Episode 18: 27 Juni

620 66 21
                                    

Hoodie hitamnya ia tutupkan sampai menutupi kepalanya padahal cuaca siang itu panas, tidak peduli dengan tatapan aneh orang-orang yang melihatnya. Sementara gadisnya sesekali menoleh untuk memastikan dia baik-baik saja.

Anka berjalan menuju pesawat dengan langkah ogah-ogahan. Bukan ogah, tapi rasa tidak nyaman di selangkangannya membuatnya sakit jika berjalan. Gladys yang mengetahui hal itu akhirnya berjalan mengikuti irama kekasihnya yang hampir butuh dipapah sebenarnya karena Anka benar-benar merasakan kesakitan di sekujur kakinya.

"Pegal." Rengek Anka, menggandeng tangan kiri Gladys saat mereka antre mau masuk ke pesawat serta menyandarkan kepalanya di pundak gadisnya.

"Sebentar lagi duduk." Bisik Gladys, tatapannya langsung mengarah ke salah satu pramugari yang matanya tidak lepas memandang Anka.

Gladys berpura-pura membetulkan rambutnya menggunakan tangan kirinya agar terlihat oleh pramugari itu jika ia sedang gandengan dengan Anka. She's fucking mine. Batinnya dengan memberikan bombastic side eyes-nya. Don't you fucking see?

Lalu ia melengos, berjalan terlebih dahulu ke lorong mencari tempat duduk mereka berdua, tangannya masih digandeng Anka, sedetikpun tidak dilepaskannya. Dan begitu tempat duduk mereka ketemu, Gladys membiarkan Anka duduk duluan, di sebelah jendela agar Anka bisa sedikit tenang.

"Udah. Tidurlah kalau mau tidur." Ucapnya kepada Anka yang masih bengong. "Dibuka aja. Nggak gerah?"

Anka langsung membuka tali hoodie-nya, membuka bagian lehernya dan memberikan alasan mengapa ia lebih memilih menutupi semua area kecuali wajahnya. Bercak-bercak merah keunguan itu ada hampir di setiap bagian lehernya, bawah dagu, bahkan di dekat telinganya.

Diam-diam gadisnya ini beringas juga.

Gladys tertawa pelan. "Oke, pakai aja."

Anka memutar bola matanya malas. Ya, mereka memang melakukannya untuk pertama kalinya dengan Gladys yang meng-anu Anka.

Tidak, tidak. Bukan malam dimana Anka mengizinkan Gladys melakukannya, namun tadi malam saat dirasa semuanya sudah sesuai pada perasaan dan momennya. Karena Gladys yang menolak melakukannya malam itu karena Anka akan bekerja di pagi harinya, jadi ia memutuskan untuk menunggu waktu yang tepat.

Dan dimulainya dengan cara yang bisa dibilang sederhana.

[Flashback]

Anka sedang mandi di kamar hotelnya setelah perjalanan pulang yang sangat jauh baginya. Pemotretan itu berlangsung dalam waktu yang singkat karena kondisi cuaca yang tidak menentu, akhirnya mereka hanya pergi ke Bukit Holbung dan Bukit Sibeabea saja.

Malamnya mereka menginap di salah satu penginapan yang ada di Pulau Samosir sebelum memutuskan untuk kembali ke Medan keesokan harinya.

Pintu kamar mandi terbuka, membuat Anka yang sedang berendam di bathtub terkaget. Gladys malah terkikik melihat Anka yang telanjang, pertama kalinya dalam hidup Gladys melihat Anka tidak memakai atasan.

Ya, selama mereka melakukan nanananina, Anka selalu memakai bra-nya dan paling tidak celana dalamnya karena wanita itu memang entah aneh atau bagaimana. Dan mereka menghindari mandi bareng sebelumnya karena satu dan lain hal, karena keanehan Anka terutama.

"Ketuk dulu, lho." Anka langsung menutupi dadanya dengan refleks.

"Sama pacar sendiri harus ketuk dulu?" Gladys menaikkan sebelah alisnya.

"Ya kan aku kaget." Anka bergerak mundur, masih menutupi dadanya.

Gladys hanya tersenyum sebelum melepaskan pakaiannya satu per satu.
"Striptease gratis dari Gladys." Godanya kepada kekasihnya.

Daily Adventures of Anka and Gladys (gxg) (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang