Akhirnya Ku Menemukanmu (end)

155 17 12
                                    

Coba bacanya pakai kecepatan 0.5x aowkaowk





Happy reading ~



Jennie mengajak Irene ke cafe, karena katanya Wendy mau berbicara empat mata. Wendy sudah menunggu disalah satu meja. Beberapa saat kemudian, Irene dan Jennie pun tiba.

Sungguh Wendy tidak tahu harus memulai dari mana, hanya ada kecanggungan.

"Ekhemm...kalau diam-diam gini mending kalian nonton bioskop aja sana.."

"Emhh...bo-boleh tinggalkan kami berdua Jen?" ucap Wendy gugup

"Santai aja Wen, perasaan waktu itu kamu semangat dengan lantang bilang, bawa aku ke rumah Irene.." Jennie memperagakannya membuat Irene senyum, sedangkan Wendy sudah malu sekali

"Jen...." Irene membuka suara

"Baiklah, semoga masalah kalian segera tuntas. Bye.." Jennie pergi meninggalkan mereka
.
.
.
.
.

Wendy sudah berada di apartemen Irene. Ingin memencet bel masih ragu-ragu. Hanya bisa berdiri menatap pintu yang masih tertutup. Hingga suara Jennie dan Jian menyadarkan Wendy.

"Woyyyy. Ngapain berdiri aja, dasar cemen!!" Jennie langsung menekan pin, karena memang sudah seperti rumah sendiri buat Jennie

"Aruka sayang, sini peluk onty, onty kangen tau..." Jennie ingin memeluk Aruka, namun ditahan oleh Irene. Ya seperti biasa, harus cuci tangan dulu yang bersih.

"Hai Rin, emm gimana kabar kamu?" sapa Wendy

"Baik.." Irene baru selesai memakaikan baju Aruka

"Emm bolehkah aku menggendong Aruka?"

"Cuci dulu tanganmu Wen" jawab Jian

"Hehe...iya iya..."

Diawal-awal masih ada rasa canggung, namun karena Jennie juga sering berkunjung dan mengajak Wendy, perlahan keadaan menjadi lebih baik.

Hari-hari berlalu, Wendy sering mengunjungi Irene dan Aruka. Kadang mengajaknya keluar dan bermain di taman seperti keluarga kecil idaman semua orang.

Memaafkan? Irene sudah memaafkan Wendy bahkan sebelum mereka bertemu, karena baginya kesalahan itu sama-sama mereka yang membuat. Wendy juga menunjukkan sikap yang tulus dan benar-benar mengakui perbuatannya dan Aruka adalah anaknya. Harusnya bisa saja dia pergi kan? Atau memang setiap kisah punya takdirnya sendiri?

Seperti hari ini, Wendy dan Irene sedang makan malam. Aruka ditinggal bersama Jennie dan Jian. Aruka memang sudah sangat lengket dengan pasangan ini. Jiwa keibuan seorang Jennie Alexa sepertinya sudah tidak diragukan lagi.

Sejujurnya Wendy masih sedikit gugup, tapi rasanya ia sudah tak tahan menunggu lama lagi.

"Rin, aku minta maaf ya untuk semuanya, tentang lukamu dan rasa sakit yang kamu lalui selama ini.."

"Maaf karena perbuatanku membuatmu harus melalui semua ini sendiri.." Wendy menundukkan wajahnya, air matanya menetes

"Wen, aku sudah memaafkan kamu. Semua sudah berlalu, malam itu juga kesalahan aku.." Irene mengelus pipi Wendy

"Aku minta maaf ya Rin, izinkan aku menjaga kamu sama Aruka. Maukah kamu menjadi pendamping seumur hidupku Rin?" Wendy menatap Irene dan mengeluarkan cincin yang sudah ia siapkan

Irene meneteskan air matanya, mungkin sudah saatnya memulai kehidupan baru bersama Wendy.

"Iya, a-aku mau.." Wendy memasangkan cincin tersebut

Secuil Tentang Rasa (PART 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang