Kegelapan itu perlahan mulai menghilang. Perlahan, mata terbuka dan seolah semua orang yang menunggu langsung berkerumun ke arahnya. Keningnya mengernyit dan dia mencoba untuk bangun tapi tiba-tiba, sakit di kepalanya menghentikan segalanya.
“Chiquita, tenang... kau harus istirahat.” Desak Ahyeon mendorong lembut tubuh Chiquita ke tempat tidur.
Ahyeon?
Tunggu, Ahyeon menjaganya? Melihat sekeliling, dia juga di temani oleh Rami dan Rora yang menunjukkan kekhawatirannya dan menyadari dimana dia berada, dia berusaha untuk bangun.
Tapi, tangan Ahyeon kembali mendorong lembut bahu Chiquita sambil menghela nafas.
“Saat ini, Ruka unnie sedang berada di ruang ICU. Tadi, Pharita unnie bangun dan meminta salah satunya untuk masuk ke dalam ruangan.” Kata Ahyeon.
“Unnie bangun?” Chiquita terkejut.
Kemudian, dia teringat bahwa dia mendapatkan kabar dari perawat jika Pharita tiba-tiba saja sadar. Dan, dia ingat dia sedang berjalan menuju Pharita ketika tiba-tiba saja kepalanya terasa berputar, dia pusing sampai kemudian kegelapan menyerangnya.
“Orang tuamu sudah menyetujui untuk operasi Pharita unnie,” Beritahu Rora sama lembutnya dengan Ahyeon ketika dia berbicara.
“Apakah dia...”
“Sedang di operasi saat ini? Ya. Perkiraan 30 menit lagi, operasinya selesai. Pharita unnie akan baik-baik saja setelah ini.” Kata Ahyeon sambil memeluk Chiquita yang saat ini akhirnya bisa bernafas lega.
Air mata jatuh ke pipinya. Dia tidak sadar seberapa takutnya dia melihat sang kakak berada di ruang ICU. Sekarang, kakaknya itu sudah berada di ruang operasi, semuanya akan baik-baik saja.
Rasa lega menyelimutinya dan dia membiarkan semua orang memeluknya sementara dia menangis.
“Aku ingin pergi ke ruang operasi.” Pinta Chiquita membuat ketiganya melepaskan pelukan. “Aku ingin Pharita unnie melihatku ketika dia bangun nanti.”
“Tentu. Kita bilang dulu pada perawat dan kita temani Asa unnie dan Ruka unnie.” Kata Rami sambil tersenyum. “Sejak tadi, merekalah yang menemani kakakmu di ruang operasi.”
“Bagaimana dengan orang tuaku?” Tanya Chiquita menatap satu per satu sahabatnya itu.
Rami, Rora dan Ahyeon saling berpandangan, seolah takut untuk memberitahu yang sebenarnya pada Chiquita. Tanpa mereka sadari, dengan sikap seperti itu saja, Chiquita sudah langsung mengetahui jawabannya.
Chiquita terkekeh samar. Sungguh gila melihat kedua orang tuanya yang benar-benar tidak mempedulikan keadaan anaknya sendiri yang sakit.
Bahkan dengan dia yang kini terbaring pingsan karena kelelahan, bukannya orang tuanya itu seharusnya sadar bahwa sekarang, anak-anaknya membutuhkan pendamping?
Bagaimana bisa mereka pergi begitu saja?
“Tidak apa-apa, Chiquita. Kita bersama-sama sekarang, ingat? Aku, Rora dan Rami akan membantumu untuk menjaga Pharita unnie. Ada Asa unnie dan Ruka Unnie juga yang membantu.” Ujar Ahyeon dengan lembut dan Chiquita menatap Ahyeon dengan kagum.
Ya Tuhan, apakah ini sungguh Ahyeon? Ahyeon yang sebelumnya bersikap menyebalkan dan membuat dia marah?
“K-kau...”
“Jangan terkejut begitu. Aku tahu aku menyebalkan sebelumnya. Tapi aku mencoba untuk berubah, tahu?” Ahyeon mendorong bahu Chiquita, berpura-pura tersinggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The flower ✅
FanfictionTerabaikan karena memiliki kakak yang sangat sibuk, Chiquita menempatkan dirinya menjadi sosok gadis yang pendiam. Cenderung menahan semuanya sendirian hingga keadaan tiba-tiba saja berubah. "Aku merindukan kita yang dulu, unnie, bisakah kita kemba...