak aman ya?" Irene menaik turunkan kedua alisnya dengan senyuman menggoda

"Bu-bukan seperti itu. Aku bukan pria yang seperti dipikiran mu itu ya Nona!!" Tangannya sedikit gemetar memegang tali tas yang ia sandang

"Lucu.." Irene menyeringai

"Sudahlah aku mau pulang saja. Aku besok harus bekerja lagi.." Wendy sudah beranjak dari duduknya, kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan Irene

Secuil Tentang Rasa (PART 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang