BAB 18

592 77 12
                                    

“Pulang besok? Apa kau yakin?” Tanya Yejin ketika Chiquita pergi ke kamar ibunya untuk memberi tahu tujuannya.

“Ya, eomma. Aku sudah selesai dengan liburan ini. Maafkan aku, aku tahu akulah yang semula ingin pergi berlibur. Tapi, aku juga sudah tidak ingin berada dalam liburan ini.” Ujar Chiquita. 

Teringat lagi dengan ucapan sang kakak yang bukan hanya tidak nyaman dengan Ahyeon tapi juga ada pria yang terobsesi padanya, Chiquita memutuskan untuk lebih baik menyelesaikan liburan ini dengan lebih cepat. 

“Apakah kau bertengkar lagi dengan unnie-mu?” Tanya Yejin dengan nada penuh curiga.

“Tidak, eomma. Kita tidak bertengkar. Dia bahkan ada di kamarku saat ini. Aku hanya ingin pulang saja. Lagipula, unnie sedang sakit. Dia butuh istirahat, eomma.”

Sepertinya mengingat sang putri yang tengah sakit membuat Yejin goyah. Dia mempercayai Chiquita dan akhirnya menganggukkan kepalanya.

“Baiklah. Aku dan appa-mu akan mengusahakan agar kita bisa mendapatkan tiket secepatnya, oke?”

Chiquita menganggukkan kepalanya sambil menghela nafas. Dia sedikit lega karena Pharita tidak harus setiap hari berurusan dengan Ahyeon lagi. Semoga saja setelah dia pulang nanti, Ahyeon tidak akan lagi mengganggu kakaknya.

“Terima kasih, eomma. Aku akan kembali ke kamar untuk memeriksa unnie.” Ujar Chiquita. Mencium pipi ibunya, dia pun pergi dari kamar ibunya itu.

Ketika dia baru saja keluar dari kamar ibunya dan berjalan menuju kamarnya, dia melihat Ahyeon sedang berjalan juga menuju kamarnya. Tentu saja, dia pun langsung mempercepat langkahnya hingga dia dengan tepat waktu berhasil menghentikan langkah Ahyeon yang hendak membuka pintu kamarnya.

“Bukankah sudah kubilang untuk jangan pernah mengganggu unnie-ku? Berapa kali aku mengatakan itu padamu?” Tanya Chiquita sambil menghempaskan tangan Ahyeon begitu saja.

“Ini sudah malam dan Pharita unnie belum juga kembali ke kamar.” Ujar Ahyeon tanpa rasa malu atau rasa bersalah sedikit pun.

Chiquita tidak percaya melihat betapa tenangnya Ahyeon saat ini padahal bisa dibilang, Ahyeon ini telah membuat Pharita bertemu dengan Yeonjun, pria yang menurut kakaknya itu berbahaya.

“Masih punya muka ya kau mencari kakakku setelah kau membuat pria yang sedang kakakku itu hindari datang begitu saja?” Gerutu Chiquita sambil menggelengkan kepalanya.

“Apa maksudmu?” Tanya Ahyeon menunjukkan muka seolah dia tidak mengerti.

“Yeonjun. Aku melihatmu bicara dengan lelaki itu, Ahyeon. Jangan pikir aku tidak tahu apapun tentang itu.”

Tubuh Ahyeon menegang saat itu juga dan Chiquita benar-benar ingin menertawakan wajah pucatnya. Terbongkar sudah kebusukan Ahyeon saat ini dan sekarang, Pharita bahkan sudah mengetahuinya. Ahyeon tidak akan bisa membela diri lagi.

“Apakah... Unnie tahu tentang itu?” Tanya Ahyeon dengan suara yang bergetar. Dia terdengar ketakutan.

“Tentu saja. Menurutmu, kenapa lagi unnie-ku tidak ingin berada di kamar yang sama denganmu?” Tanya Chiquita sambil menghela nafas. “Dengar, Ahyeon. Sebenarnya, aku tidak mau bersikap kasar padamu. Tapi kau benar-benar berbeda. Hanya karena kau menginginkan unnie-ku, kau bersikap jahat. Sebenarnya, kau ini kenapa? Aku benar-benar tidak mengerti.”

Ahyeon menggelengkan kepalanya sambil menatap Chiquita dengan penuh kebencian. Seolah Chiquita telah melakukan hal yang begitu menjijikkan hingga dia berhak memberi tatapan itu padanya.

The flower ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang