"Sayang." Anka menarik tubuh Gladys agar lebih dekat ke tubuhnya pagi itu.
"Aku harus masuk pagi, Ka." Jawab Gladys yang tidurnya tidak berhadapan dengan kekasihnya. "Bangun, ah. Kamu kan juga mau ke studio katanya? Mbak Jeje lagi? Heran. Tiga kali dia pakai kamu. Acara apaan, sih?"
Anka menenggelamkan kepalanya di punggung gadisnya. "Nanti lah. Sini dulu."
Gladys memutar bola matanya malas kalau Anka sudah manja begini. Heran. Tua, tapi manjanya luar biasa. Ia kemudian berbalik badan, Anka memposisikan kepalanya di dada gadinya, tidur lagi disana.
"Ka?" Panggil Gladys, membelai rambut kekasihnya dan sesekali menciumi kepalanya.
"Hmm?" Anka bergumam.
"Mbak Jeje punya anak?" Gladys merasakan jika Anka mengangguk. "Dia cantik, ya?" Dan lagi-lagi Anka mengangguk. "Ih, sanaan!"
"Moh." Anka memeluk gadisnya erat walau Gladys sedikit meronta. "Masih lebih cantik kamu."
"Mulutmu." Gladys lalu mengusapkan hidungnya di kepala kekasihnya. "Bangun ayo, ah."
"Nanti lah." Jawab Anka yang hampir tidak terdengar karena suaranya kalah karena tertutup dada gadisnya.
"Dasar kebo." Gladys lalu menciumi kepala Anka di segala sisi sampai kekasihnya itu mengomel karena harus bangun dari tidurnya yang masih kurang.
"Jam berapa?" Mata Anka mengerjap pelan.
"Jam setengah enam." Jawab Gladys, membuat Anka memutar bola matanya malas.
"Kepagian, ah. Nanti dulu, mau tidur. Masih ngantuk." Anka memejamkan matanya lagi.
Gladys cemberut, manyun. Selalu seperti itu. Anka selalu meninggalkannya tidur lebih lama padahal sesekali ia ingin ditemani Anka saat membuat sarapan untuk mereka berdua, tapi dasarnya Anka memang tidak peka.
"Ya udah. Tidur lagi aja." Nada dalam suara Gladys yang langsung berbeda membuat mata Anka tiba-tiba terbuka lagi.
"Iya, bentar lagi aku bangun. Jangan ngambek ya, Sayang?" Anka menahan tangan Gladys.
"Tidur aja." Gladys menepis tangan Anka, membuat wanita itu langsung terduduk.
"Iya, aku bangun." Ucap Anka sambil mengerjapkan matanya beberapa kali untuk mengembalikannya ke bumi setelah mengunjungi dunia mimpi.
Namun Gladys sudah meninggalkannya pergi ke kamar mandi. Dan alhasil karena ia masih mengantuk maksimal, ia tertidur lagi dengan posisi kakinya sudah di lantai namun badannya masih di kasur miring ke samping, di tempat Gladys tidur lagi.
Gladys yang menyadari jika Anka tidak mengikutinya dari belakang hanya bisa mendesah gemas. Kekasihnya memang kelewatan suka tidurnya. Kebo akut.
Anka kemudian terbangun setelah ia rasa ia memejamkan matanya lima menit saja. Namun saat ia menatap jam di dalam kamar, matanya terbelalak. Pukul 10 pagi. Gladys sudah sedari tadi berangkat kerja dan tidak mengabarinya.
Damn.
Anka terburu-buru mandi dan menghubungi Stella, untunglah Andre sigap mem-back up Anka untuk pemotretan Mbak Jeje dan anaknya. Dan pilihan Anka setelah ia tidak jadi memotret adalah dengan mengunjungi kekasihnya.
Ia yakin lebih dari 100% jika Gladys kini sedang ngambek. Chat-nya tidak dibalas. Permintaan maafnya tidak digubris dan kehadirannya diabaikan oleh gadisnya itu.
Dan sesampainya ia di Kedai QP (Kyupi), pemandangan yang membuatnya deg-degan itu terjadi lagi. Gladys sedang menggendong Nara dan bercengkerama bersama dengan Tara dan Nadia, sama sekali belum menyadari kehadirannya. Lalu tatapan mereka beradu setelah Anka berjalan mendekat ke bar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Adventures of Anka and Gladys (gxg) (completed)
RomansaTentang kehidupan Anka dan Gladys sehari-hari ketika kehidupan baru mulai menyapa. Baca dulu "Standing With You" biar paham sama jalan ceritanya 😬 Warning: • 18+ • Lesbian (Yg homophobic silakan minggir) Inspired by: The Everyday Adventures of Sam...