Episode 8: 11 Juni (part 2)

658 72 5
                                    

Gladys tidak marah. Ia sama sekali tidak merasakan kemarahan sama sekali. Ia mendengarkan dengan seksama semua cerita Gigi yang membuatnya menatap kekasihnya dari kejauhan dengan pandangan kabur karena air matanya sudah menumpuk ingin segera ditumpahkan.

Anka-nya. Kekasihnya.

Gladys tidak menyangka sama sekali. Fakta yang berbicara berbanding terbalik dengan pikiran negatifnya. Ia melirik ke arah Gigi yang sedang menghapus air matanya sendiri.

Lalu dengan perlahan, Gladys bangkit dan berjalan menuju Anka. Wanita yang terlihat bahagia itu sedang bercengkerama dengan Danisa sembari menatap pantai seperti tidak terjadi apa-apa dalam hidupnya.

Danisa yang pertama menyadari kehadiran Gladys yang mendekat. Keningnya berkerut melihat Gladys menangis saat menghampiri mereka. Anka masih tidak sadar jika kekasihnya sudah berada di belakangnya.

"Cil, lo kenapa nang-"

Gladys tidak menjawab, ia langsung memeluk Anka dari belakang tanpa berkata-kata, hanya air matanya yang memberi jawaban atas seluruh pertanyaan tidak terucapkan. Danisa langsung melihat ke arah Gigi dan memutuskan untuk menghampiri wanita itu.

"Fuck." Gumam Anka yang tidak terdengar oleh Gladys.

Anka lalu berbalik badan, memeluk Gladys dan menempelkan kepalanya di kepala gadisnya itu. Perlahan, ia membuka mata melirik ke arah Gigi yang juga sedang menangis. Gigi sudah memberitahu Gladys. Pikirnya.

"Aku nggak apa-apa." Kata Anka dengan suara bergetar, yang ia sendiri tidak yakin dengan kata yang diucapkannya.

Gladys meresapi kata-kata itu dan tidak mempercayainya sama sekali. Pelukannya di tubuh Anka semakin erat, seperti ia tidak ingin melepaskannya sama sekali.

"What did she tell you?" Tanya Anka pelan.

"Everything." Jawab Gladys masih sesenggukan.

"I'm sorry." Ucap Anka sembari mengecup kepala Gladys.

"Please, stop." Pinta Gladys, meremas kemeja Anka dengan kuat.

Pelukan Gladys mengendur, ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya dan Anka memeluknya dengan kedua tangannya yang kokoh, seolah melindungi gadisnya dari dunia luar.

Dan di saat itu terjadi, pikiran Gladys kembali melayang kepada cerita Gigi yang membuatnya mulai memahami Anka di level berikutnya. Karena Anka tidak hanya menutup diri, tapi ia juga menutup pikirannya.

Batam, 8 Juni

Gigi berjalan tergesa setelah ia turun dari mobilnya. Ia lalu masuk ke rumah kediaman Hadinegara yang disana sedang ada Arka seorang diri saja.

"Karin mana?" Tanya Gigi seperti terburu-buru.

"Atas. Kamarnya." Jawab Arka singkat, heran dengan Gigi mengapa dia terlihat panik. "Kenapa?"

"Gue dapat kabar dari Pak Baskoro dia ke penjara kemarin." Jelas Gigi yang membuat Arka ikut panik.

"Shit." Mata Arka membulat sempurna karena menyadari sesuatu.

Mereka berdua hampir berlari menuju kamar Anka, tidak mengetahui keteledoran mereka dalam menjaga Anka dalam keadaannya yang masih belum baik-baik saja.

"Karin?" Panggil Gigi dengan suara yang dibuat setenang-tenangnya agar Anka tidak curiga kepadanya.

"Ha?" Sahut Anka dari dalam.

"Sibuk? Aku boleh masuk?" Gigi menantikan jawaban Anka dengan menghentakkan kakinya di lantai dengan pelan.

"Masuk aja."

Daily Adventures of Anka and Gladys (gxg) (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang