Episode 3: 31 Mei

800 71 5
                                    

"Kamu mau ikut, nggak?" Tanya Anka saat ia sudah selesai mengancingkan celana jins-nya.

"Mau kemana?" Gladys menoleh ke arah pacarnya.

"Mau ke Kedai QP (Kyupi) ketemu Nadia." Sahut Anka sembari berjalan mendekat ke arah Gladys.

"Foto?" Anka mengangguk. "Lama?"

"3 hari." Kening Gladys langsung berkerut mendengar itu.

"Kok tiga hari?" Tanya Gladys bingung.

Anka duduk di bibir kasur lalu mengusap lengan Gladys. "Siang ini di Semarang. Besok ke Jogja, nginep sehari."

Mata Gladys bersinar ketika mendengar Anka akan pergi ke Jogja. "Ikut!"

"Gih, siap-siap."

"You're the best." Gladys mengecup pipi Anka sebelum beranjak mengemas baju-baju yang akan mereka perlukan sampai lusa. "Kita menginap di Dagen lagi?"

Anka tertawa mendengar pertanyaan itu, teringat kenangannya bersama dengan Gladys dan bagaimana Arka bisa masuk ke kamar penginapan mereka karena dia punya akses kesana.

"Enggak. Kita nanti tidur di daerah Babarsari aja. Besok aku mau ke kedai Nadia paginya di Seturan, siangnya kita ke Taman Sari dan Keraton sebentar terus sorenya mampir ke JEC, ada festival kuliner disana aku mau cobain semua makanannya."

"Kamu, dan perut gentongmu." Komen Gladys sambil menunjuk Anka dengan hanger yang sedang dipegangnya.

Anka tertawa lepas. "Dan kamu memang wajib ikut sama aku."

Gladys memutar bola matanya malas. "Bucin."

Anka tersenyum, ia kemudian bangkit dan mengecup kening Gladys sebelum keluar dari kamar dan menuju dapur.

"Oi, Babe." Panggil Gladys.

"Ha?" Anka menoleh dengan sedikit kaget karena ia baru saja menelan minumannya. "Apa?"

"Hari terakhir di Jogja mampir ke pantai, yuk?"

Kening Anka berkerut. "Kamu mau ke pantai mana? Di Gunung Kidul?"

Gladys menggeleng. "Di Bantul aja, aku pengen ke Pantai Cemoro Sewu."

"Boleh." Jawab Anka yang mendapat cengiran dari Gladys. "Tapi pagi, ya? Biar siang kita bisa pulang kesini. Lusa sore aku ada acara sama anak-anak studio."

"Iya." Gladys kemudian menghilang dari balik tembok, meneruskan menge-pack pakaian untuk mereka berdua dua hari besok.

"Mau langsung berangkat abis dari kedai Nadia?" Tanya Anka heran dengan ke-optimis-an Gladys.

"Boleh?" Puppy eyes Gladys membuat Anka gemas, ia berdiri di depan gadisnya dengan bersedekap.

"Kamu, dan Jogja-mu." Anka mengecup hidung Gladys. "Iya, nanti malam kita langsung ke Jogja."

"Nggak capek?" Tanya Gladys sok polos. "Aku aja yang nyetir."

Anka menggeleng. "Kalau kamu tahu aku bakal capek, harusnya kamu bilang ke Jogja-nya besok aja. Tapi ini enggak. Kamu malah minta yang nyetir kesana. Modus 'kan, kamunya? I know how you think, Baby."

"Hehehe." Gladys terkekeh aneh. "I love you, though."

"I know." Anka mengangguk. "Udah sana buruan, biar nggak kemalaman kita berangkatnya."

∆ ∆ ∆

Mata Anka bersirobok dengan mata Nadia saat ia baru saja memasuki kedai milik wanita itu. Dengan kode rahasia antar mereka yang hanya mereka berdua ketahui, Anka mengangguk. Nadia tertawa pelan dari kejauhan.

"Nara nggak ikut, Kak?" Tanya Gladys sembari menoleh kesana-kemari.

Nadia menggeleng. "Lagi ada orang tuaku berkunjung ke rumah, nanti aku kena protes kalau kuajak mereka berdua kesini."

"Balik kapan?" Tanya Anka ke Nadia.

"Nanti kayaknya. Udah diteror suruh balik."

"Barengan?" Tawar Anka kemudian.

"Gue bawa mobil sendiri, Ka." Sahut Nadia. "Kalian berangkat kapan emangnya?"

"Nanti mal-"

"Abis ini." Potong Gladys, terlalu bersemangat. Anka menoleh ke arahnya dengan bingung.

Nadia menggeleng heran melihat Gladys. "Ya udah. The sooner the better, right?"

Anka langsung melakukan pekerjaannya ditemani Gladys yang beberapa kali memberi masukan. Dan sesekali Gladys menjadi modelnya untuk mendapatkan kesan yang pas.

"Gue duluan, ya?" Pamit Nadia saat Anka dan Gladys masih sibuk memilah foto.

"Hati-hati. Besok kami ke kedai pagi aja jam 9-an." Sahut Anka yang mendapatkan acungan jari jempol dari Nadia.

"Kamu nanti jalannya mau lewat mana?" Tanya Gladys saat Anka fokus melihat foto-foto hasil jepretannya.

"Magelang. Kenapa?" Tanya Anka tanpa menoleh.

"Muter bentar mau, nggak?" Pertanyaan Gladys langsung membuat Anka menoleh. "Aku yang nyetir, deh."

"Kemana, Sayang?" Tanya Anka bingung.

"Ini kan masih jam 3 sore, dan kita jalan paling jam 4, 'kan?" Anka mengangguk mendengar itu. "Kita ke Solo dulu, yuk?"

"Ngapain?" Kedua alis Anka bertemu di tengah-tengah.

Gladys mengerucutkan bibirnya. "Pengen jajan di Pasar Gede."

Lalu tawa Anka meledak seketika. "Kayak gitu kamu ngejekin aku perut karet, orang kamu suka makan juga, kok."

"Tapi kan makan aku nggak sebanyak kamu. Aku aja sampai kamu makan, 'kan?"

Tawa Anka berhenti seketika ketika menyadari kata-kata Gladys. "Heh! Kalau itu asupan wajib aku."

"Dih, dasar mesum!"

"Hahaha. Tapi enak, 'kan?"

"Eh, siapa bilang?"

"Kamu sendiri setiap aku 'makan' kamu selalu 'ah, enak sayang. Terus, iya, disitu, kayak gitu, heem'. Eleeee, sok-sokan."

"Sayang, ah!" Gladys menutup wajahnya karena malu. "Dahlah, nggak jadi aja."

Anka langsung mendekati pacarnya. "Iya, iya. Kita ke Solo dulu. Tapi biarin aku yang nyetir, ya?"

"Kalau kamu capek, gimana?" Dengan perlahan Gladys membuka lengannya yang ia gunakan untuk menutupi wajahnya.

"Paling tidur awal pas sampai di Jogja."

"Tuhkan, kamu niat ninggalin aku ngebo dulu."

"Lho, piye to? Kok jadi serba salah aku?" Anka menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Jadi gimana? Aku harus gimana? Bilang sini. Aku lakuin."

"Kita ke Solo, kamu nyetir, sampai Jogja tunggu aku tidur dulu baru kamu tidur. Jangan tinggalin aku melek sendirian. Kamu kalau tidur udah kayak orang koma soalnya, susah dibangunin kalau nggak ada niatan bangun sendiri."

Anka tersenyum. "Ya udah, ayo. Kita berangkat sebelum kemalaman sampai sananya."

Gladys tersenyum lalu nyengir. "Sayang Anka."

Anka menatap Gladys dengan tatapan lembutnya. "Sayang kamu juga."

Dan kemudian mereka beranjak, berjalan ke luar menuju parkiran untuk pergi ke Solo sebelum melanjutkan niat mereka 'kembali' ke kota Yogya.

Tempat dimana untuk pertama kalinya mereka merasakan jatuh cinta kepada manusia yang sekarang ini menjadi pasangannya.

Dan tatapan penuh rasa cinta Gladys kepadanya cukup menjadi modal Anka untuk lebih lagi ingin membahagiakan gadisnya, hal yang sudah tertanam di otaknya di detik pertama ia menjatuhkan pilihannya kepada Gladys-nya.

🍀

---------------------------------------

A/N:

Aku terlalu cinta... Jogja 😂

Ada kejutan nanti di Jogja, tunggu aja~ 💅🏻

Daily Adventures of Anka and Gladys (gxg) (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang