Pharita muncul keesokan harinya hanya sekitar 15 menit, ketika Chiquita tertidur. Dan begitu Chiquita bangun tepat 5 menit setelah Pharita pergi, kemudian ayahnya memberitahu bahwa Pharita mampir ke ruangannya, Chiquita merasa kecewa.
Karena benar-benar semalaman Chiquita menunggu kehadiran Pharita sejak ayahnya memberitahu bahwa Chiquita ada kemungkinan kembali normal.
Sebagian dari dirinya merasa senang namun ada sebagian kecil dari lubuk hatinya, merasa... entahlah.
Chiquita merasa hatinya kosong. Kesembuhan ini, anehnya tidak terlalu menggembirakan. Chiquita tidak tahu apa alasannya. Terbebas dari rasa sakit, memang itulah yang selama ini dia inginkan, bukan?
Akan tetapi, Chiquita juga tidak yakin apakah dia benar-benar akan terbebas dari rasa sakit karena rasanya tidak seperti itu.
Entahlah, rasanya seperti dia tidak menyambut kehidupan baru. Ada sesuatu yang mengganjal di dalam dirinya. Hanya saja, Chiquita tidak dapat menjelaskan apa perasaan aneh ini.
“Hei, nak...” Suara ayahnya terdengar dan Chiquita menoleh.
Angin sejuk di sore hari terasa menenangkan, berbeda dengan suasana hati Chiquita yang rasanya masih begitu berantakan.
“Appa,” Sapa Chiquita, menerima pelukan lembut dari ayahnya saat itu.
“Unnie-mu sedang dalam perjalanan menuju ke sini.” Beritahu ayahnya. “Dia baru saja pulang bekerja.”
“Dia kembali pergi ke kantor?” Tanya Chiquita. Aneh, ini tidak seperti biasanya.
“Yah...” Suara Hyunbin terdengar sedih. “Sepertinya begitu.”
Hyunbin sendiri tidak yakin. Orang kantor melaporkan bahwa Pharita hampir seperti dirinya yang gila kerja. Tanpa alasan, secara tiba-tiba. Hyunbin sendiri tidak tahu apa yang menyebabkan Pharita bersikap seperti itu.
“Mengapa? Aku pikir, bekerja dari rumah saja sudah cukup.” Kata Chiquita. Bahkan kedua orang tuanya sejak dia sakit, sering kali hanya bekerja dari rumah.
Kenapa kakaknya pergi ke kantor?
“Aku tidak tahu, nak. Tidak ada yang memintanya untuk pergi ke kantor, percayalah.” Kata Hyunbin pelan.
Lagipula, tidak ada di antara mereka yang fokus dengan pekerjaan sejak Chiquita jatuh sakit. Hyunbin tidak tahu kenapa Pharita tiba-tiba melakukannya.
Chiquita hanya terdiam sampai pintu ruangannya dibuka dan Pharita muncul dengan senyum lembutnya.
Langkahnya ragu-ragu saat dia mendekati ayahnya terlebih dahulu, lalu memberi pelukan singkat padanya.
“Hai, appa.” Sapa Pharita. “Maaf, aku baru saja berbicara dengan dokter Park.”
“Oh ya? Ada apa? Sesuatu sedang terjadi?” Tanya Hyunbin.
Tidak mungkin. Jika ada sesuatu yang bermasalah, sudah pasti dokter Park bicara padanya bukan pada Pharita, kan?
“Aku hanya bertanya apakah akan baik-baik saja membawa Chiquita pergi ke taman selama beberapa menit.” Jawab Pharita.
Mata Chiquita menatap Pharita, kecerahan tanda kebahagiaan terlihat jelas di matanya. Hyunbin jarang sekali melihat mata putrinya bahagia.
Hyunbin mengerti. Pharita adalah sumber kebahagiaannya. Apapun yang terjadi, selagi Chiquita menghabiskan waktu bersama Pharita, putri kecilnya itu akan selalu bahagia.
“Nah, bagaimana menurutmu, Canny?” Tanya Pharita sambil tersenyum, berjalan mendekati Chiquita lalu menggenggam tangan adiknya itu. “Apakah kau ingin pergi ke taman untuk menghabiskan beberapa menit denganku?”
KAMU SEDANG MEMBACA
The flower ✅
FanfictionTerabaikan karena memiliki kakak yang sangat sibuk, Chiquita menempatkan dirinya menjadi sosok gadis yang pendiam. Cenderung menahan semuanya sendirian hingga keadaan tiba-tiba saja berubah. "Aku merindukan kita yang dulu, unnie, bisakah kita kemba...