38

5 1 0
                                    

Happy reading

.

.

.

.

.

.

______

Sudah dari kemarin Ayla belum juga membuka matanya, gadis itu sepertinya sedang bermimpi indah sehingga tak ingin membuka mata.

Disini lah darel sekarang, dia sedang berada dirumah sakit, tepatnya diruangan Ayla, darel baru bisa menemani Ayla sekarang, karena dia tak ingin mendapatkan pertanyaan aneh dari orang-orang, dan ingin leluasa bersama Ayla berdua saja.

Walaupun dirinya harus membolos dari sekolah? Tidak apa-apa!  Membolos sekali tidak akan membuat dirinya tinggal kelas bukan?

Darel memandangi wajah damai Ayla, wajah cantik dengan pahatan yang sangat sempurna itu sungguh tidak bisa di ragukan lagi, siapapun yang melihat pasti sudah pasti akan tergila-gila dengan kecantikan gadis yang masih menutup mata itu, tak terkecuali juga darel, faktanya darel jatuh cinta pada gadis itu pada saat pertemuan pertama, bukan karena parasnya tapi karena sifat gadis itu yang sangat amat menyimpan misteri yang akhirnya ia ketahui juga.

Darel sudah berjanji akan menjaga gadis itu bagaimanapun caranya, apalagi dengan kejadian kemarin saat gadis itu terjatuh karena memanjat tembok, membuat darel menyalahkan dirinya sendiri karena lalai menjaga Ayla, dan mulai besok darel sendiri yang akan menjemput gadis itu kerumahnya dan mengantarkan pulang, walaupun Ayla akan menolak tentu paksaan darel akan selalu membuat Ayla menurut saja.

Darel mengusap lembut punggung tangan Ayla, tak terhitung sudah berapa kali dirinya menciumi tangan gadis itu, berharap Ayla akan marah lalu memukulnya, itu lebih baik dari pada melihat gadis itu hanya menutup matanya.

"Ay, ayo bangun" monolognya sendiri, berharap Ayla akan mendengarkan ucapannya lalu membuka matanya segera, tapi itu hanya sia-sia saja, tidak ada tanda-tanda gadis itu akan membuka mata.

"Lo pintar ay! Dengan rapi Lo nutupin semuanya dari semua orang, sampai-sampai gak ada yang sadar bahwa Lo kancil yang cerdik"

"Gua mau cerita ay, walaupun gua tau Lo gak bisa dengar juga!"

Darel menarik nafas dalam, dia tak peduli jika akan di cap orang gila karena berbicara sendiri.

"Gua gak jahat kan ay, gua udah ingkar janji sama Zela! Lo tau? Gua udah janji sama Zela bakal nikahin dia saat udah dewasa, tapi bodohnya gua malah jatuh cinta sama Lo Ayla, Lo mampu gantiin posisi Zela di hati gua. Gua egois ya? Gua mau Lo tapi gua gak mau kehilangan Zela, entah kenapa gua ngerasa kekosongan yang udah lama hilang, itu kembali saat gua ketemu sama Lo. Gua harap Lo bisa denger ini, gua sayang sama Lo! Tapi apa mungkin? Gua bisa gantiin posisi Haikal dihati Lo? Impossible" darel berkata panjang lebar, seakan meratapi nasibnya yang miris, dia akui bahwa jika di bandingkan dengan Haikal secara finansial dirinya kalah, apalagi dibandingkan secara fisik, sungguh beda.

Haikal mempunyai fisik bak dewa Yunani, wajah tampan yang teduh Haikal mampu memikat semua wanita, sedangkan dirinya? walaupun orang bilang 'semua cowok tampan tergantung tipe cewek saja' tapi apa? Dirinya saja tak bisa membuat Ayla jatuh hati padanya.

'dasar bodoh kau Tama! Bisa-bisanya kau mengkhianati ku' batin seseorang.

Jari-jari lentik Ayla bergerak sedikit demi sedikit, pertanda bahwa kesadaran gadis itu mulai berangsur kembali.

LUKA LIKU AYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang