Bidadari Tak Bersayap

114 16 8
                                    

“Irene, kejarlah aku..”

“Awas kamu Joy, aku akan menangkap mu..”

“Hahaha, tangkaplah kalau bisa..” Mereka berlari di pinggir sungai dengan sangat gembira. Tanpa sadar mereka sudah memasuki hutan.

.
.
.

“Ini selendang siapa?” Wendy melihat kiri dan kanannya, tapi tidak menemukan siapapun disana.

“Akan kuberikan untuk Yeri, dia kan ada acara pentas seni..” Wendy melilitkan selendang biru muda itu di kepalanya. Kemudian bersiap untuk memancing.

.
.
.

Irene baru menyadari ada sesuatu yang hilang dari tubuhnya.

“Joy berhenti dulu!”

“Kenapa?”

“Selendang ku tidak ada. Bagaimana ini?”

“Aduhh Irene kamu selalu ceroboh. Ayo kita mencarinya..” Mereka pun mengelilingi hutan dan pinggiran sungai, namun tidak ada sama sekali.

“Hikss hikss, bagaimana ini Joy?”

“Maaf, aku tidak bisa membantumu Irene.” Sesal Joy

Salah satu bagian dari mereka turun dari langit menghampiri Irene dan Joy.

“Kalian kenapa lama sekali? Baginda Ratu pasti akan sangat marah. Ayo cepat naik!”

“A-ada masalah Jen..” Ucap Irene takut

“Astaga. Kemana selendang mu Irene.” Jennie baru menyadarinya

“Kami sudah mengelilingi hutan ini, tapi tidak menemukannya Jen. Bagaimana dengan Irene?”

DUARR DUARR

Suara petir menggelegar di langit sana, sepertinya ada yang murka.

“Irene pasti akan dihukum. Joy kita harus segera kembali.” Jennie dan Joy meninggalkan Irene sendiri

“Joy Jennie, hikss hikss. Jangan tinggalkan aku hikss hikss!! Teriak Irene bercampur isakan demi isakan

.
.
.

Wendy sedang membelah kayu untuk dijual ke pasar. Tiba-tiba ada yang menyentuhnya dari belakang. Wendy menoleh dan sangat terkejut.

“Aaaaaaaa.....Siapa kamu? Jangan mendekat!” Wendy memegang kapaknya perlahan mundur

“Kamu gak bisa lihat ya! Wanita secantik ini..” Wendy mengucek kedua matanya, dan benar dia seorang wanita yang sangat cantik dengan penampilan yang sedikit aneh menurut Wendy

“Habisnya wajahmu pucat sekali, tanganmu juga dingin seperti orang mati. Aku kira hantu..”

“Tch, mana ada hantu secantik ini..”

“Hey nona siapapun kamu tolong ya jangan terlalu percaya diri. Dan satu lagi kamu mau ngapain di hutan ini?”

“I-itu hemm gimana yang menjelaskannya..”

“Sudahlah, aku mau melanjutkan pekerjaanku dulu. Kalau kamu lelah silahkan duduk disitu..” Tunjuk Wendy disalah satu bangku disampingnya

“Bawel sekali..” Gumam Irene

“Aku bisa mendengarkanmu..” Wendy melanjutkan pekerjaannya membelah kayu

“Kamu disini sendiri aja?”

Secuil Tentang Rasa (PART 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang