BAB 48

406 73 18
                                    

Pharita membawa sebuket bunga di tangannya, memeluknya dan membawa ke hidungnya sambil tersenyum lebar.

Mungkin jika orang tidak mengetahuinya, siapa sangka senyum itu terlihat di wajah orang yang sebentar lagi akan menghadapi kematiannya, berkorban demi adiknya saat itu.

Karena begitulah adanya.

Tapi Pharita tidak mau menunjukkan sisa hidupnya dengan kesedihannya. Sudah cukup dia melewati banyak kesedihan saat ini. Sekarang, saatnya dia memperlihatkan kebahagiaan pada semua orang.

“Kau tampak bahagia hari ini.” Seseorang muncul di sampingnya dan Pharita menoleh.

“Pagi, dr. Park.” Sapa Pharita sopan. “Untuk malam itu, aku belum mengucapkan terima kasih padamu.”

“Tidak perlu. Aku bersikap seperti itu karena naluri keibuanku.” Kata dr Park dan itu membuat Pharita tersenyum.

“Benar sekali. Naluri ibu selalu kuat, ya?” Kata Pharita sambil tersenyum manis.

Terkadang, ikatan darah terlihat menakutkan. Meskipun kita tidak mengatakannya secara langsung, orang terdekat terutama orang yang memiliki ikatan darah akan selalu mengetahuinya.

Seperti, bagaimana bisa itu terjadi?

“Aku lihat hubungan dan ibumu membaik pagi ini.” Kata dokter Park.

“Ya. Kami sudah bicara semalam.” Kata Pharita.

Mengingat hal itu, senyum kembali muncul lebar di bibirnya dan Pharita merasa senang luar biasa.

Ada hal baik selalu terjadi pada akhirnya. Mungkin, penutupan hidupnya akan baik dengan ibunya yang akhirnya memaafkan keteledorannya dalam hal menjaga adiknya.

Dan adiknya, tentu saja dia akan kembali sehat seperti semula. Chiquita akan menggapai semua cita-citanya dan setiap langkah yang Chiquita ambil, Pharita berharap Chiquita tahu jika Pharita akan selalu ada di sisinya.

“Kau tahu? Terkadang, aku mengharapkan akhir yang berbeda untuk kalian semua. Kalian tampak seperti keluarga yang luar biasa.” Kata dokter Park, suaranya terdengar sedih.

“Aku juga berharap begitu. Tapi akan selalu ada pengorbanan di balik kebahagiaan.” Kata Pharita, bergumam melamun.

Dia menghentikan langkahnya, menatap dokter Park yang juga ikut menghentikan langkahnya.

“Filosopi siapa itu?” Tanya dokter Park, mencibir main-main.

“Aku.” Pharita terkekeh. “Tapi begitulah. Aku harap, semua orang akan tetap bahagia.”

Tidak akan pernah mudah kehilangan orang yang di sayangi. Tapi, Pharita tahu Chiquita selalu menjadi orang yang lebih kuat di bandingkan dirinya.

Jadi, Pharita yakin Chiquita akan berhasil melewati ini semua dan akhirnya, kehidupan adiknya akan baik-baik saja.

“Kau begitu luar biasa, Pharita. Kau harus tahu itu. Tidak semua orang bisa melakukan keberanian seperti yang kau lakukan, meski pada keluarganya sendiri.”

Pharita tersenyum untuk yang kesekian kalinya, kemudian memeluk dokter Park dengan lembut.

“Terima kasih, dokter.” Kata Pharita, menyandarkan kepalanya di bahu sang dokter dan menghela nafas. “Kata-katamu sangat berarti untukku. Sungguh, terima kasih banyak, dokter.”

“Kau hebat, Pharita.”

Pharita mengangguk, melingkarkan tangannya ke pinggang sang dokter dan merasa tenang dengan usapan yang dia rasakan dari dokter Park saat ini.

The flower ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang