Episode 42: 25 Juli

610 64 4
                                    

Gladys duduk di meja kerja Anka sembari menonton drakor dan memakan beberapa snack yang dibelinya tadi sebelum mampir. Tawanya memenuhi ruangan kerja Anka, membuat beberapa orang yang bersliweran di depan kantor itu menoleh kaget.

"Kenapa, Stel?"

Suara Anka terdengar oleh Gladys, membuatnya menutup aplikasi yang sedang ditontonnya itu dan nyengir kepada kekasihnya yang baru saja selesai bertemu dengan orang.

"Kamu nggak kerja?" Tanya Anka bingung seraya melihat jam di dinding kantornya, pukul 11 siang.

"Kerja, kok. Kan masih nanti." Ujar Gladys dengan suara manja. "Sini. Aku masih kangen."

Anka menaikkan kedua alisnya, sedikit terkejut. "Kan dari tadi ketemu."

Gladys cemberut, bersedekap, menghindari kontak mata dengan Anka. Wanita yang lebih tua itu kemudian mendekat, mengecup puncak kepala gadisnya dan menarik kursi lain.

"Mau apa?" Tanya Anka dengan lembut, meraih kedua tangan gadisnya dan menggenggamnya erat.

Gladys menggeleng manja. "Nggak mau apa-apa."

"Terus?" Tanya Anka lebih lanjut.

"Nggak boleh aku main kesini sebelum aku kerja? Biasanya kamu nggak pernah tanya-tanya. Kenapa sekarang gitu tanyanya? Nyuruh aku berangkat kerja sekarang? Ya udah, aku berangkat aja." Ucapan Gladys membuat Anka melongo.

"Kamu sewot kenapa?" Tanya Anka bingung.

"Ya kamu kayak nggak suka gitu kalau aku kesini. Kenapa, sih? Ada selingkuhan kamu disini? Biar aku nggak tahu, gitu?" Tuduhan Gladys membuat Anka terbahak.

"Gini nih, kalau kubel." Anka mencubit pipi kekasihnya dengan gemas.

"Apa kubel?" Tanya Gladys bingung.

"Kurang belaian. Hahaha."

"Ih. Anka, ah! Ck!"

"Lagian tumben, biasanya kamu kesini kan jam 10an, kenapa sekarang jam 11an?"

"Kamu aja yang nggak tahu. Aku disini udah dari jam setengah 10 malah. Kamunya sibuk sama Mbak Jeje. Empat kali, loh. Kalian ngapain aja?!"

"Oh, udah cobain berbagai macam gaya lah."

"Kaaaaaaa." Gladys merengek manja.

"Hahaha. Apa?"

"Kenapa sampai empat kali?"

"Berarti dia suka sama pelayanan aku. Plus-plus."

"Kamu tuh kenapa, sih?" Gladys menyandarkan kepalanya di dada Anka. "Eh, kok ini jadi agak membesar?"

"Apanya?" Anka mengikuti arah mata Gladys.

Gladys meremas dada kanan kekasihnya yang membuat Anka refleks menghindari. "Ini."

"Heh!" Anka langsung menyingkirkan tangan Gladys dari dadanya. "Geli."

"Ck. Sok-sokan." Gladys berdecak gemas. "Kalau lagi gituan disentuh dikit langsung tegang."

Anka mengusap kepala gadisnya dengan gemas, membuat Gladys tertawa karena iseng kepada kekasihnya. "Kamu tuh, ya!"

"Hahaha. Ka?"

"Hmm? Apa, Sayang?" Anka membelai rambut gadisnya, sesekali menciumi kepalanya.

"Ehm, aku mau tanya." Gladys mendongak, menatap kekasihnya dari sudut yang sedikit susah.

"Iya, tanya apa?" Anka melirik gadisnya.

"Pulang sebentar ke Batam mau, nggak?" Tanya Gladys penuh harap.

Daily Adventures of Anka and Gladys (gxg) (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang