Sebagai seorang ibu, mendapati putrinya sakit parah jelas membuat hatinya rapuh dan sengsara.
Maka, ketika kabar baik di berikan tentang jalan keluar agar putrinya keluar dari kesengsaraan itu, wajar Yejin merasa sangat gembira.
Tetapi jam demi jam berlalu, kebahagiaan itu luntur karena saat malam di mulai, entah mengapa Yejin merasa gelisah.
Hyunbin ada di sofa sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya, sementara Chiquita baru saja selesai makan malam dan minum obat, kemudian tertidur lelap.
Keadaan yang tenang ini seharusnya membuat Yejin tenang juga. Tetapi, dia merasakan hal sebaliknya. Yejin tidak tahu apa, tapi dia merasa gelisah.
Dia akhirnya berdiri. Gerakannya memancing rasa penasaran Hyunbin yang langsung menoleh dari layar laptopnya, menatap Yejin dengan rasa penasaran yang tinggi.
“Ada apa, sayang? Kau butuh sesuatu?” Tanya Hyunbin, menatap istrinya penuh perhatian.
Dan biasanya, itu membuat Yejin tenang hingga dia akhirnya berjalan ke arah suaminya. Tapi tidak untuk kali ini.
“Aku merasa perlu bernafas, udara lebih.” Kata Yejin, menghela nafas. Menyadari dadanya tiba-tiba terasa sesak.
“Sayang, kau baik-baik saja?” Tanya Hyunbin mulai cemas, menyadari ada sesuatu yang tidak beres dari istrinya.
“Ya, aku hanya... mungkin sedikit cemas karena operasi yang akan di lakukan Chiquita. Meski kita tidak tahu kapan tepatnya, aku merasa cemas.”
Hyunbin langsung meninggalkan semua pekerjaannya dan berjalan ke arah Yejin, menarik istrinya itu dari belakang.
Yejin membiarkan suaminya memeluknya, berharap dia mendapatkan ketenangan yang di butuhkan.
Sayangnya, Yejin masih merasa gelisah dan dia benar-benar membutuhkan sesuatu untuk menenangkan pikirannya.
“Yejin, semuanya akan baik-baik saja. Kita semua akan kembali seperti semula. Kau tidak perlu khawatir berlebihan.” Kata Hyunbin, membisikkan kata-kata menenangkan.
“Aku tahu. Kurasa, aku hanya merasa sedikit takut.” Kata Yejin sambil melepaskan pelukan suaminya. “Bisakah kau menjaga Chiquita? Aku ingin membeli kopi dulu.”
“Tentu saja.” Jawab Hyunbin sambil mengangguk.
“Terima kasih. Apakah kau ingin sesuatu?” Tanya Yejin.
“Tidak. Aku perlu tidur. Jadi, aku tidak membutuhkan kopi.”
Yejin mengangguk, mencium pipi suaminya sebelum dia berjalan keluar, menuju cafetaria dan memesan kopi.
Setelah itu, Yejin tidak langsung kembali ke ruangan Chiquita melainkan berjalan mengelilingi sekitar Rumah Sakit hingga langkahnya terhenti di suatu tempat.
Tepatnya, di taman ketika dia melihat ada dua orang yang sangat dia kenali.
Dokter Park dan Pharita.
“Apa yang sedang anak itu lakukan di taman?” Gumam Yejin, menyipitkan mata berharap mendapatkan penglihatan yang lebih jelas.
Dia hampir melangkah tapi berhenti ketika dia melihat dokter Park tiba-tiba saja memeluk putrinya dan Pharita bersandar di pelukan dokter Park.
Mereka berpelukan cukup lama, tampak nyaman dan ada kegelisahan lain yang entah mengapa di rasakan oleh Yejin saat ini.
Sampai pelukan mereka terlepas, dokter Park mengusap pipi putrinya. Perasaan tidak rela hinggap di hatinya melihat dokter Park dan Pharita sedekat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The flower ✅
FanfictionTerabaikan karena memiliki kakak yang sangat sibuk, Chiquita menempatkan dirinya menjadi sosok gadis yang pendiam. Cenderung menahan semuanya sendirian hingga keadaan tiba-tiba saja berubah. "Aku merindukan kita yang dulu, unnie, bisakah kita kemba...