Episode 62: 10 September

429 56 5
                                    

"Pacaran, yuk?" Ajak Anka tiba-tiba saat ia nongkrong di atas motor Gladys sembari menyerahkan helm gadisnya.

Kening Gladys berkerut. "Kan kita udah pacaran lagi?"

Anka terkekeh pelan sembari memakai helm-nya. "Pacaran dalam artian kita melakukan aktivitas orang pacaran pada umumnya di malam Minggu, Sayang."

"Oh." Gladys langsung membonceng Anka.

"Kamu capek, nggak?" Tanya Anka perhatian.

"Dikit." Jawab Gladys saat Anka mulai men-starter motornya.

"Oke, kamu capek banget pun tetap akan kuajak jalan keliling-keliling dan jajan-jajan nggak jelas. Hahaha."

Plak!

Anka merasakan helm-nya dipukul Gladys dengan gemas. Gadisnya itu kemudian mendekatkan tubuhnya ke tubuh Anka, memeluk kekasihnya dan meletakkan kedua tangannya di paha Anka, sesekali mengelusnya. Persetan dengan pandangan orang-orang di sekelilingnya.

"Sayang mau jajan apa?" Tanya Anka, melirik Gladys lewat kaca spion kiri, seperti biasa, Gladys menyandarkan dagunya di pundak kiri Anka. "Aku pengen jagung bakar."

"Ih, sama. Aku juga lagi pengen jagung bakar." Sahut Gladys, nyengir kegirangan.

"Ngidam, Sayang? Baru kemarin masuk langsung jadi? Gara-gara double combo apa gara-gara quntul-nya?" Tanya Anka iseng.

Plak!

Pukulan di helm-nya Anka rasakan sekali lagi, namun ia dan Gladys terkekeh berbarengan kemudian. Mereka lalu mencari penjual jagung bakar di pinggir jalan serta sekalian berhenti untuk memakannya disana.

"Kamu besok Senin masuk shift apa?" Tanya Anka saat jagungnya menyisakan setengah.

"Ha-hi." Jawab Gladys saat menggigit jagungnya, Anka terkekeh. "Pagi."

"Besok mau nonton apa ke obyek wisata?" Tanya Anka, sekalian membersihkan sisa-sisa jagung yang tertinggal di sekitar bibir Gladys.

"Gigi balik, ya?" Gladys malah mengganti topik pembicaraan.

"Iya. Dadakan. Ada masalah di butik katanya." Jawab Anka. "Jadi besok kamu pengen kemana?"

"Pengen lihat sunrise di Kintamani. Tapi kita kudu berangkat pagi banget." Anka menatap Gladys konyol. "Kan. Kamu pasti nggak mau. Kamu pasti milih ngebo."

"Inget, ya. Dulu aku yang ngajakin kita lihat sunrise di Spot Riyadi pagi-pagi, kamunya yang nggak mau karena milih ngebo. Dan itu masih berlaku juga sekarang. Aku nggak apa-apa. Kamunya sendiri gimana? Sekarang udah jam 11 lebih, kita harus berangkat pagi jam 3-an, 'kan? Kamu nanti ngantuk, nggak? Kecapekan, nggak?"

Gladys memutar bola matanya malas. "Ya udah sejalannya aja besok."

"Sekalian jadi obyek fotoku, ya? Mau?" Tanya Anka, sedikit grogi.

"Kamu ngajakin pacaran tapi masih ngurusin kerjaan. Heran." Gladys menggeleng konyol.

"Enggak, lho. Kan tetap aja aku foto-foto entah kamu yang jadi obyeknya atau bukan." Anka mulai cemberut.

Gladys tersenyum melihat Anka yang sedikit ngambek. "Iya, aku mau jadi obyeknya, Ka."

"Males." Sahut Anka yang membuat Gladys tambah terkekeh.

"Nggak cocok kalau kamu ngambek begini." Cubitan di pipinya membuat Anka melirik sok galak ke Gladys. "Apa? Kenapa? Mau apa? Berani? Hmm? Berani sama aku?"

Anka langsung cemberut memberikan puppy eyes-nya kepada Gladys dan menggeleng. Gladys langsung berdehem tidak jelas melihat Anka yang menurutnya kelewat imut jika sedang memberinya tatapan seperti itu.

Daily Adventures of Anka and Gladys (gxg) (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang