Happy reading
..
.
.
.
_________
"Kasian yah si darel" ujar virlin lalu melahap baksonya."Iyah, apalagi kata anak PMR lain, kakinya keseleo parah!" Timpal viola memasang tampang ngeri sambil membayangkan betapa sakitnya kaki darel.
Yap! Mereka sekarang sedang berada di kantin, karena sekarang adalah jam istirahat, waktunya mereka mengisi kekosongan perut.
Sefika tak menghiraukan ucapan dua temannya, tetap fokus pada mie ayam miliknya, sesekali mengecek ponsel miliknya.
Ayla?, gadis itu juga sama fokus kepada siomainya, dia fokus menyuap makanannya, takut kecolongan dengan setan.
"Pasti sekarang dia gak bisa ke kantin gara-gara kakinya keseleo" virlin berucap sambil memelaskan suaranya sok iba!.
Haaa, pasti kalian sudah tau kan? Sifat buayanya pasti akan beraksi sekarang!.
Viola menonyor jidat virlin menggunakan garpu miliknya, dan dibalas tatapan tajam oleh virlin.
"Makanya, kurang-kurangin jadi buaya!, mana sama teman sendiri lagi"
"Dih, suka-suka gua kek, darel juga salah satu cogan yang ada di list gua" dengusnya.
"He biji onta!, emang darel mau amalo?"
"Ya siapa tau karena jatoh tadi, dia suka sama gua"
"Bego!, yang keseleo kakinya, bukan Palanya yang kebentok" viola benar-benar dibuat kesal oleh kelemotan virlin.
Virlin memanyunkan bibirnya mendengar ucapan viola, bisa-bisanya gadis itu membuat hayalannya sia-sia.
Tuk
Sefika memukul mukul virlin menggunakan sendok mie ayamnya, yang membuat kuah mie ayam berbekas di bibir ranum milik virlin.
"Udah gua bilang, muka Lo menjijikan!"
Virlin melotot ke arah sefika yang langsung santai memakan mie ayam, tanpa merasa bersalah sedikitpun.
"Bangsat Lo!" Bentak virlin menatap jengkel ke arah sefika, mengambil tisu lalu melap mulutnya yang panas akibat kuah mie ayam sefika yang sepertinya pedas, ralat!, sangat pedas, karena gadis itu memasukan semua cabe yang di siapkan mang jaja di meja.
Tentu saja tak di acuhkan oleh sefika, gadis itu sangat-sangat tidak peduli dengan keadaan, tapi tidak suka melihat muka sok imut milik virlin, kalo katanya 'muka Lo gak ada imot-imotnya, malah mirip pantat kuda'.
"Tapi ya!, ada benarnya sih, gimana kalo darel belum makan?, bisa jadi Farhan gak nganterin makanan buat darel!" Viola berucap lalu kembali melahap bakso miliknya.
Ayla langsung terdiam dan kembali meresapi ucapan viola, ada benarnya ucapan gadis itu, tapi apakah Ayla peduli pada darel?, ah dirasa tidak, dia juga bukan siapa-siapa, Ayla kembali melanjutkan acara makannya yang tertunda.
"Nah itu kata gua!, tau sendiri si Farhan sibuk ngurusin OSIS, apalagi tadi dia di ceramahi abis-abisan sama pak Wawan, pasti dia lagi ngurusin itu!" Virlin berusaha meyakinkan dua gadis yang sepertinya acuh tak acuh dengan keadaan darel.
Ayla lagi-lagi dibuat berfikir oleh ucapan virlin, walaupun dia tak pernah memperdulikan keadaan sekitar, tapi dirinya masih mempunyai rasa iba, apalagi kemarin darel sudah menolongnya dari rasa canggung didepan keluarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA LIKU AYLA
Ficção Adolescente‼️ NO PLAGIAT ‼️ ⚠️ JANGAN LATAH!! JANGAN MEMBAWA-BAWA CERITA LAIN KEDALAM CERITA INI. MOHON JANGAN SAMAKAN CERITA INI DENGAN CERITA ORANG LAIN. CERITA INI MURNI DARI HASIL IMAJINASI SAYA SENDIRI ⚠️ HARGAI KARYA PENULIS, JANGAN LUPA VOTE & KOMENNYA...