Ketika minggu dan bulan demi bulan berlalu, semuanya terasa seperti semula. Chiquita di hadapkan oleh ujian di Sekolah yang berhasil dia jalani dengan baik.
Pharita melakukan hal yang sama. Bukan hanya ujian di kampusnya, Pharita juga berhasil membuat keuangan perusahaan stabil.
Kekurangannya hanyalah satu, Pharita sering lemah. Dia tidak seperti ayahnya yang bisa bekerja hingga larut malam. Meskipun terkadang dia hanya bekerja seperti jam kantor pada umumnya, tubuhnya lelah.
Meski begitu, Pharita hanya butuh waktu tiga bulan untuk membuat perusahaan lebih stabil, jauh dari kebangkrutan.
Ayahnya senang luar biasa. Pria itu bahkan menawarkan banyak hal pada Pharita. Seperti, apakah dia ingin membeli mobil baru, rumah baru sebagai bentuk investasi atau perhiasan baru yang harganya juga tidak main-main.
Tapi, Pharita belum memikirkan apa yang dia inginkan. Dia tidak memiliki masalah dengan mobil lamanya.
Hari ini akhir pekan. Chiquita selesai ujian dengan hasil yang memuaskan. Tapi liburannya membosankan karena tidak ada rencana apapun yang muncul di benak keluarga itu.
“Appa?” Panggil Pharita di sela sarapan mereka.
“Hmmm?”
“Jet pribadi yang baru saja kau beli, bolehkah aku meminjamnya?” Tanya Pharita.
Semua anggota keluarganya menoleh, termasuk Chiquita yang menatap dengan mata terbelalak.
Chiquita tidak tahu menahu jika Hyunbin baru saja membeli sebuah jet pribadi. Apakah perusahaannya saat ini benar-benar berkembang?
Yah, mengingat wajah ceria ayahnya belakangan ini, jelas menjawab semuanya. Namun, Chiquita tidak menyangka, saking berkembangnya perusahaan, ayahnya tiba-tiba saja membeli jet pribadi padahal sebelumnya, ayahnya juga memiliki jet pribadi untuk perusahaan.
“Boleh, Pear. Kau mau pergi ke suatu tempat?” Tanya Hyunbin sambil tersenyum.
Aneh melihat pria itu selalu tersenyum belakangan ini, pikir Pharita.
“Ya, kemana kita pergi? Swiss lagi, bagaimana? Aku pikir, kita juga bisa membawa sahabat kita untuk pergi. Pasti akan menyenangkan.” Kata Pharita sambil menoleh pada Chiquita.
“Aduh,” Gumam Chiquita.
Tiba-tiba, Chiquita teringat tentang liburan mereka terakhir kali. Itu tidak berakhir dengan baik. Chiquita merasa agak takut akan hal itu. Padahal belakangan ini, hubungan mereka sungguh baik-baik saja.
“Kenapa? Kau tidak menyukainya?” Tanya Pharita, mengerutkan kening. Dia mungkin harus membatalkan rencananya jika memang Chiquita tidak suka.
“Bukan begitu, hanya saja, terakhir kali kita liburan...”
“Oh,” Pharita langsung menyadari ketakutan adiknya itu. Sambil tersenyum, dia menggenggam tangan Chiquita. “Tidak akan ada yang terjadi. Yeonjun sudah di penjara. Bulan lalu, pengadilan telah menutup sidangnya, ingat? Dan kita berdua memiliki hubungan yang bagus dengan Ahyeon. Jadi...”
“Aku tahu, unnie. Ini hanya ketakutanku saja.” Kata Chiquita, membalas genggaman tangannya. “Jadi, kau mau pergi ke Hawai?”
“Jika kau mau?” Pharita menanggapi dengan alis terangkat.
“Tentu saja aku mau.” Kata Chiquita, terkekeh sambil memeluk lengan kakaknya itu. “Ayo kita hubungi teman-teman kita dan kita nikmati liburan kali ini, oke?”
Pharita menganggukkan kepalanya, senang dengan respon Chiquita. Sudah lama sejak terakhir mereka liburan yang berakhir dengan hal tidak baik.
Namun kali ini, Pharita berharap tidak ada lagi kejadian tidak menyenangkan yang terjadi selama liburan. Dia ingin bersenang-senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The flower ✅
FanfictionTerabaikan karena memiliki kakak yang sangat sibuk, Chiquita menempatkan dirinya menjadi sosok gadis yang pendiam. Cenderung menahan semuanya sendirian hingga keadaan tiba-tiba saja berubah. "Aku merindukan kita yang dulu, unnie, bisakah kita kemba...