Anka sedikit merasa aneh melihat Gigi dan Gladys berdiri berdampingan saat memasak brunch untuk mereka bertiga. Mantan kekasihnya dan kekasihnya malah akrab, tidak seperti kebanyakan orang lainnya. Ia sibuk memandangi dua tubuh yang pernah dirasakannya itu. Ck.
Dilihat dari belakang Gladys dan Gigi nampak mirip, yang membedakan hanya kini Gladys sering mengikat rambutnya dan Gigi menggerai rambutnya yang dibawah pundak. Tatapan mata Anka menjelajahi tubuh gadisnya yang semakin berisi dibanding pertemuan pertama mereka.
Lalu saat mereka makan bersama, ponsel Gladys berdering, membuatnya sedikit lari menuju kamar tidur dengan tergesa. Kening Anka berkerut bingung, ia seperti orang bodoh di situasi ini. Gelengan kepala Gigi juga membuatnya tambah berpikir keras.
The fuck is wrong with her girlfriend?
Gladys lalu keluar dari kamar memakai hanya memakai hoodie dan celana basket kepunyaan Anka. "Keluar bentar." Pamitnya kepada Anka, mencium pipi kiri kekasihnya dan melambaikan tangan ke Gigi.
"Mau kemana, woy?" Tanya Anka bingung.
"Somewhere." Jawab Gladys sembari mengedipkan sebelah matanya. "Over the the rainbow."
Anka melengos konyol. Ia butuh penjelasan. Sekarang. Bukan ditinggalkan tanpa pesan seperti ini. Gigi yang melihat Anka sewot langsung mencoba menenangkan mantan kekasihnya seperti yang pernah ia lakukan dulu. Anka mengangguk, tetap melanjutkan brunch-nya yang sekarang tanpa selera karena memikirkan tingkah laku kekasihnya.
Agak gila juga Gladys nampaknya karena meninggalkan Anka berdua saja dengan Gigi, yang notabene masih segar kandasnya hubungan mereka. Gigi pun tidak tahu Gladys pergi kemana dan berbuat apa, membuatnya sama-sama terdiam di meja makan sampai kepulangan Gladys, bersama seseorang yang tidak ia duga akan ikut datang.
"Surprise!" Ucap Gladys saat mendorong tubuh Danisa masuk ke dapur.
Mata Gigi langsung melotot dan dia tersedak nasi, membuatnya terbatuk-batuk tidak karuan. Anka hanya menaikkan sebelah alisnya guna bertanya kepada gadisnya namun gelengan kepala Gladys membuatnya konyol.
Danisa dengan sigap mengambilkan air untuk Gigi, membuat Gladys terkikik melihat interaksi di antara keduanya. Lalu Gladys mempersilakan Danisa untuk duduk ikut brunch. Dan dikarenakan kursi hanya tiga, Gladys akhirnya duduk di pangkuan Anka. Ah, romantisnya. Pegal paling nanti dia.
"Gladys ngajakin gue ke Dieng." Ucap Gigi saat ia sudah mereda dari batuk-batuknya.
"Lah, sama." Imbuh Danisa, kini ia saling pandang dengan Gigi.
"Kamu kan kerja." Kata Anka heran. "Kan aku udah bilang nggak usah kerja biar nggak banyak izin. Aku yang nggak enak sama Nadia nanti, Dys."
Gladys menoleh ke arah Anka. "Jadi gini, Anka." Gladys senyum-senyum tidak jelas. "QP (Kyupi) Semarang ngadain acara di Dieng 2 hari 1 malam. Dan aku udah bilang sama Kak Nadia biar Forthright aja yang handle dokumentasi acara itu. Sekalian aja dua manusia ini aku ajakin biar nggak bosen dengan hidup monoton mereka. Gimana? Win-win solution, 'kan?"
Anka memutar bola matanya malas. Pantas saja kemarin Nadia menanyakan kelonggaran jadwalnya di Forthright. Ternyata pacarnya ini yang mengusulkan ide itu. Ah, Gladys. Terlalu peka.
"Nanti gue sama Gigi apa nggak canggung? Itu kan makrab kalian." Kata Danisa yang mendapatkan anggukan persetujuan dari Gigi.
"Ya udah ih, anggap aja kalian asisten Anka. Beres." Gladys menaikkan kedua alisnya naik-turun.
"Pacar lo, Ka." Komen Danisa yang membuat Gladys tertawa.
"Well, she owns me." Sahut Anka singkat, membuat Gladys mengusap leher belakangnya dan berdehem ketika mendengar kata 'kepemilikan' itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Adventures of Anka and Gladys (gxg) (completed)
RomanceTentang kehidupan Anka dan Gladys sehari-hari ketika kehidupan baru mulai menyapa. Baca dulu "Standing With You" biar paham sama jalan ceritanya 😬 Warning: • 18+ • Lesbian (Yg homophobic silakan minggir) Inspired by: The Everyday Adventures of Sam...