BAB 26

523 72 31
                                    

Saat merasakan seseorang mencium ujung bibirnya, mata itu terbuka secara perlahan. Berharap melihat seseorang yang sangat dia nantikan, Pharita merasa panik saat melihat seseorang yang sangat tidak ingin dia lihat saat ini.

Pharita mencoba bergerak, tapi keningnya mengernyit saat dia merasakan sesuatu yang berbeda di dalam tubuhnya. Ya Tuhan, kenapa ini? Apakah sesuatu terjadi padanya?

“Y-Yeonjun...” Gumam Pharita, menatap pria itu dengan sangat hati-hati seolah dia takut jika Yeonjun melakukan sesuatu padanya.

Dimana semua orang? Dimana Chiquita? Dimana perawat? Kenapa Yeonjun bisa lolos masuk ke dalam ruangan?

Di balik selimut, Pharita mencengkram bajunya sendiri, mulai merasa takut. Dia berharap memiliki kekuatan agar dia bisa mendorong Yeonjun menjauh darinya.

“Hei,” Sapa Yeonjun. Suaranya yang lembut seharusnya menenangkan Pharita. Tapi alih-alih merasa tenang, Pharita semakin panik saat Yeonjun mengusap sisi wajahnya. Dia benci di sentuh pria itu. “Jangan panik begitu, Pharita. Aku datang kesini karena aku khawatir. Maaf, aku baru bisa berada di sampingmu. Semua orang tidak suka aku berada di dekatmu. Aku tidak mengerti kenapa mereka seperti itu. Tapi, kau suka aku menjagamu, kan? Iya kan, Pharita?”

Pharita menggelengkan kepalanya dengan lemah. Matanya berkaca-kaca, memohon agar Yeonjun tidak melakukan sesuatu untuk menyakitinya.

“P-pergi... Yeonjun, p-pergi.” Suara Pharita begitu lemah.

“Oh, sayang... tidak apa-apa, aku mengerti kau masih terlalu lemah. Jangan banyak bicara, oke?”

Pharita menatap sekeliling dengan pandangan panik dan jantungnya berdegup kencang. Tidak, tidak, ini tidak mungkin terjadi.

Bagaimana bisa?

Ini bukan ruangannya! Tempat tidurnya tidak mungkin senyaman ini. Dimana dia saat ini? Dimana?

Seolah tahu jika kini Pharita menyadari dimana dia berada, Yeonjun tersenyum lebar. Pria itu mencondongkan tubuh dan bibirnya menempel di bibir Pharita.

“Jangan khawatir,” Kata Yeonjun. “Dokter pribadiku akan merawatmu dengan lebih baik, sayang. Kau akan baik-baik saja dan setelah ini, kau akan hidup dengan normal seperti sebelumnya, oke?”

“Adikku. Dimana adikku?” Tanya Pharita berusaha menenangkan diri.

Kini, Pharita menyadari bahwa dia tidak ada di Rumah Sakit. Entah dimana dia berada tapi yang jelas, Pharita curiga dia juga tidak berada di rumah pria itu.

Apakah dia berada di tempat terpencil? Gedung yang jauh dari perkotaan? Atau bahkan gedung besar yang tidak di sangka-sangka? Pharita ingin tahu dimana dia berada.

Yang jelas, Pharita ingin setidaknya bisa bicara dan memberitahu adiknya dimana dia saat ini.

“Tidak, sayang. Jangan tanyakan tentang dia atau pengkhianat itu, oke? Saat ini, hanya ada aku dan kau. Jangan pikirkan orang lain.” Kata Yeonjun. Tangan kasarnya tidak pernah berhenti mengusap pipi Pharita.

“Siapa pengkhianat yang kau maksud?” Tanya Pharita bingung.

“Orang yang sebelumnya memberi informasi padaku.” Kata Yeonjun mendesah kesal.

Ahyeon, pikir Pharita. Seingatnya, saat ini hubungan Ahyeon dan Chiquita sudah membaik. Sepertinya, hal itu membuat Yeonjun kesal.

“Kau tidak macam-macam pada Ahyeon, bukan?” Tanya Pharita was-was.

Yeonjun mengangkat bahu dan Pharita ingin tahu, sudah berapa lama dia disini. Dia ingat terakhir kali dia sadar, dia berada di ICU. Kenapa tiba-tiba saja, dia berada di tempat Yeonjun?

The flower ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang