Gairah Muda

160 16 10
                                    

cuma judulnya doang kok wkwkwk😜

sekali lagi ini cuma ff ygy, gak ada hubungan apapun sama yg di rl

yodahlah cuss baca aja bestie 😘


mari kita ramaikan~















Jadi perempuan itu ternyata serbasalah ya. Ramah dikira kecentilan, diam dikira sombong. Nolak cowok baik-baik dibilang sok jual mahal lah, sok kecantikan lah. Pakai baju tertutup dibilang gak gaul, pakai baju sexy dibilang mau jualan. Ayolah, kemana lagi tempat berlindung para perempuan? Belum lagi tuntutan dari pria yang harus minta ini dan itu. Jujur Rinanda Adhira lagi di posisi itu. Beginilah kisahnya dimulai.



"Rin, aku suka kamu. Ayok kita pacaran!!"


"Maaf, Bim. Aku lagi pingin sendiri.."


"Cihh, sok jual mahal.."

.
.
.

"Rinanda, ayolah jadi pacarku. Aku punya segalanya loh. Kamu pasti happy kok."


"Maaf ya Yud, aku lagi gak kepikiran buat pacaran.."


"Halah, kamu sadar gak sih kamu itu gak cantik, jadi jangan sok nolak!"


Begitulah Rinanda yang selalu di cap gak baik sama laki-laki yang gak diterima cintanya. Konyol bukan?

.

.

.

.

"Nda, lain kali kalau kita keluar kamu jangan pakai baju kayak gini ya. Aku gak suka.."


"Emangnya kenapa? Ini masih aman kok Wen.."


"Iya bagi kamu, tapi mata lelaki itu semua lihatnya ke kamu. Aku gak suka! Kamu cuma punya aku!!"


Padahal Rinanda cuma pakai kaos putih, celana jeans sama sepatu kets doang.


"Jadi aku harus kayak mana Wen? Gak mungkin kan aku pakai hoodie, soalnya ini cuaca lagi ekstrim.."


"Ya gak gitu juga, besok aku beliin baju buat kamu. Aku yang pilihin.."


Rinanda kadang berpikir, kok bisa ya dulu dia terima Wendy Daneswara jadi kekasihnya? Lihatlah tindakannya sekarang buat Rinanda ngelus dada. Itu belum tingkahnya yang lain.

.

.

.

.

Malam minggu waktunya Rinanda sama Wendy buat kencan. Itu udah rutinitas, gak bisa diganggu gugat, titik.


Wendy emang anak orang berada sih, wajahnya good looking buanget. Perhatian, royal, cuma cemburunya kadang suka berlebihan. Karena yang berlebihan itu kan gak baik~ kecuali yang baik-baik. Itu sih pesan mama Fanny buat anaknya Rinanda.


Kalau soal style, Wendy tebas lah. Makanya dia juga cari cewek yang sesuai dong sama yang dia mau. Nah itu dia Rinanda Adhira. Cewek mungil, punya lesung pipi kecil, alisnya yang coklat, plus ituloh senyumnya buat Wendy kadang gak waras!!


"Cantik banget sih pacarnya aku..." Wendy majuin tubuhnya buat nyium Rinanda


"Wen, ntar keburu malam loh. Kamu kan tau batas aku pulang itu jam sebelas malam.." Rinanda tahan tubuh Wendy


"Oke baiklah, letsgooooo cantik.."


Didalam mobil Rinanda cuma diam aja. Wendy yang ngeliat itu nyeletuk..


"Kamu lagi dapet, Nda?" Rinanda noleh ke Wendy


"Kok kamu tau?"


"Iya dong, aku kan udah hapal tentang kamu. Itu dibelakang udah aku beliin coklat kesukaan kamu, tapi nanti aja ya pas pulangnya baru di makan.."


"Iya.."


"Kok gitu jawabnya. Iya Wendy sayang~ gitu dong Nda.."


"Iya sayangnya Rinanda, pemilik hatiku, semestanya aku, eemmuuachhh.."


"Apaan sih kamu Nda.." Wendy salting gess, senyumnya ituloh jujur buat Rinanda mabuk kepayang



"Ciyee, salting pacarnya aku." Goda Rinanda sambil nusuk-nusuk pipinya Wendy yang punya lesung pipi juga


"Sutttt diem ya!" Irene cuma ketawa aja


Gak berasa ngobrol sambil bercanda eh sampai juga di resto favoritnya Rinanda. Wendy ngeluarin ponselnya.


Cekrek


"Duhh cantik banget sih pacarnya aku.."


"Ihh Wen, apaan sih.." Wendy langsung ganti wallpapernya. "Coba liat Nda, cantik kan?" Entah bucin apa lagi yang cocok untuk sebutan Wendy


"Hemm, iya deh iya.."


"Nda, jam tangan yang aku beliin kok gak kamu pakai? Kamu gak suka ya?"


"Aku suka Wen, cuma tadi buru-buru.." Mendadak raut wajah Wendy jadi berubah.


Rinanda harus ekstra sabar lah. Wendy itu kadang sifat keras kepalanya susah buat diencerin. Apa maunya ya harus dituruti. Kadang jadi egois gak sih jatuhnya? Entahlah itu urusan Rinanda.


Sebenarnya udah berapa kali Rinanda minta putus. Cuma si Wendy selalu janji bakal berubah. Kalau enggak ya pengen bundir. Jujur Rinanda takut banget lah. Jadi selama masih bisa di handle ya udahlah. Lagian dia juga udah sayang banget sama anak mama Sica ini. Belum tentu ada yang modelan Wendy kan. Cuma ya emang harus bersabar. Orang sabar pasti kesel wkwk.

.

.

.

"Loh Wen kok kita kesini?" Rinanda bingung, Wendy kok berhentiin mobilnya disini. Tempatnya itu sepi banget, kayak tempat jin buang anak.


"Masih jam setengah sepuluh Nda. Ngobrol-ngobrol disini aja bentar.." Wendy ngeluarin ponselnya


"Kamu lagi pengen apa? Coba bilang.." Wendy lagi buka apl oren terus noleh ke Rinanda


"Enggak mau apa-apa sih akunya. Semuanya kan udah kamu beli buat aku. Kamu jangan boros-boros kayak gitu Wen." Jujur Rinanda gak enak, takutnya Wendy ada udang dibalik bakwan. Terus takutnya nih amit-amit ya kalau putus si Wendy malah ngungkit, kan males banget.


"Buat kamu ya gak apa-apalah Nda. Atau mau buat yang lain?" Wendy senyum nakkal


"Gak usah aneh-aneh ya kamu.."


"Kalau anehnya sama kamu gak apa-apa kan Nda?" Wendy majuin tubuhnya, Rinanda sedikit mundur









tbc~


Secuil Tentang Rasa (PART 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang