30

1 1 0
                                    

Happy reading

.

.

.

.

.

_______

Zakara dan Ayla duduk berdua di ayunan yang berada di taman belakang rumahnya, mereka lari dari amukan singa betina yang tak lain bunda mereka.

Dengan nafas yang masih ngos-ngosan mereka berusaha mengatur nafas, lalu larut dalam pikiran mereka masing-masing.

Zakara yang sibuk memandangi langit dan Ayla, gadis itu malah sibuk memandangi wajah zakara, wajah dengan pahatan yang Sempurna, hidung mancung dan rahang tegas, beserta mata elang nan teduh, siapapun yang melihat zakara pasti akan langsung tergila-gila.

Entah kenapa Ayla tak bisa berpaling dari wajah zakara yang membuat hatinya hangat saat berada di sebelah cowok itu.

Zakara Sadar bahwa Ayla dari tadi memandangi wajahnya, kedua sudut bibirnya terangkat sempurna, sebuah senyuman terbit dari sana.

Hal itu sukses membuat hati Ayla menghangat dan jujur saja Ayla tidak tau apa penyebabnya, ah tidak mungkin Ayla menyukai zakara kan?.

"Aelah diliatin mulu, tau kok gua ganteng" sontak saja membuat Ayla memalingkan wajahnya ke arah lain.

Walaupun tebakan zakara benar, namun tetap saja dia manusia yang sangat pede bukan?

"CK pede banget Lo"

Setelah itu tidak ada yang membuka suara satupun, Ayla sekarang memilih memandangi bunga-bunga yang ia perkirakan pasti di tanam oleh Jesika.

"Kalau Lo di kasih 1 permintaan? Lo mau minta apa" ujar zakara tiba-tiba, entahlah! Ayla tidak tau apa yang ada di pikiran cowok itu.

Ayla mengetuk-ngetuk pelan bibirnya dengan jari telunjuk, seakan memberi isyarat bahwasanya dia tengah berpikir.

"Ehmm... Apaya?" Jawab Ayla, ia menjeda ucapan sesaat.

"Tidak terlahir mungkin" sambungnya pelan, namun masih bisa di tangkap di indra pendengaran zakara.

Zaka beralih menatap Ayla yang sekarang tengah memandangi langit, seakan melepaskan kesedihan gadis itu.

"Kenapa" tanya zakara sembari menaiki sebelah alisnya.

"Apanya?" Ayla malah balik bertanya, tapi tak beralih menatap zakara sedikitpun, ia tau jika ia menatap zakara maka pertahanannya akan runtuh.

Zakara menghembuskan nafasnya pelan.

"Kalau Lo?" Sekarang giliran Ayla yang bertanya kepada zakara.

"Ehm... Ketemu sama adek gua!"

Ayla terdiam sesaat mencoba mencerna ucapan zakara.

"Adik Lo?" Ayla sungguh tidak paham maksud dari zakara, bukannya zakara yatim piatu dan berasal dari panti? Ia mengetahui itu dari Jesika dan Andreas.

"Iya adek gua! Lo pasti bingung kan. Kenapa gua punya adek? Padahal gua yatim piatu, itu karena di umur gua yang masih 9 tahun, ortu gua kecelakaan hingga membuat mereka tewas, namun beruntung gua dan adek gua gak ada saat peristiwa itu, tapi sangat di sayangkan, setelah kejadian itu, gua dan adek gua di taro di panti asuhan sama om dan Tante, dan disaat umur gua 10 tahun, adik gua di adopsi sama orang, dan gak lama setelah itu, gua di adopsi sama bunda Jesika" zakara menjelaskan kepada Ayla dengan senyuman yang tak luntur dari bibir cowok itu, dan dapat Ayla tangkap bahwa senyuman itu sangat mengandung luka yang dalam.

LUKA LIKU AYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang