BAB 31

561 91 23
                                    

Chiquita tidak mendengar apapun sisa hari Senin itu dan dia mulai yakin jika Pharita mungkin memaksakan diri untuk bekerja. Dia memutuskan untuk menelepon ayahnya, bertanya apakah dia bisa datang ke kantor.

Jadi ketika ayahnya dengan mudah mengizinkannya, Chiquita pergi menuju kantor dan langsung pergi menuju ruangan kakaknya.

Di ruang kerjanya, Pharita sedang menunduk sambil meremas rambutnya sendiri. Wajahnya tidak terlihat, tapi dari posisinya saja Chiquita sudah bisa menilai bahwa ada hal buruk yang terjadi.

Unnie?” Panggil Chiquita sambil menutup pintu di belakang.

Pharita tersentak. Saat itulah Chiquita menyadari bahwa wajah kakaknya itu sekarang pucat. Pharita menyadari kehadiran adiknya dan langsung bergegas menuju Chiquita, memeluknya dengan erat.

Tentu saja Chiquita terkejut dengan pelukan yang tiba-tiba itu. Tapi, dia tetap membalas pelukan itu.

Unnie, hei, ada apa?” Tanya Chiquita, mengusap punggung Pharita yang terasa tegang.

“Aku merindukanmu.” Kata Pharita, berbisik lembut. Terdengar helaan nafas yang gemetar.

Meskipun Chiquita tidak tahu apakah itu sungguhan atau berbohong, Chiquita tersenyum merasakan hatinya menghangat.

“Mau duduk dan katakan apa yang salah?” Tanya Chiquita lembut.

Pharita menghela nafas dan mengangguk. Mereka berdua duduk di sofa, Pharita langsung menyisir rambut Chiquita saat mereka duduk di sofa.

Chiquita mengerutkan kening, semakin yakin jika ada sesuatu yang salah dengan kakaknya itu. Mungkin Pharita bisa membohongi semua orang, tapi kakaknya itu tidak akan pernah bisa membohonginya.

“Apakah aku tidak boleh merindukan adikku, hmmm?” Tanya Pharita dengan lembut.

Chiquita terkekeh dan mengecup sudut bibir Pharita, mendapati tatapan terkejut dari kakaknya. Kenapa Pharita terkejut padahal kakaknya tahu dia suka menciumnya?

“Aku tidak suka kau berbohong padaku, unnie. Jadi tolong, katakan saja apa yang salah, oke?” Kata Chiquita sama lembutnya.

“Kau memang cerdas.” Gumam Pharita.

“Bukan begitu. Itu karena aku sudah sangat mengenalmu. Aku akan tahu kau berbohong atau tidak.”

Pharita bergumam lagi, kali ini Chiquita tidak dapat mendengarnya. Pharita berjalan menuju kaca besar ruangannya, memeluk tubuhnya sendiri ketika dia melihat banyak mobil berjajar di tempat parkir.

Chiquita berjalan perlahan ke arah Pharita dan memeluknya dari belakang. Dia sangat suka kedekatan mereka saat ini tapi dia tidak suka saat merasakan ketegangan terpancar dari kakaknya.

“Aku tidak tahu apakah aku terlalu berlebihan bereaksi, tapi aku baru saja mendapatkan ancaman.” Kata Pharita, tubuhnya sedikit rileks dalam dekapan sang adik. 

“Ancaman?” Tanya Chiquita bingung. “Siapa?”

“Karina.”

“Siapa Karina?”

“Orang yang menyukai Yeonjun, wanita yang pernah pergi dengan Yeonjun ketika aku sedang sakit.”

Yeonjun lagi? Chiquita mendesis tak percaya. Apakah masalah ini tidak juga selesai? Pria itu bahkan sudah di penjara. Tapi di penjara ternyata tidak juga membuat kakaknya lega.

“Apa yang dia katakan padamu sampai kau sepertinya sangat stress?” Tanya Chiquita.

“Dia bilang, dia akan membebaskan Yeonjun. Dia tidak ingin Yeonjun mendekam di penjara meskipun aku mengatakan apa yang sudah dia katakan padaku.”

The flower ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang