Love 119 (end)

141 22 4
                                    

"Congrats broo..semoga kalian berdua langgeng terus ya." Wendy memberikan selamat kepada Elgi dan Joy

"Thanks broo, semoga kau juga cepat menemukan wanita terbaik Wen.."

"Mari kita lihat.." Wendy tersenyum smirk

.

.

.

"Joyaaa..... selamat ya. Akhirnya pria ini berani juga.." ucap Rosi penuh semangat

"Jaga ucapan mu itu ya Rosi, aku hanya menunggu waktu yang tepat.."

"Ya ya ya... Langgeng ya buat kalian.."

.

.

.

"Irene, kemarilah. Lihatlah pria yang disana?" Jennie menunjuk Wendy yang sendirian menikmati minumannya

"Pria itu..."

"Iya, dialah yang menolong kita waktu itu. Jangan-jangan.."

"Apa?"

"Kalian jodoh, hahaha ..."

"Hahaha.... impossible.."

"Nothing impossible Irene. Temuilah, mungkin dia butuh seorang teman.." Saran Jennie

"Hemm.."
.

.

.

"Ehemm ehemm.."

"Kalau kamu batuk, mending tidur cantik di rumah.."

"Bisa gak sih kamu tuh gak menyebalkan?" Wendy geleng-geleng kepalanya

"Tch...." Irene mau pergi namun tangannya ditahan

"Jangan marah, kecantikan mu jadi tidak bermakna. Duduklah.."

"Ternyata selain menyebalkan, mulut manismu sangat lihai berkata-kata.." Irene mendaratkan pantatnya di kursi sebelah Wendy

"Manis? memangnya kamu sudah pernah mencoba? atau mau mencobanya sekarang?" Wendy memandang Irene dengan tatapan yang sulit diartikan

"Em..emhh...Maaf kamu bukan tipeku.."

"Gak tau kan kalau besok?"

"Ma-makasih sudah menolongku waktu itu.." Irene sedikit gugup

"Yass my pleasure."

"Baiklah, aku permisi." Irene ingin beranjak dari sana

"Tunggu! Ini pertemuan kedua kita, jika kita bertemu lagi, berkencan lah denganku Irene."

"Gila.." Gumam Irene mau pergi, namun Wendy lagi-lagi menahan tangan Irene

"Aku butuh jawaban, bukan umpatan.." Wendy berdiri memajukan tubuhnya dan berbisik ditelinga Irene. "Ya atau tidak"

"Ti-tidak..."

"Kita lihat nanti.." Wendy tersenyum
.

.

.

"Benar kata Jennie, lama-lama aku didekatnya bisa gila.."Irene mengibaskan tangannya diwajahnya

"Ini lagi, kenapa sih jantungku bisa berdebar kayak gini..Aishh sial.."

"Kamu kenapa Irene? Wajahmu memerah, kamu demam lagi?" tanya Jennie

"Sudahlah Jen, aku mau pulang saja.."
.

.

.

.

Secuil Tentang Rasa (PART 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang