Episode 33: 11 Juli (Part 2)

512 59 12
                                    

Mereka bertatapan cukup lama, mengagumi wajah yang berada di hadapan mereka tanpa perlu bertanya-tanya mengapa mereka bisa jatuh cinta seperti yang mereka rasakan saat ini.

"Kamu cantik." Puji Anka, tersenyum kepada gadisnya.

Gladys mengusap tengkuknya menahan malu, kekasihnya ini masih bisa membuatnya salah tingkah hanya karena tatapan matanya saja. Lalu ia tersenyum ke arah kekasihnya yang malam ini terlihat seperti apa yang selalu Putri katakan: ganteng.

Malam ini Anka mengajak Gladys untuk makan di sebuah bistro yang berada di kawasan Kota Lama, memanjakan gadisnya untuk merayakan hari ulang tahunnya yang ke dua puluh lima. Gigi dan Danisa serta Anton sudah memberinya ucapan selamat ulang tahun sedari siang, tapi entah kemana perginya pasangan baru itu sekarang. Mungkin sedang berbulan madu.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Anka kemudian, melihat menu.

Gladys tidak menyahut, ia hanya menopang dagunya dengan tangan kanannya dan menatap Anka sembari menggigit bibir bawahnya. Tidak sadar jika Anka tersenyum geli menatapnya.

"Mau lagi?" Tanya Anka, kembali membaca menu. "Besok izin kerja lagi aja."

Gladys berdehem, tersadar. Anka tertawa kecil. "I was just admiring you, though."

Kini Anka tertawa. "Mengagumi aku? Itu tatapan kamu yang pengen aku tusuk, Sayang."

"Ck, ah." Gladys pura-pura cemberut, Anka meraih pipi gadisnya dan mencubitnya pelan. "Nggak boleh lihat kamu? Ya udah."

"Boleh, Sayang. Boleh." Ujar Anka sembari mengedip ke arah gadisnya. "Arah jam 1 dari aku, dari tadi lihat kamu terus."

Gladys menoleh sedikit, melirik ke arah yang Anka maksud, lalu tersenyum. "Nggak tertarik. Yang di depanku sekarang lebih menarik dari manusia belahan dunia manapun."

"Dan bartender-nya juga ngelirik kamu." Kata Anka yang membuat Gladys menoleh dengan anggunnya, melihat siapa yang dimaksud oleh Anka.

"Cium kamu disini boleh, nggak?" Gladys sengaja mendekat ke arah Anka, membuat wanita yang lebih tua darinya itu tersenyum.

Anka mencubit pipi gadisnya pelan. "Udah sama ceweknya pun masih sibuk lihat cewek orang lain."

"Yang mana lagi?" Tanya Gladys, terus-terusan menatap Anka dengan caranya yang membuat Anka hanya fokus kepadanya, tidak memikirkan manusia lain.

"Dua meja arah jam 3 dari aku." Jawab Anka, memberanikan diri melihat ke arah yang ia maksud. "Aku tahu kamu lebih cantik dari ceweknya dia. Mau makan dengan tenang aja nggak bisa. Hmm."

Gladys tertawa pelan, mengambil tangan kanan Anka dan memainkan cincin hitam di jari Anka serta dengan sengaja memperlihatkan cincin yang sama di jemarinya ke arah orang-orang yang sedari tadi melihat ke arahnya.

"She owns me." Ucapnya pelan, kepada dirinya sendiri. "You own me."

Kini gantian Anka yang berdehem, menenangkan dirinya sendiri karena saat Gladys mengucapkan kata-kata itu, tatapan tajam Gladys menembusnya, membuatnya merasa tidak nyaman di bagian bawah tubuhnya.

"Dan ingat," ucapan Gladys membuat Anka menaikkan kedua alisnya guna bertanya. "Aku belum nge-fuck kamu."

Anka menghentakkan kakinya dengan pelan, mengontrol dirinya sendiri dari pancingan Gladys. Ia kemudian mendekatkan wajahnya ke arah gadisnya. "Kamu nggak perlu sentuh aku aja aku bisa 'keluar' sendiri hanya dengan kehadiran kamu sambil lihat aku dengan tatapan seksimu."

Dan demi apapun yang sedang terjadi malam ini, Gladys merasakan ketidaknyamanan di area tubuhnya yang paling sensitif hanya dengan memandang Anka dan mengingat bagaimana wanitanya itu memanjakan tubuhnya.

Daily Adventures of Anka and Gladys (gxg) (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang