Episode 32: 11 Juli

564 58 4
                                    

Kata orang, melakukan hubungan badan di pagi hari itu lebih menggairahkan. Dan memang benar adanya. Yang di bawah sana terasa lebih hangat, lebih rapat dan lebih menarik.

Anka meremas pantat Gladys saat bibir mereka saling menyesap, saling menghisap dan saling ingin mendominasi. Sementara Gladys meremas bagian belakang kepala Anka yang setengah botak, cukup untuk membuat wanitanya itu mendesah pelan.

Lidah mereka bersua di detik kesekian, membuat Gladys menikmati momen itu dengan turut mendesah pelan sembari tangan kirinya perlahan turun ke pundak Anka dan meremasnya saat bagian tubuhnya yang lain merasakan sentuhan yang tak kalah nikmat dari Anka.

Kekasihnya itu menggesek-gesekkan jemarinya di celana jins-nya tepat di daerah kewanitaannya. Jari Anka penuh penekanan, membuat Gladys secara refleks mengangkat tubuhnya dan menempelkan dadanya ke dekat wajah kekasihnya.

Dengan perlahan tanpa sepengetahuan Gladys, tangan Anka satunya sudah melepaskan pengait bra kekasihnya dan mulutnya langsung ganti menyesap buah dada milik Gladys, memainkan pentolan berwarna pink itu dan membuat kekasihnya menggelinjang keenakan, bahkan menekan kepala Anka untuk lebih dalam lagi menghisap dan menjilat putingnya.

Gladys sibuk mendesah, sementara tangan Anka sudah memainkan perannya lagi dengan meraba kancing celana jins Gladys, membuka ritsleting dan meraba sedikit bagian bawah tubuhnya.

Mungkin karena posisinya tidak mengenakkan Anka, ia segera bangkit dan menggendong Gladys menuju ranjang tidur mereka dan merebahkan gadisnya dengan sangat hati-hati. Entah jatuh dimana bra Gladys tadi.

Lagi-lagi mulut Anka menerjang dada Gladys, bergantian dengan tangannya yang meremas serta memelintir puting kekasihnya, membuat Gladys mendesah agak keras sampai ia menutup mulutnya sendiri menggunakan lengannya.

Bibir mereka kembali bertemu saat Anka selesai membuat puting Gladys menegang keras. Kedua tangannya sibuk melepaskan celana jins kekasihnya dan meleparkannya ke sembarang arah, Gladys merangkulkan kedua tangannya di pundak Anka, menikmati posesifnya bibir Anka saat menghisap bibir bawahnya. Ia mendesah seketika.

Dengan perlahan Anka melepaskan kaosnya, Gladys menatap kekasihnya dengan menggigit jari telunjuknya, sekalian menggoda Anka. Dan yang terjadi adalah celana dalamnya sudah terlepas entah kemana, meninggalkan bercak-bercak berkilauan di hadapan Anka.

Dan Gladys masih bertanya-tanya bagaimana Anka bisa membuatnya basah hanya karena ciumannya saja.

Lalu Anka melebarkan kedua kaki gadisnya, kembali menyambangi bibir Gladys untuk diajaknya bersilat lidah lagi namun kali ini tangan kanannya yang langsung bekerja di bawah sana.

Desahan Gladys tak terelakkan lagi tatkala jemari Anka mulai menyentuh klitorisnya, dengan gerakan perlahan namun penuh penekanan, membuatnya menggelinjang keenakan dan mengungkapkannya lewat nafas dan suaranya yang tertahan.

Mata Gladys terpejam, menikmati sentuhan-sentuhan Anka yang selalu bisa membuatnya melayang. Ia bisa merasakan posisi Anka berubah, menjadi di samping kanannya dan dada kanannya mendapat remasan memabukkan yang membuat sensasi kenikmatan itu ia rasakan berbarengan.

Dan disaat ia menikmati kegelian karena klitorisnya dimanjakan, Gladys merasakan dua jemari Anka mulai masuk ke dalam tubuhnya tanpa hambatan. Mulus. Lancar. Tidak menyakitkan.

Gladys mendesah saat masih berciuman, membuat Anka lagi-lagi mengubah posisinya. Ia berada di atas tubuh kekasihnya, memompa gadisnya dari bawah dan tidak melepaskan pagutannya. Refleks, Gladys semakin melebarkan kedua kakinya, memberi kode kepada Anka untuk segera 'memakannya'.

Ciuman Anka lambat laun turun, ke leher Gladys dan meninggalkan beberapa ruam merah keunguan disana, ke belahan dada gadisnya, ke dekat putingnya, ke perutnya, ke paha bagian dalam dan kini wajahnya berhenti di depan bagian kewanitaan Gladys.

Daily Adventures of Anka and Gladys (gxg) (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang