50

0 0 0
                                    

Happy reading

.

.

.

.

.

__________

Ayla membuka perlahan matanya, ia mengerjab-ngerjabkan matanya melihat kesana kemari, mencoba mengenali tempat Dimana dirinya sekarang. Yah Ayla tau sekarang, dia sedang berada di UKS dan darel yang berada di dekatnya.

Ayla menghela nafas dalam, lalu membuangnya panjang, ia melirik darel yang menatapnya khawatir, ralate sangat khawatir. Tersirat dari kegelisahan yang tergambar dari wajahnya.

"Ayla, kamu sudah sadar?" Tanya darel, ia berdiri dan mendekati Ayla yang tengah menatapnya datar.

"Kenapa masih disini?" Tanya Ayla sedikit tak suka.

Darel menghela nafas panjang, ia meraih tangan Ayla untuk dia genggam.

"Ayla plis, dengerin aku" titahnya lembut namun penuh penekanan.

Ayla membuang pandangan kesamping, dirinya tak mau bersitatap dengan darel.

"Ay-"

"5 menit" potong Ayla.

"Baiklah" jawab darel pasrah, ia menduduki bokongnya di ranjang UKS yang kosong disebelah Ayla.

"Maaf dan terima kasih" ujarnya ambigu, tentu saja membuat kapasitas otak Ayla yang pas-pasan ngelek.

Ayla mengerutkan keningnya, ia benar-benar tak paham, kenapa cowok itu minta maaf? Dan kenapa cowok itu berterima kasih.

"Fyiuh, maaf tidak mendengarkan ucapanmu. Dan terima kasih kamu tetap milih aku"

"Bukannya Lo gak mau dengerin penjelasan gua? Terus Lo dan Cherly?"

"Cherly menjelaskan semuanya sama aku, dan menunjukan bukti bahwa kamu dan Haikal di roftop tadi"

"Maksudnya?"

"Cherly menguping semua pembicara kamu sama Haikal, bahkan merekamnya, dan dia yang udah nunjukin bukti kalo kamu benar-benar udah gak ada rasa sama Haikal" jelas darel, tatapan darel berubah menjadi sendu, seakan merasa bersalah dengan sikapnya tadi.

"Hmm" dehem Ayla, jujur saja dirinya lega namun masih sedikit badmood untuk berbicara dengan darel.

"Maaf ay, maafin aku pergi gitu aja tanpa dengerin omongan kamu lebih dulu. Aku takut ay, aku takut kamu lebih milih Haikal dari aku. Kita semua tau ay, bahkan semua orang tau, Haikal pernah menjadi orang yang paling spesial di hati kamu. Sedangkan aku? Aku mudah tergantikan Ayla, aku cuman remahan yang dalam satu sapuan bisa tergantikan, aku takut ay, aku gak mau. Aku gak siap, gak mau bahkan gak akan mau buat kehilangan kamu, biarin aku egois ay, aku mau milikin kamu selamanya"

"Maaf ay-"

"Stt... Gak akan rel, gua sayang sama Lo" potong Ayla, ia langsung menarik darel kedalam pelukannya, tak lupa mengusap-usap kepala darel dengan lembut, sampai dia merasa seragamnya terasa basah ulah darel yang mulai menangis.

LUKA LIKU AYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang