Cinta Kedua

112 19 11
                                    




gak taulah, dibaca aja ya bestie hehe

makasih ya buat yang rajin vote plus komen, kalian keren bestie👏

berawal dari iseng aja nulis cerita² gaje ini, tapi dapet apresiasi sama kelen², terhura serius🥲

hemm, mungkin kedepannya bakal slow, ya gak taulah semua tergantung mood ygy~
















happy reading~












Langit malam ini mendung berkepanjangan, kumpulan air perlahan jatuh membasahi tapak demi tapak jalanan. Wanita yang tidak lain adalah Irene sedang duduk sendiri di salah satu halte menunggu hujan reda. Tangannya ia gosok-gosokkan berharap dinginnya tidak sampai menusuk ketulang. Tapi sayang, hembusan angin semakin kencang. Bulu kuduknya merinding setiap kali angin menyapa setiap inci tubuhnya.





“Huuu, tolong reda lah. Aku cuma mau pulang..” gumamnya sambil menghentakkan kakinya. Tangannya memeluk erat tubuhnya sendiri





Pantulan cahaya lampu mobil membuat aksinya itu terhenti. Matanya mengerjap menatap mobil yang berhenti tepat di depannya. Suara klakson kembali menyadarkan Irene. Kaca jendela mobil diturunkan oleh sang pemilik.





“Hey, masuklah..” ucapnya





“Maaf, saya akan menunggu hujannya reda..” balas Irene 





“Kamu yakin? Lihatlah hujannya semakin deras. Aku hanya ingin menolong..”





Irene sedikit berpikir, hari juga semakin malam. Nasib baik jika tidak bertemu dengan lelaki random yang punya niatan jahat. Apakah Irene lebih baik menerima tawaran pria ini?





“Ba-baiklah…” 

.

.

“Ini pakailah..” Pria itu memberikan cardigan nya





“Ehh gak usah, aku gak apa-apa..” tolak Irene, namun sayangnya ucapan di mulut tidak sesuai sama perilakunya 





“Kamu yakin? tubuh kamu udah menggigil..”





Irene akhirnya menerima cardigan pria itu.





Seperti dipermainkan oleh semesta, sejak mereka meninggalkan halte, hujan mulai mereda. Hanya gerimis kecil yang menjadi saksi bisu.





Keheningan melanda dua orang asing yang beda jenis kelamin itu. Pria itu mengambil ponselnya yang bergetar. 





“Iya, aku di jalan…”





“......”





“Maaf ya aku gak bisa datang, hujan. Kerjaan aku juga menumpuk..”





“.....”





“Baiklah..”






Tutttttttttt 

.

.

.

.

“Maaf sudah mengganggu waktu mu..”





“Ohh enggak. Memang malam ini kerjaan ku lumayan emhh banyak..” 





Secuil Tentang Rasa (PART 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang