16

6 2 0
                                    

Happy reading
.

.

.

.

.

_______


"WE TUNGGUIN GUA, INI BAJUNYA NYANGKUT"

Siapa lagi kalau bukan virlin yang berteriak diruang ganti wanita, karena takut di tinggali oleh Ayla dan yang lain.

Yap hari ini mereka ada pelajaran olahraga, sudah pasti mereka harus mengganti seragam ke baju olahraga.

"GAUSAH TERIAK-TERIAK, BERISIK BANGET LO" viola berteriak dari luar ruang ganti baju, mereka sedang menunggu virlin yang sedang mengganti baju, sangat lelet sekali kalau gadis itu mengganti baju.

"Udah lemot, lelet pulak" gerutu Ayla karena sudah menunggu virlin selama 10 menit,namun sang empu tak kunjung keluar

"Udah ayok" ajak virlin yang baru keluar dari ruang ganti wanita, langsung di hadiahkan tatapan horor dari Ayla.

Tanpa satu katapun Sefika berjalan mendahului tiga gadis itu, dan di ikuti oleh Ayla.

"Lelet Lo!!" Setelah berkata seperti itu viola juga ikut meninggalkan virlin yang tengah cengo sendirian.

"Salah mulu gua, heran!" Dengusnya lalu mengejar tiga gadis yang telah meninggalkan dirinya.

Setelah berjalan menyusuri beberapa koridor kelas 10, dengan teriakan histeris dari beberapa adik kelas yang berkeliaran diluar kelas, mereka akhirnya sampai dilapangan sekolah.

Keempat gadis itu langsung mengambil barisan di belakang siswi yang sudah berbaris rapi, dan beruntungnya barisan mereka tertutupi sedikit oleh bayangan pepohonan, membuat mereka berempat tidak terkena matahari yang sangat panas yang bisa menyebabkan kulit mereka terbakar, alasannya 'ntat kulit kami gosong', padahal matahari pagi itu sangat sehat, sungguh gadis-gadis mager!.

Setelah melalukan pemanasan, pak Wawan membagi beberapa kelompok untuk mereka, karena mereka akan mengambil nilai bakset.

"Bapak yang bakal membagi kelompok kalian, nanti kalau kalian yang nyari kelompok, banyak yang gak kebagian kelompok" ujar pak Wawan.

Tentu saja mereka langsung terlihat lesu, padahal jika mereka bisa memilih sendiri, pasti sudah mengantri untuk bergabung pada kelompok cowok-cowok yang bergabung pada eskul basket.

'Yah pak, nanti kami sekelompoknya malah anak-anak beban'

'gak asik dong pak'

'pak Wawan, kami pilih sendiri aja'

'yah, padahal mau sekelompok sama juaan'

Komentar dari beberapa siswi di barisan depan.

"Bjirr, gua mana bisa main basket" nah kan virlin juga ikut-ikutan berkomentar.

Memang benar!, di antara mereka berempat, hanya virlin lah yang bodoh di segala bidang, namun sangat pintar dalam hal bergosip dan menggoda cogan-cogan.

Sedangkan sefika dan Ayla sudah tentu lihay dalam hal tersebut, mereka selalu bermain basket di komplek dekat apartemen Ayla jika memiliki waktu senggang.

Viola?, haa gadis itu juga bisa bermain basket sedikit-sedikit, tapi tidak terlalu jago, namun ia cukup percaya diri saat ini, karena sefika dan Ayla sering mengajarinya, bukan mengajari, sering mengajaknya bermain lalu membuat gadis itu sedikit kewalahan merebut bola.

LUKA LIKU AYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang