37

2 1 0
                                    

Happy reading

.

.

.

.

.

_____

Sedangkan di sekolah.

Sefika sedang berada di toilet sekarang, ia mencoba berfikir tenang, agar tidak marah kepada Ayla, ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa Ayla dan Juna tidak ada apa-apa.

Sefika membasuh mukanya di wastafel, lalu mengeringkan kembali dengan tisu.

Baru saja ia hendak hengkang, Risa datang lalu menghadang jalannya dengan wajah songong miliknya.

"Ngapain Lo?" Tanya sefika terkesan dingin.

"Ah ayolah Ika! Gua cuman mau bicara sama Lo" jawab Risa sambil tersenyum smirk.

"Bicara!" Titah sefika.

Risa mengambil posisi bersender ke dinding lalu menyilangkan tangannya didada.

"Lo udah denger kan? Tidak mungkin Lo gak denger gosip yang udah beredar!"

Sefika tau arah bicara Risa, pasti gosip Ayla dan Juna tadi pagi, tapi sefika berusaha tidak terbawa suasana, ia paham gadis didepannya ini sangat licik.

"Terus?"

"Wow, apalo gak sakit? Mendengar orang yang Lo cinta di tikung sama sahabat Lo sendiri? Sahabat macam apa itu" risa tertawa dengan nada mengejek sefika.

Mati-matian sefika menolak fakta itu, ia tau Ayla bukan orang yang seperti itu.

"Ayla gak kayak gitu! Gausah ngomong yang enggak-enggak" gertak sefika dingin dan mencengkam.

"Ahaha, Lo gak tau sahabat Lo itu gadis seperti apa! Lo tau? Padahal Ayla mati-matian ngejar Haikal kembali! Tapi ternyata dia malah pacaran dengan darel! Lo juga gak tau kan? Ayla putus dengan Haikal karena gadis itu main belakang bersama banyak cowok, jadi kemungkinan besar Juna dan Ayla?"

Sefika kaget mendengar ucapan Risa, tapi di tepisnya jauh-jauh untuk membenarkan ucapan Risa.

Risa tau bahwa sefika tidak akan langsung percaya, untung dia sempat memotret kebersamaan Ayla dan darel kemarin.

Ia mengeluarkan ponselnya lalu melihatnya foto darel yang sedang memegang pipi Ayla, dan Ayla menatap darel.

Sefika terbelalak di buatnya? Jadi selama ini? Ayla gadis seperti itu.

Brak.

Seseorang mendobrak paksa pintu WC membuat Risa dan sefika kaget dan menatap orang itu kompak.

Ternyata itu viola dengan nafas memburu dan wajah memerah menahan kesal, ia mendengar semua ucapan Risa, sungguh gadis yang licik, memanfaatkan suasana untuk mencapai tujuannya.

"Woi bangsat, pinter banget Lo nyari kesempatan" kesal viola lalu mendekat ke sefika.

"Gausah ikut campur" Risa di buat kesal rencananya tak berjalan lancar gara-gara viola.

LUKA LIKU AYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang