Episode 27: 5 Juli (Part 2)

612 67 2
                                    

Mereka berempat duduk di meja makan untuk menikmati sarapan dengan canggung. Lebih tepatnya, Danisa dan Gigi yang merasa canggung. Gladys dan Anka cuek-cuek saja dengan keadaan yang mereka ketahui tadi malam.

Gladys kembali duduk di pangkuan Anka, makan sepiring berdua karena Gladys mengomel jika ia merasa berat badannya semakin bertambah dan ia tidak mau makan banyak-banyak.

"Ngapain sih, diet-diet segala?" Omel Anka. "Makan yang bener, ah."

"Ini kan makan." Gladys mengambil potongan telurnya.

"Tapi nggak segitu juga porsinya, Sayang. Itu kamu cuma makan sepertiga bagian dalam satu piring, loh." Protes Anka lagi.

"Entah, sok-sokan bocil satu itu emang." Timpal Danisa yang membuat Gladys memutar bola matanya malas.

"Karin aja nggak protes kalau lo gendutan, kok malah elo yang sibuk mau diet?" Tambah Gigi, Gladys menenggelamkan kepalanya di pundak Anka.

"Kamu nggak gendutan, Sayang. Nggak usah diet, nggak usah makan sedikit. Kamu mau minta apa, pengen makan apa, bilang. Oke?" Anka mengusap punggung gadisnya, ia merasakan jika Gladys mengangguk. "Udah, ambil lagi nasinya."

Gladys lalu turun dari pangkuan Anka, mengambil sendiri sarapannya walau masih duduk di pangkuan kekasihnya. Ia kemudian makan dengan porsi normal seperti biasa dengan tatapan Anka yang mengiringi setiap sendoknya.

"Hari ini kalian mau jalan-jalan kemana?" Tanya Anka kepada Gigi dan Danisa yang refleks langsung saling berpandangan.

"Terserah Gigi aja." Danisa menunjuk Gigi, yang ditunjuk hanya mengusap tengkuknya dengan grogi. "Kamu pengen kemana?"

"Pengen ke Umbul Sidomukti." Jawaban Gigi membuat Gladys seketika terkejut.

"Enggak." Tolak Gladys mentah-mentah. "Ada mantan pacarnya Anka disana."

Gigi lalu menatap Anka sebelum menahan tawanya. "Mbak Sisil masih kerja disana, Rin?"

Anka mengangguk kikuk, Gladys menatap wajah kekasihnya. "Oh, jadi namanya Sisil? Pakai 'Mbak'?"

"Lanjut makan, Dys." Kata Anka yang enggan membahas masa lalunya.

"Dia cantik, Gi?" Tanya Gladys, beralih ke Gigi yang mengutuk dirinya sendiri.

"Cantik itu relatif, ya." Jawab Gigi, yang kemudian menyadari jika Gladys tidak bisa ia beri info setengah-setengah. "Standar aja."

"Panggilan 'Mbak' ini merujuk ke berapa tahun diatas kalian, Gi?" Mampuslah, kini gantian Gigi yang kena todongan pertanyaan Gladys.

Gigi terdiam sembari mengingat. "Cuma 8 tahun."

"Cuma?" Gladys seketika menoleh ke arah Anka yang pura-pura sibuk makan. "Pas umur berapa kamu pacaran sama Mbak Sisil?"

"21, ya? Atau 22? Aku lupa. Mbak Sisil-nya pas 30." Jawab Gigi, menolong Anka yang raut wajahnya sudah merah padam.

"Berapa lama?" Tanya Gladys lagi, duduknya sudah merasa tidak nyaman di pangkuan Anka karena ia merasakan Anka berkali-kali menggerakkan kakinya.

"Cuma sebentar kayaknya. Iya 'kan, Rin?" Gigi dengan polosnya malah meminta validasi Anka. "1 tahun aja kayaknya."

"Oh, kenapa putus?" Tanya Gladys lagi, lalu ia memutar tubuhnya untuk bertanya kepada kekasihnya. "Kamu kenapa nggak pernah jawab?"

"Gigi jadi juru bicara aku kali ini. Aku mau makan." Jawaban Anka membuat Danisa tergelak di seberangnya.

"Anjir, lo apain Anka sampai dia jadi sering mati kutu gini, Cil?" Pertanyaan Danisa membuat Gladys mengalihkan pandangannya ke sahabatnya.

Daily Adventures of Anka and Gladys (gxg) (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang