BAB 50

491 90 48
                                    

Chiquita berbaring di tempat tidur ketika Pharita berbaur dengan semua orang malam ini. Malam sebelum dirinya pergi ke ruang operasi.

Senyum lebar di wajah Pharita menunjukkan betapa tulus kakaknya itu dan itu membuat Chiquita diam-diam juga ikut tersenyum.

Ingin sekali melihat senyum itu setiap saat, setiap hari, jika perlu setiap detik. Karena sungguh, menyedihkan jika melihat senyum favoritnya itu hilang dari pandangan. 

“Tidak, tidak,” Rora adalah orang yang membuat perhatian Chiquita teralihkan. “Aku tidak pernah setuju untuk pergi liburan jauh lagi.”

“Tapi kenapa?” Rengek Rami.

Rupanya, semua orang telah merencanakan liburan, termasuk kedua orang tuanya untuk merayakan kesembuhan Chiquita saat ini.

“Karena aku merasa sangat takut. Terakhir kali kita liburan...”

Dan tentu saja, kakaknya yang terlalu lembut itu langsung menenangkan kegelisahan Rora. Pharita mengulurkan tangan, senyum lembut pun terlihat di wajahnya.

“Rora, itu semua sudah berlalu. Chiquita baik-baik saja. Dia akan baik-baik saja. Besok, dia akan menjalani kehidupan yang baru. Ingat?” Kata Pharita, matanya terlihat begitu gembira. 

Seolah hanya dengan membicarakan kesembuhan Chiquita saja membuat Pharita begitu bahagia.

“Aku tahu. Tapi tetap saja...” Gumam Rora.

“Baiklah. Kalau begitu, cari tempat yang lebih dekat saja. Bagaimana? Kau setuju kan unnie?” Tanya Ahyeon pada Pharita.

Pharita tertawa, terlihat agak kaku di tempat duduknya tapi dia tetap mengangguk dan Chiquita memperhatikan setiap gerakan kakaknya itu.

“Jika itu membuat semua orang terutama adikku bahagia, mengapa tidak? Kemana pun kalian ingin pergi, pergilah.” Jawab Pharita.

“Maksudnya, kita semua.” Koreksi Yejin sambil menggenggam tangan Pharita, membuat Pharita menoleh pada ibunya.

Ada sesuatu dari cara Pharita menatap ibunya yang membuat Chiquita tertarik untuk terus memperhatikan.

Ada kerinduan, kesedihan namun juga bercampur dengan kegembiraan yang terlihat di mata Pharita saat ini ketika dia menatap ibunya.

Tatapan yang terlihat begitu dalam hingga tatapan penuh kasih itu bukan membuat Chiquita merasa gembira namun terasa sangat takut.

“Benar,” Hyunbin menambahkan. “Kita semua akan tidur bersama sebagai keluarga lengkap.”

Pharita menggigit ujung bibirnya, matanya melirik Chiquita yang tengah tersenyum. Dan diam-diam mereka saling tersenyum satu sama lain.

Sebuah keluarga utuh yang di dambakan. Chiquita sudah bisa membayangkan betapa indahnya hal itu.

Itu adalah impian Chiquita sejak lama. Butuh banyak kesedihan untuk mencapai titik ini tapi Chiquita senang dengan akhir yang begitu menyenangkan hingga dia tidak bisa berhenti tersenyum.

“Tidak sabar untuk pergi sebagai keluarga yang lengkap.” Kata Chiquita. “Dan bukan bersama orang tua dan kakakku, tapi kalian semua.”

Semua sahabat yang membantu semua kesulitannya sejak awal, Chiquita sangat bersyukur dengan hal itu.

“Tapi, apakah kalian tahu kabar tentang Karina?” Tanya Pharita.

Gelembung kegembiraan lenyap saat itu juga ketika semua orang menghadap Pharita.

“Kenapa dengan dia?” Tanya Chiquita cemas. Terutama, dia tahu wanita itu bisa bersikap gila dengan ayahnya yang menjadi seorang hakim, itu membuat Chiquita cukup takut.

The flower ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang