"Cantiknya aku." Sapa Anka saat Gladys berjalan menuju ke arahnya saat pulang kerja.
Gladys manyun, namun juga malu-malu dipanggil Anka begitu di lingkungan kerjanya. Alhasil ia hanya bisa menepuk pundak Anka pelan sebelum membonceng kekasihnya.
"Kamu tadi kemana aja jadinya?" Tanya Gladys saat Anka mulai menjalankan motor kembali ke Denpasar.
"Cuma belanja dan ke mol aja." Sahut Anka sembari melirik Gladys dari spion kiri, gadisnya itu menyenderkan dagunya di pundak kirinya. "Mau makan?"
"Kamu masak?" Tanya Gladys, lalu meralatnya sendiri. "Eh, nggak mungkin. Iya, beli aja."
"Sayang mau apa?" Tanya Anka dengan lembut.
"Ih, jangan kayak gitu nada manggilnya." Protes Gladys, wajahnya memerah menahan malu.
Anka tertawa dibuatnya. "Loh? Kenapa? Kan kamu sayangnya aku." Anka lalu mencubit hidung Gladys sebelum tangannya turun mengusap kaki gadisnya.
"Geli, Ka." Sahut Gladys menahan tawanya.
"Mau dibikin geli yang beda konteks, nggak?" Tawar Anka sembari memainkan alisnya naik-turun.
Gladys langsung mencubit pinggang Anka pelan, menahan malu. "Aku capek, tadi banyak banget customer-nya. Salah kamu sendiri kemarin aku udah siap, kamunya malah tidur."
"Kemarin aku yang capek, Sayang." Anka lagi-lagi mengusap kaki Gladys. "Kamu mau makan apa?"
Gladys nampak berpikir, Anka sesekali meliriknya lewat spion. Ia merindukan momen seperti ini, jalan-jalan malam bersama dengan gadisnya sembari mencari kuliner malam yang mereka sukai.
Damn, sudah berapa lama mereka tidak melakukannya?
"Aku pengen makan Sate Kambing." Ucap Gladys kemudian.
"Sate Kambing it is, then." Putus Anka kemudian.
"Kamu mau makan apa?" Tanya Gladys ganti.
"Samain kayak kamu aja biar gampang dan cepat sampai kost. Kamu capek katanya, 'kan? Biar bisa cepat rehat." Jawab Anka yang membuat Gladys sedikit cemberut.
"Nggak mau itu?" Pancing Gladys.
"Itu apa?" Kening Anka berkerut bingung.
"Ck. Geli-geli yang tadi." Jawab Gladys menahan konyol.
"Oh, besok-besok aja nggak apa-apa. Aku nggak mau bikin kamu tambah kecapekan, takutnya kamu malah drop nantinya." Sahut Anka, Gladys malah cemberut tidak suka yang nampak dari spion motor. "Sayang kenapa?"
"Kemana pacar aku?" Tanya Gladys, bersedekap cemberut.
"Loh? Ini aku Anka, pacar kamu." Anka menoleh sesaat melihat gadisnya. "Kok kamu hilang ingatan?"
"Nggak. Ini bukan Anka pacar aku." Sahut Gladys. "Pacar aku si Anka itu adalah orang yang mesum, nggak peduli aku atau dia lagi capek atau enggak, kalau soal begituan dia nggak pernah nolak. Dan ini bukan Anka yang mesum. Aku nggak suka. Aku nggak mau."
Anka malah tertawa dibuatnya. "Udah, ah. Beli makan dulu abis itu pulang. Besok kamu kerja."
"Kan." Gladys berdecak sebal.
Mengapa Anka sekarang seperti menjaga jarak dengannya? Ia tahu Anka sekarang kembali ke pelukannya. Namun mengapa rasanya masih berbeda? Ada apa? Pertanyaan-pertanyaan itu memutari kepalanya sampai Gladys pusing sendiri. Ia tidak mengerti apa yang terjadi. Anka memang sudah disini, tapi seperti tidak sepenuh hati.
"Kenapa lagi, Sayang?" Anka kini meraih tangan kiri Gladys dan menggenggamnya erat, ia biarkan tangannya menggandeng tangan Gladys selama mungkin, sesekali menciuminya. "Sayang kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Adventures of Anka and Gladys (gxg) (completed)
RomansaTentang kehidupan Anka dan Gladys sehari-hari ketika kehidupan baru mulai menyapa. Baca dulu "Standing With You" biar paham sama jalan ceritanya 😬 Warning: • 18+ • Lesbian (Yg homophobic silakan minggir) Inspired by: The Everyday Adventures of Sam...