BAB 17

583 81 21
                                    

Ahyeon sedang mandi dan Pharita baru saja membaringkan dirinya ketika dia mendengar suara ketukan pintu di depan kamarnya. Mengerutkan kening, Pharita pun kembali duduk dan sedikit heran kenapa orang tuanya makan dengan cepat.

Mungkin karena khawatir? Pikir Pharita sambil berjalan ke pintu dan perlahan dia membuka pintu. Di kejutkan oleh kehadiran yang sebelumnya membuat dia ketakutan, Pharita pun mundur.

“Y-Yeonjun?” Gumam Pharita.

”Halo sayang,” Sapa Yeonjun sambil memperhatikan penampilan Pharita dari atas sampai bawah. “Kau sepertinya sudah tahu tentang kehadiranku sampai bersiap seperti ini, ya? Baju olahraga? Kau benar-benar tahu cara untuk menyambutku, kan?”

“Pergi, Yeonjun! Apa yang kau lakukan disini? Siapa yang memberitahumu aku ada disini?!” Pekik Pharita dan dia memejamkan mata ketika dia berteriak, rasa sakit menghujam dadanya.

“Pharita,” Desah Yeonjun lebih lembut. “Ayo, jangan terlalu keras seperti ini. Aku kemari karena aku merasa kehilanganmu.”

Pharita menggelengkan kepalanya dan terus mundur tapi Yeonjun berhasil meraih tangannya kemudian menariknya dengan keras hingga Pharita kini berada dalam dekapan Yeonjun.

“Tidak, Yeonjun. Kau tidak datang karena kehilanganku. Kau hanya merasa terobsesi dengan olahraga dan ingin melibatkanku dengan obsesimu. Kenapa?” Tanya Pharita sambil berusaha mendorong Yeonjun menjauh darinya. “Karena Karina tidak sanggup mengikuti keinginanmu? Iya?”

“Kau tahu? Di bandingkan Karina, kau jauh lebih baik dan penurut. Jadi tolong, maafkan aku dan jangan bersikap keras, oke? Maafkan aku...” Ujar Yeonjun sambil tetap memeluk Pharita dengan erat.

“Tidak, Yeonjun. Kau sudah menyiksaku. Aku tidak sanggup dekat denganmu lagi.” Balas Pharita dengan ketakutan.

“Aku minta maaf, Pharita!” Kata Yeonjun sambil melepaskan pelukan itu dan menghela nafas. “Aku tahu aku salah tapi... Hanya saja, maafkan aku, oke? Bisa kan kita kembali seperti sebelumnya saja?”

Pharita menggigit bibir bawahnya ketika sedang berpikir apakah dia bisa memaafkan Yeonjun setelah ucapan kasar yang dia ucapkan itu menyakiti hatinya.

Tapi Yeonjun sudah pergi sejauh ini hanya untuk... meminta maaf padanya dan semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua, bukan?

“Aku ingin bertanya, siapa yang memberitahumu aku ada disini?” Tanya Pharita.

“Adikmu! Tapi apakah itu penting? Hanya, maafkan aku saja, tolong?” Dia memohon lagi dan Pharita hanya bisa menatap pria di depannya itu.

Berkedip beberapa kali untuk mengulang satu kata yang diucapkan Yeonjun. Diantara kata maaf yang terus diucapkan berulang kali, satu kata yang menempel di benaknya.

Adiknya.

Adiknya yang memberitahu Yeonjun? Adiknya? Pharita benar-benar terdiam.

***

Eomma, apakah aku boleh mendatangi unnie sendiri?” Tanya Chiquita ketika mereka hendak menaiki lift.

“Kau yakin sayang?” Tanya ibunya sedikit tak yakin. “Aku tidak mau kalian bertengkar lagi seperti kemarin.”

Chiquita menganggukkan kepalanya. Dia sudah yakin karena dia tidak mau keadaannya dengan Pharita terus saja seperti ini. Apalagi dengan keadaan sang kakak yang tengah sakit, Chiquita tidak mau terus saja khawatir dalam diam.

Dia ingin memastikan keadaan Pharita dari dekat.

Jadi, dia memutuskan untuk meyakinkan dirinya sendiri dan ingin berusaha untuk mengabaikan kehadiran Ahyeon.

The flower ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang